Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Helikopter EC725 Naval Version

Posted: 16 Jun 2014 01:55 AM PDT

Tim khusus dari Helibras dan Airbus Helicopter menguji coba prototipe helikopter EC725 Cougar yang membawa rudal anti kapal permukaan dipasang di kedua sisi helikopter.

Ujicoba helikopter EC725 membawa rudal Exocet
Rudal Exocet AM39 ini akan melengkapi 8 dari 16 helikopter EC725 milik Angkatan Laut Brazil, yang merupakan bagian dari kontrak pengadaan 50 helikopter EC725 yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Brazil untuk keperluan tiga korps militer Brazil.

Ujicoba ini telah melibatkan 20 penerbangan di Marignane dalam periode satu bulan, sejak April 2014.

Ujicoba dilakukan dengan membawa senjata berat 700 kg per rudal dan merupakan hal yang langka, membutuhkan kordinasi dan kolaborasi yang kuat dari sejumlah departemen, termasuk: persenjataan, struktur, integrasi, komputerisasi, aerodinamik, beban, vibrasi dan uji penerbangan.



Helicopter EC725 membawa sejumlah alat sensor, untuk menguji kinerja helikopter yang membawa rudal Exocet

Ujicoba untuk mengevaluasi kinerja dari helikopter dalam phase penerbangan kritis. Level getaran, kualitas handling dan performanya dievaluasi serta menguji struktur aerodinamik beban helikopter.

Helikopter ini terbang dipasang sensor instrumen dan accelerometer untuk mencatat dan merekam hasilnya, yang akan membantu tim enginer Helibras dan Airbus Helicopter bergerak ke tahapan berikutnya dari sistem integrasi dan pengembangan helikopter EC725 versi Angkatan Laut.


EC725 TNI AU

TNI Angkatan Udara sendiri berencana menambah Skadron baru di Jawa Barat yang akan diisi helikopter Eurocopter, EC725 Cougar.

"Skadron 9 adalah sebagai skadron baru berkedudukan di lanud SDM Subang/Kalijati dengan kekuatan 16 pesawat cougar full combat," ujar Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, pada tahun 2013 silam.

Untuk membentuk satu Skadron, Hadi menuturkan, TNI AU akan memesan kembali pada renstra berikutnya. Pada Maret 2012 TNI AU menandatangi kontrak pembelian 6 helikopter multi-role EC725 dengan Eurocopter melalui PT. Dirgantara Indonesia. Ke-enam heli akan selesai pada 2014.

"Rencana menjadi kekuatan skadron udara 9 lanud SDM, akan tiba secara bertahap pada tahun 2015 dengan kekuatan satu skadron," tambah Jenderal bintang satu ini.

Helikopter buatan Prancis ini merupakan pengangkut jarak jauh dengan menggunakan mesin ganda yaitu 2x Tubomeca Makila 1A4 tuboshafts. Helikopter generasi terbaru ini bisa mengangkut 29 penumpang dan 2 kru.

TNI AU akan mempersenjatai heli multi fungsi ini, namun untuk tipe senjata akan disesuaikan sesuai kondisi dilapangan. "Karena helikopter tersebut juga sebagai unsur pam (pengamanan) pada operasi SARPUR (Safe and Resque Tempur) sehingga dipersenjatai," tutup Hadi. (Eurocopter / Jalo | JKGR)

Misteri Perpanjangan Kontrak Freeport

Posted: 16 Jun 2014 01:44 AM PDT

Pemerintah harus menjelaskan kepada publik dan DPR terkait isu perpanjangan kontrak terhadap perusahan tambang PT Freeport Indonesia (PT FI) yang tercantum dalam sebuah memorandum of understanding (MoU).


Anggota Komisi VII DPR dari PKS Idris Lutfi meminta pemerintah menjelaskan proses renegoisasi terlebih dahulu sebelum menentukan perpanjangan kontrak bagi PT FI. "Pemerintah harus menjelaskan perkembangan renegoisasi dengan PT FI sebelum secara sederhana memperpanjang kontrak perusahaan tersebut," kata Idris.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sukhyar, pada Jumat lalu (6/6/2014) mengatakan Pemerintah Indonesia akhirnya memperpanjang kontrak karya PT Freeport Indonesia dari seharusnya berakhir pada 2021 menjadi 2041. Namun selang beberapa hari kemudian Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung membantah pernyataan pejabat tersebut soal keputusan Pemerintah memperpanjang kontrak karya dengan PT Freeport Indonesia.


"Ada koordinasi kebijakan yang lemah antara Kementerian ESDM dengan Menteri Koordinator Perekonomian sehingga isu tersebut muncul di publik, karenanya perlu dipaparkan prosesnya kepada publik secara transparan," ujar Idris, seperti dilansir dari laman resmi PKS, Minggu (15/6/2014).

Idris menambahkan, Pemerintah jangan terlalu tergesa-gesa untuk memutuskan perpanjangan kontrak terhadap PT FI mengingat masih cukup waktu hingga tahun 2019.

Saat ini yang perlu dilakukan Pemerintah adalah berkonsentrasi terhadap seluruh klausul renegoisasi dengan pihak PT FI. Selain itu dia berpendapat, sebaiknya PT FI juga berinisiatif dan beritikad baik untuk menyelesaikan masalah ini segera.

"Komitmen renegoisasi harus dilakukan dari kedua belah pihak, jangan hanya datang dari salah satu pihak. Renegoisasi pada prinsipnya mengembangkan dan menjaga potensi energi dalam negeri dengan tetap menghormati kontrak yang telah ada," tegas Idris.

Ada enam poin renegoisasi yaitu pembangunan unit pengolahan dan pemurnian (smelter), luas lahan tambang, perubahan perpanjangan kontrak menjadi izin usaha pertambangan (IUP), kenaikan royalti untuk penerimaan negara, divestasi, serta penggunaan barang dan jasa pertambangan dalam negeri.(suara.com | JKGR )

Jelang Pilpres, Penembakan Terjadi di Jayapura

Posted: 16 Jun 2014 12:54 AM PDT

Menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, aksi teror penembakan terjadi di Jayapura. Sebuah mobil Toyota Kijang dengan nomor Polisi DS 1714 AH yang dikemudikan T. Sinaga (48) ditembak, saat melintas di Jalan Raya Abepura-Arso tepat di Kilometer 9 Kota Jayapura, Sabtu 14 Juni sekitar pukul 21.00 WIT.

Jelang Pilpres, Penembakan Terjadi di Jayapura
Penembakan di Jayapura
Saat dihubungi melalui telepon, T. Sinaga membenarkan mobilnya ditembak saat ia hendak pulang ke Arso. "Saat itu, kami hendak pulang ke Arso, tepat di Kilometer 9, terdengar suara tembakan, saya sempat melihat bayangan tiga orang di kegelapan, mungkin mereka yang tembak," kata T. Sinaga, Minggu 15 Juni 2014.

Takut dan merasa mobilnya tertembak, dia kemudian menancapkan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Koya. "Saat mobil saya tancap gas, kondisinya sudah tidak stabil. Beruntung, sebelum tiba di Polsek Koya, ada razia polisi, sehingga saya langsung laporkan kejadian itu," ujar dia.

Mendapat laporan itu, polisi kemudian memeriksa mobil dan menemukan lubang bekas tembakan. "Tidak ada peluru yang tertinggal, hanya ada lubangnya berdiameter dua centimeter," ujarnya.

Saat mobilnya ditembaki, T. Sinaga sedang bersama anak dan istrinya.

Hingga kini belum ada keterangan resmi dari Juru Bicara Polda Papua, Kombes Pudjo Sulistyo. (VivaNews)

Indonesia-Malaysia Verifikasi Koordinat Mercusuar Tanjung Datuk

Posted: 16 Jun 2014 12:47 AM PDT

Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan menggelar verifikasi bersama terkait lokasi mercusuar buatan Malaysia di Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Rabu, 18 Juni 2014.

Indonesia-Malaysia Verifikasi Koordinat Mercusuar Tanjung Datuk
Tiang pancang mercusuar dicat merah putih di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat
"Besok lusa akan ada tim bersama Indonesia-Malaysia memverifikasi koordinat letak mercusuar itu," ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Gedung DPR, Senin 16 Juni 2014.

Menurut Marty, pertemuan dua negara itu akan diwakili oleh tim teknis. Hal itu dilakukan agar penetuan batas negara jauh dari unsur politis.

"Agar jernih dimana sebenarnya koordinat atau letak mercusuarnya itu," ungkap dia.

Sebelumnya Marty Natalegawa, memastikan, pembangunan mercusuar oleh Malaysia di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, telah dihentikan.


"Setelah bertemu 26 Mei 2014, Malaysia pun menyepakati penghentian pembangunan rambu suar. Menahan diri dari tindakan yang memperburuk keadaan dan meningkatkan koordinasi," kata Marty dalam rapat kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 3 Juni 2014.

Marty mengatakan, pembangunan mercusuar itu terjadi karena ada perbedaan pandangan mengenai batas wilayah negara. Pemerintah Indonesia-Malaysia akan melakukan verifikasi bersama atas perbedaan pandangan mengenai koordinat lokasi mercusuar.

"Karena yakin itu dibangun di wilayah Indonesia, maka kita minta dihentikan," ungkap dia.

Malaysia dilaporkan membangun mercusuar di wilayah Indonesia, tepatnya di kawasan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, perbatasan Kalimantan Barat.

Pemerintah langsung menurunkan TNI untuk memeriksa apakah benar lokasi tersebut masuk dalam wilayah NKRI.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata wilayah itu masih masuk wilayah Indonesia. Menurut pantauan VIVAnews, Malaysia sudah membangun pancang-pancang mercusuar.

Beberapa kapal maritim Malaysia berdatangan ke tempat itu. Bahkan mereka tidak segan-segan mengusir nelayan Indonesia yang hendak mencari ikan.

"Jadi memang itu masuk wilayah kita jika dilihat dari koordinatnya. Kalau dari Tanjung Datuk itu masuk wilayah Desa Temajuk, dekat di perairan itu," kata Panglima Kodam XII Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Andi Ibrahim Saleh, Rabu, 21 Mei 2014. (VivaNews)

Tank TNI AD Akan Pergunakan Bahan Bakar Biofuel

Posted: 16 Jun 2014 12:32 AM PDT

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan menguji penggunaan biofuel pada pemakaian kendaraan pejabat militernya sebelum dicoba terhadap tank.

Tank TNI AD Akan Pergunakan Bahan Bakar Biofuel

"Dalam beberapa minggu lagi ktia coba pada mobil-mobil pejabat dulu," katanya setelah mengisi seminar nasional tentang cyber warfare di Institut Teknologi Bandung, Sabtu, 14 Juni 2014.

Saat berbicara dalam seminar itu, Budiman sempat menyinggung rencana penggunaan biofuel untuk mendukung program kemandirian energi. Dia mencontohkan biofuel itu sebagai salah satu dari sekian riset yang tengah digarap TNI Angkatan Darat dengan sejumlah perguruan tinggi.


"Hasil-hasil riset itu akan kita pakai sendiri," kata Budiman.

Budiman mengungkapkan biofuel yang digunakan belum murni mengganti 100 persen bahan bakar, baru menjadi campuran bahan bakar dengan porsi 50 persen.

"Saya akan pakai di mobil-mobil pejabat dulu, kalau rusak masih mampu ganti. Setelah tidak ada masalah, kami akan pakai di tank kami yang sangat boros (bahan bakar)," katanya.

Menurut Budiman, biofuel yang tengah dikembangkan bersama sejumlah perguruan tinggi itu berasal dari beragam bahan nabati. Di antaranya dari tanaman sorgum, kemiri sunan, sawit, jagung, serta ketela.

"Pengembangan dari (riset) universitas terus kita lanjutkan, dan terus kita tingkatkan dengan berbagai perencanaan," katanya.

Budiman menyinggung sejumlah riset yang tengah dilakukan TNI Angkatan Darat lainnya. Di antaranya riset pengembangan solar cell serta satelit. Dia menolak membeberkan rincian riset yang tengah dikembangkan dengan alasan masih dirahasiakan.

"Mudah-mudahan ke depan kalau nanti sudah settled, saya sudah lapor pimpinan tentang penemuan terakhir, baru berani expose," katanya.

Dia mengatakan institusinya sudah berkonsultasi dengan BPK serta KPK dalam hal penggunaan beragam hasil riset itu untuk memenuhi kebutuhan peralatan TNI Angkatan Darat.

"Ini enggak ada urusan politiknya. Bagi kami, betul-betul mau bangun negara ini," kata Budiman.

Dia mengklaim, salah satu hasil riset tersebut sukses memangkas pengeluaran institusinya. Dia mencontohkan salah satunya berhasil memangkas biaya pembuatan selembar peta ditekan hingga 1 persen biaya sebelumnya.

"Kita niatnya untuk membangun Angkatan Darat yang keren," kata Budiman. (Tempo)

No comments