Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


RI-Prancis Bangun Pabrik Propelan

Posted: 25 May 2014 06:24 PM PDT

Satu lagi kabar baik bagi Industri Pertahanan dalam negeri. ARC mendapat kabar, sudah ditanda tangani MoU kerja sama pembangunan pabrik propelan antara PT.DAHANA dengan Roxel serta Eurenco dari Prancis. Pengumuman kerja sama itu sendiri akan diumumkan oleh Kementrian Pertahanan dalam waktu sangat dekat.


Dalam kerjasama itu, semua pihak sepakat membangun pabrik propelan di kawasan Subang Jawa Barat. Pabrik seluas 50 ha ini nantinya dibangun di area PT. Dahana dan akan memakan waktu pembangunan selama 4 tahun. Diharapkan, groun breaking pertama pabrik propelan nasional ini akan berlangsung sebelum HUT TNI 5 oktober mendatang.Produk yang dihasilkan nantinya akan diserap oleh industri pertahanan, terutama bahan baku untuk membuat peluru, roket dan peluru kendali.


Roxel sendiri merupakan penghasil propelan ternama asal Prancis. Hampir semua Roket dan Rudal buatan eropa barat menggunakan propelan buatan Roxel. Diantaranya keluarga Exocet, Mistral, Rapier, hingga RBS-15 dan lainnya. Kabarnya juga, Roxel berpengalaman memasok propelan Munisi Kaliber Khusus untuk PT.Pindad


(Grafis: Roxel)

Sementara Eurenco merupakan perusahaan yang mengembangkan, memproduksi dan menyediakan aneka ragam bahan energetik untuk pertahanan dan pasar komersial. Termasuk untuk bahan isian propelan dan hulu ledak meriam, hingga rudal anti tank.

Upaya kemandirian di bidang propelan ini sendiri merupakan salah satu program utama KKIP. Industri propelan merupakan salah satu industri strategis menuju kemandirian di bidang Roket serta Peluru Kendali. Sehingga cita cita Roket serta Rudal nasional kini semakin mendekati kenyataan.



 (ARC)

TNI Akan Bangun Pangakalan Militer di Tanjung Datu

Posted: 25 May 2014 05:51 PM PDT

Panglima Jenderal TNI, Moeldoko mengatakan TNI, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Pemerintah Malaysia akan melakukan pertemuan besok, Senin (26/5) di Jakarta. Pertemuan formal tersebut akan membahas kesepakatan baru mengenai wilayah Tanjung Datu.



"Kemenlu menjadi fasilitator dan pertemuan besok yang dibahas mengenai kesepakatan baru. Jika grey area jangan diapa-apakan," ujar panglima Jenderal TNI Moeldoko kepada wartawan di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (25/5).

Ia menuturkan TNI sudah mengusir secara fisik pembangunan mercusuar yang dilakukan oleh pihak Malaysia. Menurutnya, TNI sudah mengirimkan 3 kapal perang dari Natuna ke Tanjung Datu. "Prinsipnya sudah berhenti (pembangunan)," tegasnya.


Menurutnya, TNI akan mengibarkan bendera Merah Putih di area pembangunan mercusuar di wilayah Tanjung Datu.   "Jika (pembangunan) masih masuk di wilayah Indonesia maka (bangunan) tidak akan dibongkar akan tetapi akan berdiri bendera," ungkapnya.

Moeldoko mengatakan TNI sedang melakukan evaluasi mengenai wilayah Tanjung Datu yang menjadi perhatian dan perdebatan pihak Malaysia dan Indonesia. Ia mengatakan TNI akan membangun sejumlah kekuatan di wilayah Tanjung Datu.

Menurutnya, TNI akan membangun planal, pangkalan udara dan satuan infanteri Angkatan Darat (AD) disana. Ia mengatakan 28 Mei, TNI akan mengundang gubernur Kalimantan Barat serta seluruh unsur dan Bupati, untuk merumuskan bersama secara konkret (terkait wilayah Tanjung Datu).

Moeldoko mengatakan pembangunan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Termasuk akan menempatkan pasukan besar di wilayah Tanjung Datu. Menurutnya, secara geo strategi, jika terjadi instabilitas di laut Cina Selatan akan berdampak ke Natuna dan Tanjung Datu. 

Ia mengatakan saat ini perjanjian mengenai wilayah Tanjung Datu antara Indonesia dengan Malaysia sudah ada, tinggal menunggu komitmen. Sebelumnya, pemerintah Malaysia melakukan pembangunan mercusuar di wilayah sengketa Tanjung Datu yang berbatasan dengan Indonesia.


Panglima TNI Akan tancapkan Sangsaka Merah Putih di Tj Datok

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menunggu pertemuan antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia terkait wilayah sengketa. Sang jenderal menyatakan akan mendirikan Merah Putih di bangunan yang dibangun pihak Malaysia di wilayah Tanjung Datok.

"Bangunan yang sudah ada, kalau nanti masuk wilayah Indonesia, Saya akan berdirikan bendera Merah Putih di sana. Bangunannya tidak akan saya bongkar," kata Moeldoko di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (25/5/2014).

3 Kapal perang Indonesia pun masih berjaga di perairan yang menjadi wilayah sengketa itu. Pertemuannya sendiri akan dilakukan Senin (26/5) besok di Jakarta dengan melibatkan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, TNI dan pemerintah Malaysia.

"Yang dibahas membuat kesepakatan baru. Kalau grey area, jangan macam-macam!" ujar Moeldoko.

Moeldoko kemudian menegaskan akan memperkuat pertahanan di wilayah-wilayah perbatasan, khususnya Kalimantan Barat. Ia berencana untuk bertemu dengan gubernur Kalbar dan perwakilan TNI dari Kalbar untuk membahas penambahan kekuatan ini.

"Nah ini sedang dilakukan evaluasi. Kita akan membangun sejumlah kekuatan. Planal akan dibangun, pangkalan udara, infanteri juga di sana," kata Moeldoko.

"Tanggal 28 Mei, saya undang gubernur Kalbar, bupati dan seluruh unsur TNI di sana untuk merumuskan kekuatan yang kita gelar di sana. Nantinya mau saya besar," tambahnya mengakhiri keterangan.


Sumber : ROL | Detik

Garda Wibawa, Uji Nyali dan Uji Tempur

Posted: 25 May 2014 05:33 PM PDT

 Sepanjang pekan lalu dan pekan awal bulan depan ada dua mata ujian yang telah dan akan dilakoni TNI kita. Yang pertama adalah mata pelajaran uji nyali di Tanjung Datuk Kalbar.  Dengan mengerahkan sejumlah KRI, sejumlah jet tempur Hawk dan pesawat UAV berikut pasukan batalyon 641 Raider TNI AD maka pelajaran uji nyali di Tanjung Datuk lulus dengan mundurnya kapal perang Malaysia.  Meski begitu sejumlah KRI tetap bersiaga disana untuk memastikan "jalannya" kewibawaan teritori NKRI, garda wibawa.

Tank amfibi BMP3F sedang melakukan serbuan pantai

Pada saat yang sama sebenarnya di perairan Ambalat saat ini sedang berlangsung operasi militer gabungan TNI "Garda Wibawa" yang melibatkan puluhan KRI dan sejumlah jet tempur dengan dukungan pasukan Kodam Mulawarman dan Kodam Wirabuana. Operasi militer ini untuk menguji koneksitas dan integrasi sistem pertempuran antar matra TNI.  Ambalat yang dijadikan medan uji simulasi sistem pertempuran, ternyata Tanjung Datuk menjadi ujian sesungguhnya.


 Sekedar membandingkan bedanya perairan Ambalat dengan Tanjung Datuk adalah, kalau di Ambalat kita yang bangun mercu suar di Karang Unarang lalu ada gangguan dari kapal perang Malaysia, tetapi pembangunan tetap jalan terus sampai selesai. Di perairan Tanjung Datuk pihak Malaysia yang berinsiatif membangun mercu suar di wilayah "abu-abu" itu tetapi dengan ketegasan hulubalang Republik, pembangunan mercu suar itu akhirnya dihentikan. Pelajaran dari kedua wilayah ini adalah jangan sekali-kali kita lengah karena sekali lagi terbukti perilaku jiran sebelah itu memang selalu ingin mencari kelengahan kita.

Pekan depan tepatnya sepanjang minggu pertama bulan Juni 2014 akan ada pergerakan 16.000 tentara khususnya di pulau Jawa.  Pergerakan militer itu dalam rangka menguji mata pelajaran militer yang lain yaitu uji tempur seluruh matra TNI bersama senjata-senjata strategis yang dimilikinya.  Setidaknya ada 40 an jet tempur berbagai jenis yang terdiri 8-10 Sukhoi, 6-8 F16, 12 T50, 2 F5E, 3 Super Tucano dan 10-12 Hawk akan bersileweran di langit Jawa untuk memerankan uji tempur pre emptive strike, menghancurkan musuh sebelum memasuki wilayah teritori Indonesia.  Musuh anggapan (musang) yang dijadikan target ada di perairan selatan Jawa yang bermaksud menyerang jantung Indonesia dari "pangkalan militer" dekat Bengkulu.

Maka segala cara militer dilakukan untuk mengobrak abrik pangkalan militer musang berkekuatan 1 brigade itu.  Mulai dari penembakan peluru kendali udara ke permukaan dari Sukhoi dan F16, penembakan peluru kendali Exocet MM40 Blok 3 dari KRI Sigma untuk menghancurkan kapal lawan.  Kalau kita melihat serial latihan gabungan yang dilakukan selama 3 tahun terakhir maka uji tembak senjata strategis yang dimiliki TNI AL sudah dilakukan mulai dari rudal C705, rudal C802, rudal Yakhont, Torpedo dan terakhir ini Exocet seri terbaru.  Jet tempur Sukhoi juga akan melakukan pertempuran udara dengan jet tempur musang lalu menembakkan rudal udara ke permukaan, Vympel KH29.


Rudal Yakhont ditembakkan dari KRI Oswald Siahaan

 Puncak dari semua uji tempur dan uji tembak itu akan berakhir di pantai Asembagus Situbondo dengan serangan pantai ribuan pasukan Marinir dan akan disaksikan oleh Presiden SBY.  Serbuan pantai ini akan dikawal sedikitnya 30 KRI yang sebagian akan memuntahkan ratusan isi perutnya berupa tank amfibi BMP3F, PT76, BTR50, RM Grad, LVT7, Artileri, Roket, Rudal Qw3 dan senjata berat lainnya. TNI AD menyertakan ribuan prajuritnya bersama alutsista yang dimilikinya seperti tank Scorpion, Stormer, AMX13, artileri KH179, KH178, panser Anoa, panser Tarantula, heli tempur Mi35, Mi17, Bell412Ep dan lain-lain.

Meski uji tempur TNI memberikan kegembiraan gahar yang luar biasa karena kita bisa melihat perkembangan modernisasi TNI selama 5 tahun terakhir ini namun nilai gentar uji nyali di Tanjung Datuk lebih memberikan kebanggaan yang membuncah. Karena peristiwa unjuk kerja militer itu nyata, bukan simulasi.  Gerakan kapal perang RI yang dipimpin oleh KRI Sutedi Senaputra yang baru diperbaharui power dan persenjataannya bersama manuver Hawk Pontianak dan UAV memberikan efek ciutnya nyali pihak seberang.  Sayangnya banyak media yang tidak mengekspos peristiwa ini karena sibuk dengan berita pesta pilpres.  Bandingkan dengan berita Ambalat tempo hari.

Sementara itu terkait dengan uji tempur Latgab tahun ini perlu juga dicatat, bahwa belum pernah ada dalam catatan sejarah Latgab selama ini, pelaksanaan Latgab dilakukan dengan frekuensi sesering 4 tahun belakangan ini.  Tahun 2013 ada Latgab besar dengan 3 Hotspot, Sangatta, Flores dan Situbondo.  Lalu tahun ini dilakukan Latgab lagi dengan formula yang berbeda dengan Latgab sebelumnya.  Latgab tahun ini tidak lagi berpola defensif tetapi mengerahkan semua kekuatan yang ada untuk menyerang pangkalan militer negara Musang.


Artileri KH179 ikut meramaikan ledakan amunisi Latgab 2014

 Latgab tahun ini mensinergikan kekuatan 3 matra dalam satu komando tempur gabungan dengan kurikulum baru : gebuk sebelum masuk (pre emptive strike). Sepertinya ini menguji dulu komando militer gabungan terpadu sebelum nantinya model pertahanan Kogabwilhan diresmikan Presiden SBY.  Sejak tahun 2008 sampai 2014 tercatat ada 4 kali TNI melakukan Latgab berskala besar.  Untuk ukuran Asia Tenggara belum ada negara yang menyaingi kemampuan Indonesia dalam memobilisasi pasukan dan alutsista dalam jumlah besar yang dilakukan oleh satu negara.

Kampanye militer Indonesia bukan untuk menakuti negara tetangganya tetapi ingin mengingatkan negara jiran dan sekaligus rakyat Indonesia sendiri.  Untuk negara jiran pesannya adalah kekuatan sejumlah ledakan demi ledakan yang dimuntahkan itu memberi pesan kuat agar berlaku sopan dalam etika berjiran.  Sedangkan untuk rakyat kita sendiri sebagai pertanggungjawaban atas perolehan sejumlah alutsista baru dan berteknologi.  Sekalian mengingatkan pada semua komponen bangsa bahwa pagar teritori yang dikawal itu sangat luas dan masih memerlukan sejumlah perkuatan gahar untuk garda wibawa. 

TNI AD Kembangkan Pemindai Jarak Jauh untuk Awasi Perbatasan

Posted: 25 May 2014 05:27 PM PDT

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat mengembangkan sejumlah peralatan berteknologi untuk mengawasi kawasan perbatasan dengan negara tetangga.

TNI AD Kembangkan Pemindai Jarak Jauh untuk Awasi Perbatasan

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman mengatakan dari hasil riset, pihaknya bisa mengembangkan stasiun transmiter atau "Open Base Transmitter Statiton" (BTS) dan multirotor (alat pemindai jarak jauh) yang bisa digunakan untuk pengawasan dari jarak jauh.

"Kami sudah melakukan riset pengembangan sehingga yang semula pengamanan perbatasan dengan manual dan prajurit, ke depan mudah-mudahan menggunakan peralatan dari hasil riset," kata dia di Gianyar, Bali, Sabtu (24/5).


Pihaknya akan memprioritaskan pengembangan teknologi itu tahun 2014 dan ditargetkan bisa digunakan secara lengkap tahun 2015.

Peralatan seperti Multirotor itu akan diprioritaskan pada tiga negara yang berbatasan langsung dengan daratan Indonesia di antaranya Papua Nugini, Timor Leste, dan Malaysia.

"Kami mulai membeli sebagian hasil riset yang mulai kami produksi terutama yang murah tetapi bermanfaat untuk digunakan terlebih dulu," ucapnya. Sementara itu pada pulau terluar, pihaknya telah menempatkan personel dengan kegiatan patroli terbatas.

Indonesia setidaknya berbatasan langsung dengan 10 negara baik kawasan darat dan laut yakni Malaysia, Singapura, Timor Leste, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Thailand, India, dan Filipina. (ROL)

Kesepakatan Perbatasan Indonesia - Filipina dan Konflik di Laut Cina Selatan

Posted: 25 May 2014 04:52 PM PDT

Indonesia dan Filipina akhirnya sepakat menyudahi konflik terkait perbatasan di Laut Mindanao dan Sulawesi. Perjanjian tersebut menutup negosiasi yang telah berlangsung selama 20 tahun. 

Kesepakatan Perbatasan Indonesia - Filipina dan Konflik di Laut Cina Selatan

 Filipina dan Indonesia akhirnya menuntaskan negosiasi perbatasan yang telah berlangsung selama nyaris 20 tahun. Pemerintah di kedua negara, Jumat (23/5) menandatangani perjanjian yang mengatur kesepakatan baru soal garis demarkasi itu.

Presiden Filipina Benigno Aquino III dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyaksikan ratifikasi perjanjian di Istana MalacaƱang, Manila. Kesepakatan kedua negara mencakup perbatasan seputar Zona Ekonomi Eksklusif di laut Mindanao dan laut Sulawesi.


Aquino menyebut kesepakatan perbatasaan itu sebagai bukti "komitmen kami untuk menaati aturan hukum dan mewujudkan perdamaian dan pembagian kepentingan yang adil di wilayah perairan," ujarnya seusai penandatanganan. "Perjanjian ini adalah tonggak sejarah," imbuhnya.

Konflik di Laut Cina Selatan

Yudhoyono sendiri memuji kesediaan Filipina. "Perjanjian ini membuktikan bahwa setiap konflik bisa dicari solusinya dengan damai," tuturnya. Menurutnya hubungan kedua negara selama ini "sangat kuat dan akan terus berkembang."

Filipina dan Indonesia juga menandatangani kesepakatan di bidang anti terorisme, yang berpusat pada "pertukaran dan kerjasama antara instansi keamanan, pertahanan, dinas intelijen dan penegak hukum antara kedua negara."

Kesepakatan terkait masalah perbatasan dibuat pada saat yang menguntungkan untuk kedua negara. Ketika Indonesia masih menghadapi kisruh perbatasan dengan Malaysia di wilayah yang sama, Filipina menghadapi perkara yang lebih besar lagi. Negara kepulauan itu sedang bersitegang dengan pemerintah Cina terkait klaimnya atas kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. (DW)

No comments