Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Australia Ingin Bentuk Pakta Keamanan dan Intelijen dengan Indonesia

Posted: 05 Jun 2014 01:17 AM PDT

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan pada Rabu (4/6/2014) bahwa ia berharap dapat membentuk pakta-pakta keamanan dan intelijen dengan Indonesia di tengah upaya untuk memperbaiki hubungan yang tercoreng akibat dugaan-dugaan memata-matai.

Australia Ingin Bentuk Pakta Keamanan dan Intelijen dengan Indonesia

Abbott, yang dijadwalkan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Rabu, mengakui ada gangguan dalam hubungan yang sangat penting tersebut.

Hubungan kedua negara jatuh ke titik terendah pada November lalu, menyusul laporan-laporan bahwa mata-mata Australia mencoba menyadap telepon Presiden Yudhoyono dan lingkaran dekatnya.

Pemerintah Jakarta mengatakan "tidak habis pikir" dengan tindakan itu dan menarik duta besar dari Canberra, yang baru saja dikirim kembali bulan lalu, sambil menghentikan sementara kerja sama di beberapa bidang.


Abbott mengatakan, ia bertekad mengembalikan hubungan ke jalurnya dalam pertemuan dengan Presiden Yudhoyono di Batam.

"Ada beberapa gangguan dalam hubungan dengan Indonesia selama sekitar sembilan bulan terakhir," ujarnya. Ia menambahkan bahwa beberapa kesulitan sudah ada sejak sebelum ia menjabat.

"Saya mengajukan penyelesaiannya hari ini."

Pada puncak terbukanya aktivitas spionase yang melukai hubungan kedua negara, Presiden Yudhoyono mengatakan, harus ada tata perilaku untuk mengatur tindakan.

Abbott mengatakan, ia yakin hal itu akan terjadi.

"Diskusi-diskusi dengan Presiden Yudhoyono akan mencakup hal yang luas, dan saya berharap dalam waktu dekat kita akan memiliki nota kesepahaman mengenai keamanan dan intelijen," ujarnya.

"Saya kira penting untuk memiliki nota tersebut antara Australia dan Indonesia karena kita memiliki kepentingan intelijen dan keamanan yang sama."

Ia mengatakan, nota itu tidak hanya tentang pemberantasan penyelundupan manusia, tetapi juga "memerangi penyebaran terorisme jihadist," di tengah keprihatinan mengenai kembalinya orang-orang yang bertarung di Suriah setelah melalui proses radikalisme dan militerisme.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pada Selasa bahwa pemerintah menunggu respons Australia mengenai tata perilaku.

"Sangat sederhana, tidak rumit. Pada dasarnya, nota itu menyatakan bahwa dua negara berkomitmen untuk tidak melakukan aktivitas-aktivitas pengintaian yang ilegal."

Pertemuan di Batam terjadi satu hari setelah Pemerintah Indonesia mengakui bahwa para wartawan telah diizinkan mendengarkan pembicaraan telepon antara Presiden Yudhoyono dan Abbott pada bulan lalu, yang bertujuan memperbaiki hubungan, yang ternyata melanggar protokol.

Pemerintah di Jakarta mengatakan bahwa itu suatu kesalahan, sementara Abbott tidak mempersoalkan insiden itu. (Kompas)

Anggaran Latgab TNI 2014 Capai Rp 500 Miliar

Posted: 05 Jun 2014 01:12 AM PDT

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyebut anggaran penyelenggaraan Latgab TNI 2014 mencapai ratusan miliar rupiah. Pernyataan ini berarti meralat pernyataan awal yang disebutkan anggaran Latgab 2014 Rp 40 miliar.

Anggaran Latgab TNI 2014 Capai Rp 500 Miliar

Disela puncak Latgab TNI di Karang Tekok,  Moeldoko yang mendampingi Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menyatakan kebutuhan biaya latihan lebih dari Rp 40 miliar.

"Untuk satu rudal Exocet saja harganya. Rp 44 miliar, ya nanti kami hitung-hitung pastinya, yang pasti ratusan miiliar," ujarnya, Rabu (4/6/2014).

Pernyataan ini jelas berbeda dari pernyataan Menhan Purnomo yang menyebut anggaran Latgab 2014.

Sebesar Rp 40 miliar. Pernyataan itu disampaikan Purnomo dan dibenarkan Moeldoko, Selasa (3/6/2014) di atas KRI Makassar.


Saat itu Purnomo dan Moeldoko dalam posisi berdampingan memberi keterangan pers.

Sebagai gambaran, dalam latihaan perang laut Selasa (3/6/2014), dua KRI menembakkan masing-masing satu rudal Exocet MM 40.

Rudal inilah yang disebuut senilai Rp 0 miliar per bijinya.

Penembakan rudal itu sendiri digunakan dengan skenario menghancurkan kapal musuh,  dalam hal ini digunakan KRI Karang Banteng. K

RI Karang Banteng yang dihancurkan diperkirakan bernilai lebih dari Rp 100 miliar.

Diperkirakan anggaran Latgab 2014 mencapai Rp500 miliaran. (Tribun)

Paspampres RI Ikuti Latihan Bersama Penanggulangan Teror di Korea Selatan

Posted: 05 Jun 2014 01:05 AM PDT

Sadar akan kompleksitas tantangan dan ancaman yang terus meningkat, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengikuti kegiatan Joint Exercise Counter Terrorism with 707th CT/SMB pada 12 - 24 Mei di Gwaju, Korea Selatan. Kegiatan ini diikuti oleh 20 anggota Paspampres yang telah berhasil lolos dari proses seleksi ketat dua bulan sebelumnya. Latihan bersama tersebut dipusatkan di sebuah training centre yang sarat akan fasilitas pendukung.

Paspampres Ikuti Latihan Bersama Penanggulangan Teror di Korea Selatan


Latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan personel Paspampres dalam menangani dan mengantisipasi serangan teroris yang dapat membahayakan keselamatan VVIP. Hal ini tentu sangat berguna bagi anggota Paspampres yang dalam kesehariannya berjibaku dengan berbagai kemungkinan ancaman terhadap Kepala Negara yang dikawalnya. Dari hasil latihan yang berlangsung selama kurang lebih dua minggu tersebut, menjadikan anggota Paspampres mendapatkan berbagai pengalaman baru.


Pengalaman baru yang dimaksud tidak terlepas dari berbagai materi latihan yang diberikan. Diantara materi latihan tersebut meliputi obstacle course, rappeling, markmanship pistol dan smg (mp5 dan mp9), close quarter battle (cqb), dan lain sebagainya. Metode latihan yang diberikan pun tidak hanya menjadikan para peserta sebagai objek pelatihan semata, tetapi juga sebagai subjek. Mereka dapat saling bertukar pendapat atau opini mengenai teknik maupun taktik pertempuran jarak dekat.

Seolah tidak mau mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan, anggota Paspampres mampu membuktikan kualitas dirinya. Mereka meraih nilai rata-rata 90 untuk menembak, dan memperoleh predikat memuaskan pada materi lainnya. Semangat dan antusiasme anggota Paspampres dibayar dengan penyematan Brevet Counter Teror oleh instruktur kepala. Dan kemampuan anggota Paspampres pun mendapatkan pengakuan dari segenap instruktur yang tergabung dalam Joint Exercise Counter Terrorism with 707th CT/SMB. Bukan hanya itu, mereka juga berhasil membawa pulang sertifikat pelatihan sebagai bukti otentik atas keberhasilannya menuntaskan latihan.

Penyelenggaraan kegiatan latihan ini merupakan bentuk nyata kepedulian pimpinan Paspampres pada peningkatan kemampuan anggotanya. Sementara ini, Paspampres juga telah mengirimkan dua puluh orang anggota Paspampres lainnya untuk mengikuti latihan bersama Presidential Security Service Republic of Korea. Latihan bersama dengan satuan pengamanan khusus dari Negara lain merupakan suatu hal yang bernilai sangat positif, baik bagi peningkatan kemampuan personel, citra institusi Paspampres, maupun citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Dengan penyelenggaraan latihan bersama semacam ini diharapkan juga dapat mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan. (Paspampres)

No comments