Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Dubes RI Untuk Lebanon Puji Penampilan Seni Pasukan Perdamaian TNI Indobatt

Posted: 20 Jun 2014 01:52 AM PDT

Duta Besar (Dubes) RI untuk Lebanon Dimas Samodra Rum, mengutarakan rasa kagum dan bangganya kepada Komandan Satgas Indobatt Kontingen Garuda XXIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) Letkol Inf M. Asmi dan para prajuritnya yang telah menampilkan kesenian Indonesia dalam acara Womens League Annual Garden Party, di Marquand House Gardens American University of Beirut.


Penampilan kesenian dan kemahiran prajurit TNI yang tergabung dalam satuan tugas Indobatt (Indonesia Battalion) Kontingen Garuda XXIII-H/Unifil, baik Pria dan Wanita dalam memainkan musik Angklung dan Rampak Gendang serta Tari Saman telah memukau para hadirin yang mayoritas adalah  Ibu-ibu yang tergabung dalam anggota Womens League.

Kesenian Indonesia yang diperankan oleh prajurit TNI tersebut, mendapat sambutan yang sangat meriah dari para penonton. Mereka pun sibuk mengabadikan dengan kamera kekompakan para prajurit TNI, baik Pria maupun Wanita dalam memainkan alat musik tradisional asli Indonesia dan tarian khas Aceh ini. 


Disamping itu, Tim Angklung dan Rampak Gendang yang dipimpin oleh Pasi CIMIC (Civil Military Coordination) Satgas Indobatt Lettu Inf Jeremiah Sesa dengan menampilkan beberapa lagu yaitu Just Give Me A Reason dan I will Survive yang dinyanyikan oleh Serda (Kowad) Gusti Ayu, membuat suasana acara semakin meriah. 

Sementara itu, Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf M. Asmi mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat di Lebanon, khususnya yang hadir di American University of Beirut. Sehingga kebudayaan khas Indonesia yang begitu banyak, akan lebih dikenal luas di kalangan dunia Internasional. (Tribun)

Rapim Kemhan, dari KFX hingga Apache dan Panther

Posted: 20 Jun 2014 01:29 AM PDT

"Program pesawat tempur KFX/IFX kita lanjutkan". Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, sesaat setelah membuka Konferensi Pers Rapat Pimpinan Kementrian Pertahanan tahun 2014, di Aula Bhineka Tunggal Ika, Kementrian Pertahanan, Selasa (08/01) siang. Menhan juga menjelaskan kelanjutan program kerja sama pembuatan pesawat tempur ini dipastikan lanjut setelah parlemen serta pemerintah Korea Selatan memastikan kelanjutannya. Lebih lanjut menurut Menhan, penundaan yang terjadi disebabkan adanya pergantian kekuasaan di negeri Ginseng itu.

Rapim Kemhan, dari KFX hingga Apache dan Panther

Lalu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin juga menambahkan lebih detail. Untuk kelanjutan program ini, Korea Selatan menyediakan dana senilai US$ 20 Juta, sementara Indonesia wajib menyediakan dana US$ 5 Juta. Dana ini dianggarkan pada tahun 2015, untuk membiaya riset lanjutan yang kini memasuki tahap Enginering Manufacturing Design (EMD). Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan pun tersenyum saat ARC menyambangi dalam acara tersebut. Namun, sayangnya ia sendiri belum mau berbicara secara detail mengenai perkembangan KFX/IFX.


Di dalam arena konferensi pers itu, redaksi ARC juga mendekati Kabaranahan Kemhan, Laksda Rachmad Lubis. Darinya muncul lah penjelasan mengenai pengadaan alutsista yang tengah berjalan. Salah satunya, ia menjelaskan bahwa pembelian Heli Apache sudah final dan tanda tangan kontrak. Namun lantaran menggunakan skema FMS, Kabaranahan tidak mengetahui persis detailnya. "Tapi kami usahakan agar oktober 2014, barangnya sudah tiba", demikian tegas Laksda Rachmad Lubis.

Selain itu, Perwira tinggi matra laut ini juga mengabarkan, proses pengadaan heli Anti Kapal Selam sedang dalam tahap finalisasi. Heli yang dipilih pun dipastikan baru dan dari jenis Panther buatan Eurocopter. Pasalnya menurutnya, ini berkaitan dengan sumber pendanaan. "Soalnya dulu kita menganggarkan untuk pembelian 11 heli bekas, namun keduluan oleh negara lain", jelas Kabaranahan.  Nah, semoga saja semua proses berjalan lancar tanpa gangguan suhu politik yang akhir-akhir ini makin tinggi. (ARC)

TNI AL Miliki Kapal Pendarat Tank Produksi dalam Negeri

Posted: 20 Jun 2014 12:41 AM PDT

Proses penguatan alustsita TNI terus berjalan. Salah satu alutsista yang bakal memperkuat TNI AL adalah landing ship tank (LST). Jenis kapal tersebut selain untuk pendarat serang, juga bisa digunakan untuk mendaratkan tank di tepi-tepi pantai.


Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, proyek pengerjaan LST masih berlangsung. Jika sesuai jadwal, kata dia, proses serah terima kapal pengangkut tank itu akan dilakukan pada September mendatang. Saat ini, PT Daya Radar Utama (DRU) Shipyard selaku perusahaan galangan sedang mempercepat penyelesaiannya.

"Kapal ini nantinya akan mengangkut tank kelas berat Leopard yang akan segera datang ke Indonesia, sebanyak di atas 100 unit. Saya confident, target penyelesain kapal ini sesuai target," kata Sjafrie, kemarin.


Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menunjuk PT Daya Radar Utama Shipyard untuk mengerjakan kapal itu dengan nilai kontrak Rp 180 miliar. Proses pengerjaannya dilakukan di Bandar Lampung. Yang membuatnya bangga, kapal itudikerjakan oleh tangan kreatif anak bangsa dan putra daerat.

Setelah mencermati dan melakukan obsercasi langsung, Sjafrie optimistis tiga bulan lagi, satu kapal pengangkut MBT Leopard 2A6 itu bisa memperkuat daftar alutsista baru di TNI AL. "Ini adalah satu kapal pertama yang dimiliki TNI, yang bisa mengangkut Leopard, tank berat untuk memodernisasi alutsista," ujar pensiunan jenderal bintang tiga tersebut.

Menurut Sjafrie, kehadiran satu kapal pengangkut tank kelas berat itu memang masih kurang. Pasalnya, kapasitas LST itu hanya sanggup mengangkut 10 unit MBT Leopard jika sewaktu-waktu ingin memindahkan tank buatan Jerman itu ke setiap pulau.

Dengan jumlah MBT Leopard 2A6 lebih 100 unit maka ia tidak memungkiri ke depannya akan dibangun lagi kapal pengangkut tank. Tentu saja, hal itu dapat terwujud dengan mempertimbangkan jumlah anggaran.

"Ini sejarah baru. Ini kontribusi pemerintah untuk melibatkan perusahaan swasta dalam membangkitkan industri pertahanan dalam negeri. Apalagi, teknisi berasal dari daerah," kata Sjafrie. (ROL)

Memahami Wibawa Pertahanan

Posted: 20 Jun 2014 12:35 AM PDT

Sebenarnya tanpa kita sadari kekuatan pertahanan kita selama setahun terakhir ini meningkat dengan tajam seiring dengan kedatangan berbagai alutsista untuk mengisi satuan tempur di segala matra. Belum lagi ledakan amunisi terbesar dan tergagah sepanjang sejarah dalam Latgab TNI awal Juni kemarin yang ditembakkan dari berbagai sumber daya alutsista darat, laut dan udara. Bisa dibayangkan betapa lumatnya KRI Karang Banteng yang menjadi korban 4 peluru kendali anti kapal Exocet dan C802 yang ditembakkan dari 4 KRI sekaligus.  Memang Latgab kemarin adalah latgab terdahsyat yang pernah dilakukan TNI dan pertama kali mengintegrasikan sistem pertempuran 3 matra dengan konsep pre emptive strike.

KRI SIM menembakkan rudal Exocet dalam Latgab Juni 2014
Latgab itu adalah salah satu aplikasi memahami wibawa pertahanan. Memahami wibawa pertahanan esensinya sama dengan memperhatikan kesehatan dan kebugaran sekujur tubuh.  Tubuh yang sehat dan bugar adalah gambaran kesehatan organ tubuh di dalamnya. Tubuh yang atletis menggambarkan kegagahan bagi si pemilik tubuh. Demikian juga dengan gambaran sebuah negara. Negara yang "atletis" tentu menggambarkan kekuatan militernya yang tangguh dan gahar. Wibawa pertahanan adalah bagian dari cara pandang untuk mengukur sejauh mana harga diri bangsa berdiri di tengah pergaulan antar bangsa. Maknanya adalah tidak ada pelecehan teritori dan sekaligus kemampuan merawat pagar teritori.  Bukan ketika ada yang mencoba melecehkan teritori lalu bersikap reaktif dan retorika.


35 Heli Penerbad berbagai jenis ikut menggemuruhkan Latgab 2014
Kehadiran unsur satuan tempur di darat, laut dan udara berupa tentara dan alutsistanya di pagar teritori secara terus menerus merupakan salah satu cara mewibawakan makna pertahanan. Ke depan ini kita meyakini sejumlah alutsista TNI yang baru datang akan mampu hadir sepanjang saat untuk menjaga kewibawaan teritori Indonesia.  Kedatangan 24 jet tempur F16 blok 52 mulai Juli tahun ini akan memberikan tambahan adrenalin dan darah segar kekuatan pukul udara dan frekuansi patroli.  Demikian juga kedatangan 3 kapal perang dari Inggris mulai Juli ini bersama 3 KCR buatan PAL diniscayakan akan memberikan nafas segar bagi pengawal republik.

Sepuluh tahun terakhir ini kemajuan ekonomi Indonesia mampu menghebatkan kualitas rakyatnya dan memunculkan kekuatan kelas menengah yang pasti paham bagaimana memahami konsep wibawa pertahanan. Sebagai negara kepulauan maka sudah sepantasnya fokus kekuatan pertahanan ada di kekuatan laut dan udara. Jika kita perbandingkan maka konsep itu sama dengan kekuatan kelas menengah yang menjadi pilar kekuatan ekonomi cerdas yang dimiliki bangsa ini. Kelas menengah adalah gambaran keberhasilan menjaga pertumbuhan ekonomi dan eksistensinya sedangkan wibawa pertahanan kemampuan menjaga pagar teritori khususnya laut dan udara.

Riak gelombang di Laut Cina Selatan (LCS) sudah menunjukkan iklim tidak sehat, gampang demam tinggi.  Cina sudah mulai berani menggertak AS agar tidak bermain api di LCS padahal justru dia yang bermain api selama ini.  Vietnam, Filipina bersuara keras terhadap Cina sementara Malaysia mengambil sikap lembut terhadap Cina.  Kita tidak tahu mengapa dia tiba-tiba menjadi selembut salju menghadapi Cina bahkan mau membeli sejumlah aluisista dari negeri tirai bambu itu.  LCS adalah medan konflik yang sudah di depan mata.  AS dan Australia sudah memperbaharui model pakta pertahanannya dengan membolehkan akses militer AS dan alutsistanya yang lebih besar di Australia Utara, tidak sekedar Darwin.

 Indonesia tentu harus menyikapi perubahan ini yang bisa saja menjadi liar dan tak terkendali sewaktu-waktu.  Krisis Ukraina dan kejutan militan ISIS di Irak adalah semboyan bahwa konflik militer tidak bisa diprediksi meski dengan kacamata intelijen sekalipun.  Bahasa jelasnya adalah membangun wibawa pertahanan dengan anggaran besar untuk sebuah negara besar berbentuk kepulauan.  Maka keperluan yang harus disediakan adalah membangun armada kapal selam, penyediaan kapal perang permukaan setingkat fregat dan destroyer.  Untuk kedaulatan udara diperlukan pesawat tempur dalam jumlah memadai dengan teknologi yang setara.

Wibawa pertahanan Indonesia akan diuji dengan dinamika kawasan yang makin demam tinggi.  Meski AS dan Australia telah menyepakati penempatan sejumlah kapal perang dan pasukan marinir di utara Australia tetapi tetap saja akses terbuka dan paling lebar menuju panggung LCS melalui perairan Indonesia.  Oleh sebab itu ketersediaan sejumlah kapal perang fregat dan destroyer serta kapal selam yang memadai tentu akan memberikan pesan untuk tidak lagi menganggap remeh negara ini. Memang sih sepanjang sejarahnya wibawa pertahanan negara ini selalu diremehkan oleh kekuatan asing. Tak usah malu-malu lah mengatakan itu. Maka agar tak malu-maluin terus perkuatlah persenjataan hulubalang republik.  Pagar utama adalah laut dan udara


Jet tempur Sukhoi dengan rudal-rudal penghancurnya

 Wibawa pertahanan tidak hanya berteriak dan menggertak tetapi alat gertaknya juga harus jelas agar tidak disebut gertak sambal.  Menjadi ironi misalnya ketika terjadi insiden teritori yang keluar hanya teriakan bukan menghadirkan sejumlah jet tempur atau kapal perang.  Tidak juga mengurangi kewibawaan pertahanan manakala kita tetap membuka diri tapi juga jaga jarak dengan AS dan Australia dengan azas kehormatan teritori.  Maksudnya karena teritori laut dan udara Indonesia adalah jalan masuk dari selatan menuju palagan LCS, akses itu bisa tetap dilewati dengan pengamatan dan pengawalan laut dan udara.

Masih belum terlambat menguatkan nilai-nilai kewibawaan pertahanan itu.  MEF II (2015-2019) diharapkan menjadi realisasi menghadirkan sejumlah kapal perang dan kapal selam penyengat serta jet tempur penghancur. Kalau sejumlah alutsista penyengat dan penghancur ini sudah hadir maka dengan sendirinya muncul aura kewibawaan itu.  Salah satu nilai ber NKRI itu adalah menghirup aura kewibawaan itu disamping senantiasa menata hubungan internasional dengan kecerdasan diplomasi berlandaskan harga diri.  Kita yakin sejalan dengan tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan PDB yang telah mencapai 10 besar dunia itu, Indonesia akan semakin diperhitungkan nilai-nilai kewibawaannya termasuk kewibawaan pertahanannya. (Jagvane | Analisisalutsista )

Helikopter EC-120 B Colobri Terlibat Madhy Yuda 2014

Posted: 20 Jun 2014 12:08 AM PDT

Satu Pesawat helikopter EC-120 B Colibri dari Skadron Udara 7, Lanud Suryadarma Kalijati Subang dengan Captain Pilot Kapten Pnb Rio dan Co Pilot Lettu Pnb Agung terlibat Latihan Combat Survival " Madhy Yudha" Koopsau I, Kamis (19/6) di Jatiluhur, Purwakarta. Dari skenario latihan yang berlangsung tiga hari mulai Rabu (18/6) hingga Jumat (20/6) tersebut dilatihkan bahwa pesawat tertembak di daerah musuh dan para awak pesawat harus mempertahankan hidup dan keluar dari daerah musuh dengan selamat.


Dengan melewati halangan dan rintangan para awak pesawat bisa bergeser ke daerah yang agak aman dan perlu bantuan bahan makanan dan bisa kontak dengan pesawat yang ada di Home base maka dikirimlah bahan makanan melalui udara di drop dengan sistem heli Box dari pesawat helikopter yang diperagakan oleh EC-120 B Colibri Skadron Udara 7.


Latihan tersebut dipimpin Direktur latihan (Dirlat) Kolonel Pnb Bowo Budiarto, Asops Koopsau I, Wadirlat/ Kawasdal Kolonel Pnb Djoko Hadi Purwanto, Kalambangja Koopsau I diikuti 60 personel dari Skadron Udara yang berada dijajaran Koopsau I antara lain 9 Personel dari Skadron Udara 7, Lanud Suryadarma, kalijati, Subang.



Menurut Dirlat, Latihan Combat Survival " Madhy Yudha 2014" ini untuk melatih kesiapan para awak pesawat yang diasumsikan ketika tertembak di daerah musuh dan sebelumnya mereka sudah melaksanakan latihan survival dasar di skadron Udara masing-masing . Materi latihan tambah Dirlat antara lain Kompas Siang dan Malam, Turun tebing, Tembak Pistol, Jalan Peta, kerjasama dengan pesawat terbang dan Sea Survival dan terakhir demo latihan SAR di Waduk Jatiluhur.

Sementara itu Dan Lanud Suryadarma, Kolonel PNB Tahyodi S AP turut hadir mendampingi Pangkoopsau I, Marsekal Muda TNI M Syaugi, S SOS dan pejabat lainnya meninjau latihan dan ditutup Jum'at (20/6) di Waduk jatiluhur. (TNI AU)

Indonesia Dorong Konektivitas Pasifik Selatan di KTT Pacific Island

Posted: 19 Jun 2014 02:27 AM PDT

Pemerintah Indonesia menyerukan untuk mendorong konektivitas antar negara di kawasan Pasifik Selatan. Ini untuk mengatasi tantangan jarak wilayah di sana.

Itu dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 Pacific Island Development Forum (PIDF) di Denarau Island Convention Center, Sheraton Fiji, Nadi, Republik Kepulauan Fiji, Kamis (19/6) hari ini.


Presiden SBY saat menghadiri KTT PIDF di Denarau Island Convention Center
Presiden SBY saat menghadiri KTT PIDF di Denarau Island Convention Center

"Indonesia telah terlibat dengan negara-negara Kepulauan Pasifik untuk mendiskusikan konektivitas dalam APEC selama kepemimpinan Indonesia sebagai Ketua APEC tahun lalu," ujar Presiden SBY.

SBY juga menjelaskan Indonesia berkomitmen memperkuat kerjasama dengan PIDF. Indonesia memberikan prioritas untuk bekerjasama secara dekat dengan PIDF untuk menjaga dan memperluas sumber daya perikanan dan kelautan.


"Kita dapat berkolaborasi untuk membangun hubungan diantara kawasan perairan nasional. Untuk itulah, Indonesia mendukung rencana perluasan partisipasi dari negara-negara Pasifik yang lain pada Inisiatif Segi Tiga Terumbu Karang atau Coral Triangle Initiative," jelas SBY.

Presiden SBY juga menegaskan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengkapitalisasi peningkatan hubungan dengan negara-negara PIDF. Dalam tahun-tahun terakhir, Indonesia telah membangun hubungan diplomatik dengan hampir semua negara-negara Kepulauan Pasifik.

"Sebagai negara yang terletak di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, adalah tujuan utama bagi Indonesia untuk menjembatani kawasan Pasifik dengan Samudera Hindia. Dan juga dengan Asia Timur. Saya percaya bahwa kita dapat membangun hubungan geografi Asia-Pasifik ini. Dengan semangat ini, Indonesia sangat mendukung Papua Nugini sebagai tuan rumah dan Ketua APEC 2018," kata SBY seperti dilansir Situs Kepresidenan.

Sebelumnya, dalam pertemuan antara Pemerintah Indonesia dengan Fiji, kedua negara menandatanganni 6 nota kesepahaman dan perjanjian. Presiden SBY dan PM Bainimarama menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman di bidang pendidikan diplomatik, pelatihan dan kegiatan bersama, bebas visa bagi pemegang visa diplomatik dan dinas, pemberantasan narkoba, kerja sama di bidang kelautan dan perikanan, infrastruktur publik, serta kerja sama kepemudaan dan olahraga.

Pertemuan bilateral diakhiri dengan pemotongan kue dan nasi tumpeng sebagai penanda hubungan baik dan kerjasama pemerintah Indonesia dan Fiji yang sudah berlangsung selama 40 tahun. (JN)

No comments