Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Pasar gelap senjata api sulitkan penanggulangan terorisme

Posted: 16 May 2014 09:57 PM PDT

Peredaran bahan peledak dan senjata api ilegal masih menjadi kendala serius terkait upaya penanggulangan aksi teror. Oleh karena itu, aparat keamanan harus terus meningkatkan kewaspadaan. 


Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai mengungkapkan, masalah besar yang dihadapi terkait penanggulangan terorisme salah satunya adalah pengendalian peredaran bahan peledak dan senjata api ilegal. Senjata ilegal ini bisa berasal dari penyelunduan maupun dibuat di dalam negeri.

Dia menyebut, salah satu negara yang terdapat pabrik senjata api ilegal adalah Filipina. "Di kita juga ada pabrik senjata rakitan," katanya di Jakarta, Selasa (11/3/2014).


Kondisi geografis Indonesia yang luas, lanjut dia, menjadi salah satu faktor mengapa peredaran senjata ilegal ini susah diberangus. "Kalau dari regulasi sudah ketat, tapi pelaksanaannya yang sulit," urai dia.

Untuk diketahui, saat ini terdapat sejumlah aturan terkait penggunaan, pengadaan, maupun kepemilikan bahan peledak dan senjata api. Di antaranya Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, Peraturan Menteri Pertahanan No 36/2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan, Pembinaan, Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian  Industri bahan peledak, serta Peraturan Kapolri Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengawasan, Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial.

Ansyad menegaskan, aparat keamanan harus betul-betul mewaspadai kemungkinan adanya aksi teror, apalagi saat ini menjelang pemilihan umum (pemilu). "Pemilu itu target terbesar teroris. Jenis teror yang menjadi favorit adalah pengeboman karena menakutkan," paparnya.

Dia menerangkan, pemilu menjadi sasaran teror karena kelompok teroris menentang demokrasi. Gejala teror pemilu ini pun sudah mulai muncul. "Kalau pemilu 2009 lalu belum terlihat, tapi beberapa tahun terakhir terlihat beberapa kasus," ujarnya.

Di antara kasus teror yang berkaitan dengan pemilu tersebut, antara lain saat Pemilukada Aceh 2011, pelemparan bom ke arah Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada 2012, dan sekarang terjadi teror yang berkaitan dengan partai politik di Aceh.

Dia berpesan agar masalah terorisme ini ditangani secara sinergis antara Polri dan TNI. "Teroris harus tahu, kalau dia melakukan teror maka berhadapan dengan keduanya," tuturnya (Sindo)

Kodam Jaya Mendapat Tambahan 51 Unit Kendaraan Baru

Posted: 16 May 2014 09:49 PM PDT

Kodam Jaya/Jayakarta mendapat dukungan 51 unit kendaraan roda empat, untuk sarana transportasi para prajurit guna mendukung tugas di satuan masing-masing.


"Kita patut bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan TNI AD, dalam hal ini Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), atas dukungan yang telah diberikan berupa 51 unit kendaraan roda empat kepada Kodam Jaya," kata Panglima Kodam Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal TNI Mulyono, di Jl. Mayjen Sutoyo no.5 Cililitan Jakarta Timur, Rabu (14/5/2014).

Secara rinci kendaraan dinas yang diserahkan langsung oleh Pangdam Jaya meliputi Kendaraan Angkut Personel ¾ ton single cabin, sebanyak 46 unit diberikan kepada para Danramil di wilayah Jakarta, tiga unit kepada Danki di Satuan Yonif Mekanis Jajaran Brigif-1/Pengaman Ibukota. Sementara satu unit bus VVIP FE 84 yang diberikan kepada Denmadam Jaya guna mendukung sarana transportasi yang sudah ada agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.


Lebih lanjut Pangdam Jaya menyampaikan Pemenuhan dukungan berupa mobil dinas merupakan sarana transportasi yang sangat vital guna meningkatkan mobilitas pelaksanaan tugas terutama dalam pembinaan teritorial di wilayah.

Dengan perhatian pimpinan dan kebijakan distribusi kendaraan dinas tersebut, maka diharapkan kepada para Danramil agar lebih optimal dalam menjalankan perannya demi mendukung tugas pokok Kodam Jaya guna membantu masyarakat disekitarnya yang mengalami kesulitan misalnya mengantar warga yang sakit, dan lainnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya Pangdam Jaya menekankan agar kendaraan operasional yang telah diberikan dapat dipemelihara dan dirawat sesuai ketentuan dengan dilandasi rasa kepedulian yang tinggi, sehingga selalu siap operasional serta memiliki usia pakai yang lama. (Tribun)

Panglima TNI Tinjau Satgas Garda Wibawa Perbatasan RI - Malaysia

Posted: 16 May 2014 09:45 PM PDT

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Jumat (16/5) meninjau Satuan Tugas (Satgas) Garda Wibawa -14 Pengamanan Perbatasan Laut RI-Malaysia di Kalimantan Utara.

Panglima TNI Tinjau Satgas Garda Wibawa Perbatasan RI - Malaysia

Menurut Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir, dalam rilisnya, mengatakan kedatangan orang nomor satu di TNI itu untuk meninjau keadaan prajuritnya yang sedang melaksanakan tugas sebagai garda terdepan pengamanan perbatasan wilayah laut antara Republik Indonesia dengan pemerintah Malaysia.

Setelah menempuh perjalanan dari Jakarta-Balikpapan Panglima TNI melanjutkan perjalanan tugasnya menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Setibanya di kota Tarakan Panglima TNI istirahat sejenak di VVIP Room bandara Juwata, kemudian langsung mengadakan peninjauan dengan menggunakan 2 buah helikopter bel milik TNI AL dan KRI.


Dalam peninjauan itu Panglima TNI didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Dr.Marsetio, Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono S.H.M.Hum, Pangkohanudnas serta para perwira tinggi TNI lainnya. Tempat yang ditinjau oleh Panglima TNI itu antara lain Satuan Radar (Satrad), Pangkalan Udara TNI AU (Lanud), Pos Sei Manggaris, Sebatik dan Mess Marinir, Pos Sei Pancang, Pos Adji Kuning dan Karang Unarang.

Usai peninjauan ke Pos Ajikuning Panglima TNI melanjutkan peninjauannya ke Karang Unarang dengan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Surabaya-591 yang sedang berada di perairan sekitar Ambalat. Di KRI Surabaya-591 Panglima TNI diterima oleh Komandan KRI Surabaya-591 Letkol Laut (P) Rizki.H.

Di KRI Surabaya-591 Panglima TNI menerima Paparan tentang kondisi terakhir perairan Ambalat yang disampaikan oleh Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur Laksma TNI Aan Kurnia. S. sos di loung room perwira. Selain itu juga Panglima TNI menyaksikan situasi dan kondisi perairan karang unarang dari atas KRI Surabaya-591juga menyaksikan fly pass 2 pesawat sukoi dan 1 pesawat patroli maritim.

Pada kesempatan itu juga Panglima TNI memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit yang tergabung dalam Satgas dan berada di KRI Surabaya-591dengan didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio dan Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono SH. M. Hum. (Tribun)

Densus Antiteror tangkap 9 terduga teroris

Posted: 16 May 2014 09:41 PM PDT

Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri menangkap sembilan terduga teroris. Para terduga ditangkap dari operasi yang dilakukan Densus di tiga daerah di Jawa selama empat hari sejak Senin 12 Mei 2014 lalu.


Personel antiteror bergerak dari Indramayu, Jawa Barat kemudian ke Lamongan Jawa Timur dan Klaten Jawa Tengah. Mereka yang ditangkap ialah teroris jaringan Poso yang dipimpin gembong teroris Santoso. Sementara itu ada dua terduga yang masih buron.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie menjelaskan pada Senin (12/5) di Indramayu, Densus menangkap Rifki alias Bondan alias Royan.  Buronan kerusuhan Poso dan bom tentena 2005 ini ditangkap di Rumah Makan Taman Selera Pantai Utara Indramayu. Rifki ditangkap sekitar pukul 13.30 WIB.


"Dia alumni kamp pelatihan di Moro, Filipina Selatan," kata Ronny di Jakarta, Kamis 15 Mei 2014.

Esoknya, Densus bergerak di Lamongan. Di Jalan Blimbing Raya Kecamatan Paciran, Lamongan, tim menangkap Ramuji alias Kapten alias Ahmad.  Ronny menjelaskan, terduga terlibat pelatihan teroris ala militer di Poso. "Dia juga penyuplai logistik teroris di Poso," ujarnya.

Penangkapan dilanjutkan keesokan harinya di Klaten Jawa Tengah. Tim Densus menangkap Salim alias Ustad Yahya yang merupakan buronan kerusuhan Poso bom Tentena 2005.

Salim juga alumni camp pelatihan Moro di Filipina. "Ada dua orang yang kita tangkap, Salim kita tangkap bersama seseorang bernama Setiawan," ungkap Ronny.

Belum dijelaskan secara rinci identitas Setiawan. Menurut Ronny dia tengah dalam pemeriksaan intensif tim Densus. Kemudian pada hari ini,  lima orang terduga yakni Arif alias Tomy, Selamet, Rofiq, Arifin dan Yusuf ditangkap di Klaten. "Penangkapan mereka adalah hasil pengembangan tersangka Rifki dan Yahya," papar Ronny.

Beberapa barang bukti diamankan dari lokasi penangkapan di sebuah bengkel di daerah Trucuk Klaten. Di sana, polisi menemukan dan menyita 15 senjata api laras panjang kaliber 7 milimeter, dua senjata api pendek kaliber 7 milimeter, 1 crosbow, 1 panah, 5 bilah samurai, 6 bilah pedang sedang, 25 pisau lempar.

"Kami juga menemukan dokumen pembuatan bom. Untuk selanjutnya masih dilakukan pengembangan dan penggeledahan lanjutan di beberapa tempat lain," ujarnya. (Sindo)

BNPB Sewa Empat Helikopter Multiguna

Posted: 16 May 2014 09:25 PM PDT

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyewa empat helikopter multiguna (2 Mi-171 dan 2 Mi-8MTV-1) dari AAL Group Ltd  Sharjah, Uni Emirat Arab. Heli berukuran besar ini akan digunakan untuk penanggulangan bencana asap di Sumatera dan Kalimantan dalam enam bulan ke depan.


Keempat heli diangkut menggunakan pesawat kargo raksasa An-124 Ruslan dan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu petang pukul 17.35 WIB, tanggal 7 Mei 2014.

Presiden Direktur Pegasus Air Service, Kabul Riswanto, selaku mitra dari Indonesia untuk pengadaan heli Mi-171, mengatakan dua heli akan ditempatkan di Pekanbaru, satu di Pontianak, dan satu lagi di Palangkaraya. "BNPB menyewa heli tersebut berikut pilot dan teknisinya, total sebanyak 28 orang," jelasnya.


Country Manager AAL Pacific, Donnie Armand, mengatakan AAL yang berpusat di Sharjah telah memiliki pengalaman mengoperasian Mi-171 dan Mi-8 untuk berbagai misi di berbagai kawasan di dunia. "Heli ini selain mampu mengangkut personel dan kargo, juga didesain untuk melakukan misi pemadaman api. Pengoperasian di Indonesia merupakan yang pertama kali bagi AAL," ujarnya. 



 Proses bongkar muat empat heli Mi-171 dari An-128 dilaksanakan pada Kamis kemarin. Selanjutnya bagian-bagian heli yang dicopot dirakit ulang dan akan diuji terbang terlebih dahulu sebelum dioperasikan oleh BNPB. (Angkasa)

TNI lebih waspadai Natuna ketimbang Ambalat

Posted: 16 May 2014 09:12 PM PDT


    "Kami cenderung memperhatikan Natuna karena perubahan-perubahan situasi di Laut China Selatan memiliki potensi instabilitas."


Balikpapan (ANTARA News) – Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan TNI saat ini justru melihat potensi konflik lebih besar ada di Kepulauan Natuna, Riau Kepulauan, ketimbang di Ambalat, Kalimantan Utara.

Panglima Jenderal Moeldoko hadir di Balikpapan hingga Jumat pagi untuk transit sebelum bertolak ke Ambalat guna menyaksikan pelaksanaan Komando Tugas Operasi Gabungan (Kosgasgab) Ambalat 2014, sebuah operasi yang disebut Jenderal Moeldoko sebagai operasi wibawa.

"Kami cenderung memperhatikan Natuna karena perubahan-perubahan situasi di Laut China Selatan memiliki potensi instabilitas," sebut Jenderal Moeldoko.

Kepulauan Natuna ada di barat laut Pulau Kalimantan, masuk ke dalam Provinsi Kepulauan Riau, walaupun lebih dekat kepada Kalimantan Barat, berada di ujung Selat Karimata di utara, atau di selatan Laut China Selatan. Natuna menjadi titik sempadan laut bagi Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Vietnam. Wilayah ini memiliki kandungan minyak dan gas yang sangat kaya.

Jalur ini juga rute pelayaran yang ramai, yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar di utara seperti Hongkong, Taiwan, Korea, hingga Jepang dengan Singapura di selatan.

Ambalat ada di timur laut Kalimantan Utara. Terutama di sekitar perairan Karang Unarang, pernah menjadi tempat militer Malaysia dan Indonesia saling unjuk kekuatan menyusul provokasi Malaysia pasca kemenangannya atas klaim Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan, dua pulau eksotis di perbatasan kedua negara yang juga tak jauh dari kawasan itu.

Operasi Garda Wibawa

Komando Tugas Operasi Gabungan Ambalat 2014 adalah operasi gabungan pengamanan perbatasan oleh TNI AL dan TNI AD serta TNI AU. Panglima TNI mengunjungi pelaksanaan operasi itu selama sehari pada Jumat (16/5).

Saat ini perbatasan darat sedang dijaga oleh Batalyon Infanteri 100 Raider dari Sumatera Utara sejak Januari lalu.

Selama 4 bulan lebih bertugas, menurut Komandan Batalyon Letkol Inf Safta Ferryansyah, prajuritnya tak kurang dari 7 kali mencegah dan mengamankan upaya-upaya penyelundupan, mulai dari minuman keras ilegal hingga narkoba, yang coba dibawa masuk ke Indonesia.

Ancaman-ancaman seperti inilah yang disebut Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, yang membawahi Kalimantan Utara, Kalimantan Timr, dan Kalimantan Selatan, sebagai ancaman perang hibrida.

"Bukan perang konvensional militer lawan militer, tapi melemahkan kita melalui ekonomi, termasuk perpecahan antara sesama kita, dan kegiatan-kegiatan ilegal tersebut," tegasnya dalam beberapa kesempatan. (Antara)

Penempatan Dua Apache di Kaltim Tak Ideal

Posted: 16 May 2014 09:35 AM PDT

Dalam rangka meninjau berjalannya operasi gabungan, yang bersandi Operasi Garda Wibawa di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia, yakni di perairan Ambalat, Kaltim, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko beserta jajarannya turun langsung memastikan bahwa operasi tersebut berjalan dengan baik.

Penempatan Dua Apache di Kaltim Tak Ideal

"Agenda kami ini ingin melihat berjalannya Operasi Garda Wibawa yang dilakukan operasi gabungan,  baik operasi laut dan operasi udara. Jika sebelumnya memang berjaalan sendiri-sendiri, kini kami satukan," Moeldoko saat di Balikpapan, Kamis (15/5) sore.



Operasi Garda Wibawa, lanjut Panglima, dilaksanakan untuk menjaga perbatasan laut dan udara wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Sekaligus juga khusus di daerah perbatasan jalur darat akan kita tinjau. Kita tinjau satu hari saja besok (hari ini, Red.)," ujarnya.

Terkait penambahan alat utama sistem pertahanan (alutsista), dia mengatakan,penambahan alutsista akan dilakukan secara bertahap. "Untuk saat ini alutsista yang su-dah ada akan digeser ke wilayah-wilayah yang su-dah ditentukan," ujarnya.


Terkait rencana sebelumnya, bahwa Kaltim akan dijadikan wilayah penempatan dua unit helikopter AH-64D Apache, Panglima menegaskan, Kaltim belum ideal. "Kita akan tempatkan di Natuna dikarenakan perubahan laut yang ada di Cina Selatan perlu diantisipasi apabila ada situasi instability. Di sana pasti akan memunculkan spillover, nah spillover itulah yang perlu diantisipasi," tandasnya. (Korankaltim)

TNI AD Berdayakan Kopassus Jadi 'Hacker'

Posted: 16 May 2014 09:29 AM PDT

Mabes TNI AD akan memberdayakan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebagai hacker. Mereka akan mendapat pelatihan teknologi informasi komunikasi (ICT) untuk mengamankan sistem keamanan negara.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Budiman

Kepala Staf TNI AD, Jendral Budiman mengatakan, penguasaan teknologi informasi (IT) bagi prajurit sangat penting. Karena kemampuan pertahanan dan keamanan bergantung pada pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kami akan berdayakan kopassus karena pada level pengembangan, mereka rata-rata memiliki kemampuan IQ yang tergolong tinggi," kata Budiman dalam jumpa pers nota kesepahaman (MoU) antara Mabes TNI AD dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII),  Jakarta, Jumat (16/5).


Dia menambahkan, satuan TNI AD kerap kali menjadi incaran pera peretas di dunia maya. Pertempuran antarnegara ke depan pun tak lagi ditentukan persenjataan berat, tapi penguasaan teknologi. Karenanya, TNI mengadakan MoU dengan FTI.

Ia menyatakan, selama ini sudah melangsungkan kerja sama dengan para ahli IT. Meski pun belum ada kesepakatan formal. Dengan adanya kesepahaman itu, maka prajurit TNI AD akan memperolah pelatihan kemampuan ICT.

"Saya juga berharap, adanya kerja sama ini akan menghasilkan kemandirian sistem ICT TNI AD. Kami tidak mau terus menerus bergantung pada teknologi asing," ujar dia.

Di negara maju, katanya, militer yang memulai riset untuk menemukan teknologi terbaru. Kemudian mereka menyerahkan itu ke pemerintah dan kemudian dijual ke negara sekutu. Terakhir dibuang ke negara yang dianggap kurang mampu.

TNI AD enggan memanfaatkan teknologi buangan yang dinilai ketinggalan zaman. Apalagi kepemilikan asing akan membuka peluang Indonesia untuk disadap. Itulah alasan TNI harus mandiri dan prajurit perlu belajar bagaimana percepatan pengembangan IT.

"Sekarang ini, kami tengah mengembangkan base transceiver station (BTS) di setiap daerah perbatasan, dan tantangan FTII ke depan adalah mengembangkan nanosatelit," kata dia.

Ketua Umum FTII, Sylvia W Sumarlin menambahkan, sudah bekerja sama melakukan pembinaan dan pelatihan hacking ke 30 perwira tinggi, dengan target 100 orang.

Sementara MoU kali ini akan memfokuskan diri untuk membantu pengembangan teknologi TNI AD. "Semua teknologi yang dipakai bernuansa lokal, mulai dari sistem aplikasi dan hardware-nya," ujar Sylvia.

Sekjen FTII, Irwin Day menambahkan, setiap hari TNI AD menerima sekitar 42 ribu serangan peretas. Mereka umumnya mengincar malware. Aplikasi tersebut bisa memberikan akses pembuat program untuk masuk ke komputer dan mengoperasikannya untuk kepentingan mereka.

"Selain itu adalah scanning jaringan, di mana mereka mencari kelemahan jaringan TNI AD untuk diserang," ujar dia.  (ROL)

Langgar Wilayah Udara RI Pesawat Cessna Australia dipaksa turun di Kupang

Posted: 16 May 2014 09:22 AM PDT

Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal Muda TNI Hadiyan Suminta, menyatakan, satu Cessna 172 teregistrasi Australia dipaksa mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Eltari, Kupang, NTT.

Pesawat Cessna (ilustrasi)

"Pesawat terbang ringan itu sengaja melanggar wilayah udara kita dari arah Australia, kemarin siang," katanya, di Tarakan, Kalimantan Timur, Jumat.

Dia menyatakan, Cessna 172 itu dideteksi jajaran Satuan Radar 226/Buraen, Kabupaten Kupang, kemarin siang.


"Kami tidak kerahkan kekuatan udara untuk menyergap. Kami kontak mereka melalui radio untuk mendarat segera di Eltari dan mereka ikuti perintah kami," katanya.  (Antara)

KSAD: Teknologi Informasi TNI AD Anti Blok

Posted: 16 May 2014 09:16 AM PDT

Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman mengatakan, TNI AD berkomitmen untuk mandiri dalam teknologi pertahanan. Dengan kemandirian itu, risiko TNI AD untuk didikte kekuatan asing bisa dihindarkan.

KSAD: Teknologi Informasi TNI AD Anti Blok

"Kalau terus tergantung dengan (teknologi) asing, maka mudah diganggu, kita makin mudah dibelokkan. Untuk itu, kami harus kuasai teknologi militer," ujar Jenderal TNI Budiman di Mabes TNI AD, Jumat 16 Mei 2014.

Menurut Budiman, potensi penguasaan teknologi militer yang dimiliki Indonesia tergolong besar. Indonesia bisa mengoptimalkan teknologi komunikasi, siber, pengolahan intelijen, alat peralatan sampai satelit.


"Satelit pasti bisa disadap. Untuk itu perlu enkripsi. Kami Angkatan Darat tak gunakan satelit, hanya menggunakan OpenBTS, memang tak terlalu jauh sih,  tak sampai 100 mil," ujarnya.

Untuk itu, Angkatan Darat berhati-hati dengan menggunakan nano satelit saja. Sedangkan Open BTS yang ada dimaksimalkan untuk mendukung pengawasan di kawasan perbatasan.

"Di perbatasan, kami juga pesan pesawat tak berawak (UAV) sehingga pengawasan kita lebih teknologi minded. Pengawasan kita mendekati advance," kata dia.

Lebih lanjut Budiman menegaskan, teknologi pertahanan yang dikembangkan kesatuannya itu menggunakan teknologi lokal. Soal arah kebijakan standar pengembangan teknologi, Budiman mengatakan TNI AD tak akan mengarah para negara tertentu.

"Soal teknologi informasi, kita nggak usah pilih blok. Kita ambil semuanya (blok manapun) yang terbaik, terus dikembangkan sehebat mungkin. Kita ambil ilmunya, nggak usah blok-blokan. Tapi kalau sudah kuasai teknolgi, kita harus bersikap," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Budiman menambahkan tantangan TNI AD ke depan yaitu pertempuran dengan berbasis teknologi informasi.

"Dalam jangka panjang, tetap dibutuhkan teknologi informasi. Belum lagi ancaman soft power yang mengintai kehidupan sosial, perbankan sampai PLN, dan sebagainya yang bisa diganggu dengan teknologi informasi," ujarnya.

Untuk itu, dia menilai kerjasama dengan para pakar teknologi informasi yang tergabung pada FTII ini dapat menjadi tambahan pertahanan menghadapi ancaman hard power dan soft power. Selain manfaat kekuatan pertahanan, kerjasama itu juga dipandang memudahkan visi TNI AD mandiri dalam teknologi.

"Kami buat Mou berpikir lebih jauh tentang kerjasama antara FTII dan TNI AD, kemandirian pertahanan bisa dicapai dalam waktu lebih cepat," kata Budiman.  (VivaNews)

PT DI Dapatkan ToT Pesawat CN-295 Dari Airbus Military Spanyol

Posted: 16 May 2014 09:06 AM PDT

Airbus Military akan memberikan Transfer of Technology (ToT) pembangunan pesawat CN-295 dengan PT DI yang akan dibangun bersama di Bandung. Pesawat yang akan dibangun ini merupakan pesawat ke-8 dari seluruhnya 9 unit yang dipesan Kementerian Pertahanan dari Airbus Military. Selanjutnya, Kemhan akan berencana mengadakan 7 pesawat CN-295 lagi untuk melengkapi menjadi 1 skuadron pesawat CN-295. Sebelumnya telah datang 6 pesawat CN-295 dari Spanyol dan pesawat ke-7 akan datang dalam waktu dekat.


Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (16/5), saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia HE Mr Francisco Jose Viquera Niel di kantor Kemhan, Jakarta. Yang penting menurut Menhan adalah selain mendapatkan ToT dalam pembangunan pesawat CN-295m dibangunnya pesawat ke-8 dan ke-9 di PT DI Bandung ini diharapkan dapat memberikan efek positif bagi pergerakan ekonomi di dalam negeri.


Pesawat C-295 sangat cocok dengan geografis kawasan Asia, karena itulah, diharapkan kemampuan PT DI untuk membangun pesawat ini akan diikuti dengan ketertarikan negara-negara tetangga untuk kemudian memesan pesawat ini.

Untuk mewujudkan Transfer of Technology ini Dubes Spanyol menekankan perlu adanya dokumen bersama tentang persetujuan pertukaran informasi. Hal itu menjadi syarat bagi ToT karena pembangunan pesawat CN-295 ini juga melibatkan beberapa industri pertahanan Spanyol lainnya di luar Airbus Military. Akan datang 50 insinyur dari Spanyol yang akan bekerja bersama insinyur-insinyur di PT DI untuk membangun pesawat CN-295 ini.  (DMC)

No comments