Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Mercusuar Malaysia di Wilayah RI Resahkan Warga Tanjung Datuk

Posted: 22 May 2014 05:12 PM PDT

Warga Tanjung Datuk, Desa Temajuk, Kalimantan Barat, mengaku resah dengan aktivitas Malaysia yang membangun mercusuar di wilayah Indonesia. Warga meminta agar aparat TNI segera menjaga perairan tersebut.

Mercusuar Malaysia di Wilayah RI Resahkan Warga Tanjung Datuk
Pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah Indonesia
Kepala Dusun Mauluddin, Desa Temajuk, Zamri, mengaku melihat sendiri aktivitas pemasangan tiang pancang mercusuar oleh Malaysia. Namun dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena takut. Pemasangan tiang pancang itu dikawal delapan kapal, salah satunya kapal maritim.

"Hanya saja karena kami rakyat biasa jadi tidak ada yang bisa kami lakukan. Namun kami juga khawatir sekaligus takut karena ada kapal Malaysia di sana, " tuturnya.


Zamri mengatakan, warga yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan resah. Pasalnya, dengan pembangunan Mercusuar itu nantinya dikhawatirkan bakal mengancam keberadaan nelayan setempat. "Kami meminta TNI untuk bertindak, " pinta Zamri.

Setelah kasus ini terkuat, dia melihat ada kapal perang dan pesawat tempur milik TNI di Tanjung Datuk. Sebelumnya, kapal TNI berhasil mengusir kapal-kapal Malaysia. "Kemudian ada helikopter juga, dan sekarang ini ada kapal perang TNI berjaga-jaga di wilayah tersebut, " kata dia.

Menurut Zamri, selama ini di perbatasan perairan antara Indonesia dengan Malaysia itu memang jarang terlihat ada TNI dari Angkatan Laut melakukan patrol. Pemandangan ini sangat jauh berbeda dengan Angkatan Laut Malaysia yang sering berpatroli di perairan perbatasan tersebut.

"Saya punya pengalaman sekitar tiga tahun lalu, dimana pada saat saya melaut dekat perbatasan perairan tiba-tiba perahu saya terbawa arus dan masuk sedikit ke perairan Malaysia. Tiba-tiba ada kapal dan saya langsung ditodongkan senjata oleh tentara Malaysia. Kemudian saya langsung disuruh keluar dari perairan Malaysia," Zamri mengakui.

Ia menjelaskan, hal ini sangat bertolakbelakang dengan perairan Indonesia warganya tidak pernah melihat ada kapal perang TNI AL yang melakukan patroli di perbatasan perairan.

"Kalaupun ada kejadian, biasanya TNI yang berjaga di perbatasan darat meminjam perahu warga dan menurut saya itu sangat menyedihkan, " kata dia.

Zamri mengatakan, ini adalah kejadian ketiga Malaysia melanggar batas. Pertama kasus Gosong Niger, kemudian Kasus patok di Dusun Camar Bulan, dan kali ini pembangunan Mercusuar di perairan Tanjung Datuk Dusun Mauluddin.

"Jangan hanya ada kejadian baru TNI AL melakukan tindakan. Ini bisa diantisipasi dengan cara patroli. Kalau TNI AL melakukan patroli kami yakin Malaysia tidak akan berani membangun Mercusuar di Tanjung Datuk," pintanya. (VivaNews)

Ini Persiapan jika RI Diserang Negara Lain

Posted: 22 May 2014 04:51 PM PDT

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengingatkan pentingnya pertahanan negara dari ancaman negara lain. Moeldoko menilai ada beberapa komponen yang digunakan untuk menangkal ancaman dari luar.

Ini Persiapan jika RI Diserang Negara Lain

Menurut Panglima TNI,  bila Indonesia diinvasi oleh negara lain maka yang dapat dilaksanakan adalah melakukan pembelaan dengan beberapa komponen. Yaitu, TNI sebagai komponen utama dan komponen cadangan.

"Yaitu seluruh sumber daya nasional yang telah disiapkan," kata Moeldoko saat menyampaikan materi pada kuliah umum bertama Peran Perguruan Tinggi dalam Memeliharan Pertahanan dan Ketahanan RI di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa (20/5/2014) siang.


Komponen selanjutnya, kata Panglima, komponen pendukung yang telah terinventarisasi. Seluruh komponen itu disiapkan untuk menjaga ketahanan Indonesia.

"Dimana peranan mahasiswa? Kalau ikut wajib militer berarti mahasiswa berada di komponen utama. Tetapi kalau tidak wamil, berarti ada di komponen cadangan," katanya di hadapan ratusan mahasiswa.

Panglima menjabarkan, untuk menjaga ketahanan Indonesia diamanatkan dalam UUD 1945 dengan istilah sistem pertahanan rakyat semesta.  (Sindo)

Jelang Pilpres, Densus 88 Tangkap 10 Terduga Teroris

Posted: 22 May 2014 04:49 PM PDT

Jelang pemilihan presiden (pilpres), Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror, berhasil mengamankan teroris kelompok Santoso yang kerap beraksi di Poso, Sulawesi Tengah.

Jelang Pilpres, Densus 88 Tangkap 10 Terduga Teroris

Penangkapan tersebut dilakukan guna menjaga keamanan pesta demokrasi pada 9 Juli 2014 mendatang. Hal tersebut dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar

"Mereka sudah DPO selama 10 tahun dan sampai saat ini sudah diamankan. Meskipun masih ada beberapa teroris lain yang masih dalam pengejaran," kata Boy Rafli, di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu (21/5/2014).


Boy mengaku, pada 12 Mei 2014 Tim Densus 88 menangkap Ibnu Khaludin alias Sigit alias Rifki alias Sugeng alias Bondan alias Royan alias Sularno alias Gunawan. Dia dibekuk ketika berada dalam Bus Sinar Jaya, jurusan Jakarta-Slawi saat melintas di daerah Indramayu, Jawa Barat.

Ibnu diketahui pernah mengikuti pelatihan militer di MORO Filipina pada 1999-2002. Kemudian, dia langsung bergabung dengan kelompok jaringan terorisme di Tanah Runtuh Poso, Sulawesi Tengah. "Dia melakukan aksi teror, seperti memprovokasi emosional di kalangan tertentu, supaya terjadi konflik horizontal di wilayah Poso," tegas Boy.

Menurut Boy, pihaknya terus melakukan pengembangan penyelidikan dan penyidikan, hingga berhasil menangkap beberapa pelaku yang merupakan sesama anggota dalam satu kelompok. Berikut rentetan penangkapan terduga teroris yang merupakan kelompok Santoso :

1. Moch Ramuji alias Muji alias Ahmad alias Kapten alias Botak. Dia ditangkap pada Selasa 13 Mei 2014, di Jalan Belimbing Raya, Paciran, Lamongan, Jawa Timur.

2. Suyata alias Suyoto alias Salim alias Jimmy alias Yahya. Dia ditangkap pada Rabu 14 Mei 2014, di warung makan sop kaki kambing, Bareng, Klaten Utara, Jawa Tengah.

3. Joko Purwanto alias Joko alias Galih Setiawan alias Galih. Ditangkap sekitar pukul 19.30 ketika dirinya sedang bersama Suyata.

4. Badawi Rachman alias Yusril alias Yudi alias Arif alias Tomi alias Rizal Abdurrahman. Ditangkap pada Kamis 15 Mei 2014, sekira pukul 04.30 WIB di tempat pencucian motor atau mobil di kawasan Nolojayan, Klaten, Jawa Tengah.

5. Slamet Sucipto alias Slamet alias Pak RT alias Awal. Dia berhasil diamanakan di pertigaan Jalan Dukuh Kadipiro menuju Pasar Pedan Klaten, sekira pukul 05.30 WIB.

6. Abdul Rofiq alias Rofiq alias Agung yang ditangkap bersama dengan Slamet di lokasi yang sama.

7. Rohimat Jauhar Arifin S.H.I alias Jao Alias Arifin alias Nano alias Ali Darmawan, ditangkap ketika sedang bersama Slamet dan Rofiq.

8. Muhammad Yusuf alias Yusuf alias Kuswoyo alias Su'ud Rusli. Dia ditangkap di lokasi yang sama dengan Slamet dan Rohimat.

9. Gunawan alias Gun alias Pak Wi alias Wijaya alias Danang alias Wiratno. Tersangka ditangkap sekira pukul 20.15 WIB, ketika berada di Kampung Pandansari III, Kelurahan Pandansari, Kecamatan Semarang Tengah, Jawa Tengah.

10. Andi Alkautsar ditangkap pada Jumat 16 Mei 2014 sekira pukul 00.30 WITA, di Jalan Trans Sulawesi, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.



Sumber : Sindonews

Peretas Situs Pemerintah Australia dan Indonesia Ditahan

Posted: 22 May 2014 04:34 PM PDT

Dua anggota yang diduga dari kelompok hacker internasional Anonymous ditahan pihak berwenang Australia. Peretas itu dituding melakukan serangan pada situs pemerintah lokal Australia dan Indonesia. 

Peretas Situs Pemerintah Australia dan Indonesia Ditahan

Polisi menahan pria berusia 40 tahun yang berasal Perth, Australia Barat. Ia dituduh menyerang suatu jaringan komputer di Brisbane serta menyerang server website milik pemerintah Indonesia.

Laki-laki lainnya berusia 18 tahun asal Penrith, New South Wales, ditahan dengan tuduhan menyerang internet service provider NetSpeed dan Dewan Layanan Cuti di Canberra.


Serangan-serangan ini diduga mereka lakukan pada tahun 2012, dengan berujung pada perubahan tampilan website, penutupan sejumlah website lainnya serta pencurian data. Dalam penangkapan ini polisi menyita hard drives komputer serta peralatan lainnya.

Tindak kriminal

Polisi Federal Australia mengatakan, kedua pria itu saling kenal satu sama lain. Manajer nasional untuk operasi kejahatan berteknologi tinggi kepolisian federal Australia, Tim Morris, mengatakan, "Penurunan atau gangguan komunikasi ke atau dari jaringan komputer adalah tindakan kriminal dan dapat memiliki konsekuensi serius."

Kelompok aktivis Anonymous diyakini bergerak meretas secara kolektif dan berafiliasi dalam melakukan serangan online internasional.

Pada tahun 2012, Anonymous mengaku bertanggung jawab atas insiden sesaat lumpuhnya server komputer milik agen mata-mata domestik Australia ASIO. (DW)

No comments