Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


2.000 Marinir bergerak ke sasaran Latgab

Posted: 01 Jun 2014 05:20 PM PDT

Sekitar 2.000 pasukan Marinir TNI AL diberangkatkan menggunakan kapal perang RI untuk bergerak menuju sasaran, khususnya untuk pendaratan amfibi pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014 yang dipusatkan di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jatim.

2.000 Marinir bergerak ke sasaran Latgab

"Untuk pasukan Marinir, sudah diberangkatkan semua yang dilakukan secara bertahap. Terakhir pemberangkatan dilakukan, hari ini dari Dermaga Koarmatim, Surabaya, menuju Pantai Banongan, selain ada yang diberangkatkan menggunakan jalur darat," kata Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut (KH) Abdul Kadir sebelum pemberangkatan pasukan Marinir di Surabaya, Senin.

Ia menjelaskan, selain prajurit infanteri yang akan melakukan serangan dari kapal perang, Marinir juga membawa sejumlah alat tempur, seperti tank dari satuan kavaleri dan senjata berat dari artileri medan pada Latgab TNI yang dipimpin oleh Dirlat Letjen TNI Lodewijk F Paulus yang juga Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD tersebut.


Menurut dia, di luar pemberangkatan pasukan ke medan latihan, aktivitas awak kapal perang di Koarmatim saat ini adalah melakukan embarksi sejumlah peralatan yang akan dibawa ke lokasi latihan. Dijadwalkan sejumlah kapal akan bertolak ke perairan Laut Jawa, Selasa (3/6) untuk melaksanakan latihan pertempuran laut sambil melaju menuju perairan Banongan di Asembagus.

Sementara itu TNI AL menggerakkan 35 kapal perang dari berbagai jenis dan tipe, termasuk satu dari dua kapal selam yang dimiliki Indonesia. Kapal lainnya adalah enam jenis perusak kawal (PK), 12 perusak kawal rudal (PKR), empat kapal cepat rudal (KCR), satu kapal cepat torpedo (KCT), dua kapal "landing platfrom dock" (LPD), empat "landing ship tank" (LST), dua kapal patroli cepat dan satu kapal buru ranjau serta dua kapal lainnya.

Pada Latgab yang melibatkan 15.108 personel dari ketiga angkatan itu, TNI AD membawa 49 kendaraan tempur, terdiri atas 18 tank Scorpion, enam tank Stormer APC, dua tank Stormer Komando, dua panser Saladin, dua panser Saracen, dua pancer pengintai, dan 12 panser Anoa (buatan Pindad).

Selain itu juga melibatkan sejumlah senjata berat maupun ringan yang dioperasikan oleh satuan artileri. Dari Penerbangan TNI AD dikerahkan empat unit helikopter Bolco, 10 unit Bell-412 dan dua unit Bell-205A-1.

Sementara dari TNI AU melibatkan puluhan pesawat tempur dan pesawat angkut, yang terdiri atas empat pesawat B-737, tiga pesawat F-28, tiga C-295, dua CN-235, tiga Cassa-212 dan 11 helikopter, enam pesawat F-16, 10 pesawat Hawk 100/200, dua F-5, 12 T-50, dua EMB-314 serta alat utama sistem senjata lainnya.

Hingga kini sejumlah satuan telah melaksanakan latihan penyerangan terhadap pertahanan musuh, namun masih bersifat parsial. Penyerangan gabungan dari seluruh kekuatan akan dilaksanakan pada puncak latihan, 4 Juni 2014 di kawasan Karang Tekok, Asembagus, Situbondo. (ANtara)

2020 Perang Beralih ke Asia Pasifik.!! Bagaimana Peran Indonesia.?

Posted: 01 Jun 2014 05:05 PM PDT

"Worst Case Scenario : Are You Ready To War Indonesia"

"Belum ada negara ASEAN yang punya kemampuan seperti Indonesia.!" Ya, inilah yang dikatakan Prof. Ann Marie Murphy, seorang peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Univ. Columbia.


Kunjungan Presiden AS, barack Obama disambut Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (photo: AP)

Langkah pemerintah Amerika Serikat mengubah fokus mereka ke Asia akan semakin membebani Indonesia sebagai negara berpengaruh di ASEAN. Indonesia dituntut memainkan peranan pendorong dan penyeimbang berbagai konflik di Asia.

Menurut Murphy, Indonesia akan memiliki peran penting dalam menyokong ASEAN dari belakang.


"AS menurunkan 60 persen kekuatan Angkatan Lautnya ke Asia. Sebanyak 500 tentara AL AS akan tugas bergilir di Darwin, totalnya akan berjumlah 2.500 tentara dalam beberapa tahun ke depan,".

Adu kepentingan kemudian terjadi di tubuh ASEAN. Salah satu contohnya adalah dengan tidak tercapai komunike dalam KTT ASEAN tahun 2012 lalu. Saat itu, Kamboja yang menjadi ketua ASEAN menolak komunike yang mendesak China menyelesaikan konflik perairan tersebut.

Seperti telah diketahui bahwa Kamboja adalah salah satu sekutu China di Asia Tenggara. Dalam buntunya situasi ini, kata Murphy, Indonesia menunjukkan peran pentingnya. Peran Indonesia terpenting adalah menjembatani antara kepentingan China dan ASEAN dalam konflik Laut China Selatan (LCS).

"Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa melakukan shuttle diplomacy," jelas Murphy. Kala itu, Natalegawa secara maraton mengunjungi negara-negara ASEAN untuk menyatukan suara. "Berkat kerja keras Indonesia, ASEAN akhirnya satu suara dengan menelurkan beberapa poin kesepakatan soal Laut China Selatan. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih punya pengaruh kendati tidak menjabat ketua ASEAN," Murphy menegaskan.

Peran inilah yang diharapkan dapat dimainkan Indonesia saat AS masuk ke Asia. Murphy mengatakan, ketua-ketua ASEAN berikutnya belum bisa menyamai kepemimpinan Indonesia, terlebih di tengah adu kepentingan negara-negara besar di Asia.




"Kepemimpinan ASEAN berikutnya, yaitu Brunei, Laos dan Myanmar, masih perlu bantuan Indonesia. Mereka belum bisa menyatukan negara-negara yang adu kepentingan di Asia, seperti India, China dan Jepang. Ini bukan tugas yang mudah bagi Indonesia," (seperti Presiden Filipina yang berkata, "SBY "Indonesia" adalah kakak bagi Asean" ? mantaabb! ) hmm..kakak keduanya Asean siapa ya kira kira?.


AS Tempatkan Pasukan di Sonotan!

Sebanyak 200 pasukan Amerika Serikat telah tiba di Australia sejak April 2012 lalu sebagai gelombang pertama dari 2.500 pasukan yang direncanakan sampai tahun 2017 mendatang.
"Penempatan pasukan AS di Darwin ini merupakan evolusi dari berbagai kegiatan dan pelatihan Militer kedua negara dalam kerja sama militer yang sudah dibuat sebelumnya".

Rencananya AS akan menempatkan sebanyak 2.500 prajuritnya di Australia pada 2017 nanti. Penempatan ribuan pasukan AS di Darwin ini menunjukkan pergeseran strategi global yang sangat signifikan. Terkait dengan penempatan ribuan pasukan AS ini, Smith menyatakan bahwa kemungkinan besar AS akan menggunakan Pulau Cocos yang terpencil sebagai pangkalan militer AS.

Salah satu media Amerika Serikat Washington Post melaporkan bahwa rencananya militer AS akan menempatkan pesawat tempur berawak dan tidak berawak yang dikenal dengan nama Global Hawk.

Menanggapi pernyataan dan situasi tersebut, pemerintah Indonesia bereaksi dengan mengirim nota protes kepada Pemerintah Australia dan AS dan meminta penjelasan terkait rencana pembangunan pangkalan militer AS tersebut. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Indonesia Brigadir Jenderal Hartind Asrin berpendapat bahwa sebaiknya pemerintah Australia dan AS menjelaskan apa tujuan pembangunan pangkalan tersebut untuk menghindari kesalahpahaman.

Dan ternyata bukan hanya Indonesia saja yang bereaksi, China juga merasa terganggu dengan rencana AS ini dan menilai hal ini sebagai upaya mengimbangi kekuatan dan pengaruh China di Asia-Pasifik. China juga menuduh Australia dan AS memperkuat sekutunya dalam sengketa Laut China Selatan. Pasalnya, akhir-akhir ini China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan saling berebut wilayah di Laut China Selatan yang diyakini mengandung persediaan minyak dan gas yang melimpah.



Pangkalan AS di Darwin, China Kecam Australia

China menunjukkan kejengkelan atas meningkatnya hubungan kerja sama pertahanan antara Australia dan Amerika Serikat, terutama setelah Negeri Paman Sam itu mengirimkan kontingen pertama dari total 2.500 tentara yang akan berbasis di Darwin sejak April 2012.

Kecaman itu dialamatkan kepada Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr. "Saya kira saya bisa meminjam kata-kata dari salah satu pejabat yang saya temui, dan saya yakin ia adalah sang menteri luar negeri: masa-masa persekutuan 'Perang Dingin' telah lama berakhir," ujar Carr, yang menggantikan Kevin Rudd.

Australia memilih merekatkan kerja sama militer dengan Amerika Serikat, hal yang dikritik pengamat militer China, Song Xiaojun. Menurutnya, Australia tidak mungkin bisa sekaligus menjaga hubungan dengan China dan Amerika Serikat. "Cepat atau lambat, Australia harus memilih siapa yang akan menjadi 'godfather' baginya. Semuanya bergantung dari seberapa kuat calonnya, dan seberapa strategis lingkungannya,"



Tak hanya memperkuat tali kerjasama dengan Australia, Amerika Serikat pun mempererat hubungan luar negerinya dengan beberapa negara Asia Tenggara. China menganggap strategi itu sebagai upaya 'pengepungan.'

Cina Latihan Perang di dekat Pulau Christmas Australia -

TNI AL: Kapal perang China telah "mengantongi" izin untuk latihan di selatan Pulau Jawa pada Februari 2014 lalu. Ternyata latihan perang China itu menjadi perhatian Australia.

Kapal-kapal perang China menggelar latihan di dekat perairan Indonesia, sebelah selatan lepas pantai Pulau Jawa. Lokasi ini juga berada dekat Pulau Christmas yang merupakan milik Australia. Latihan yang digelar China itu diintai seksama oleh Australia.



Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan latihan tiga kapal perang China itu telah diketahui oleh pemerintah Republik Indonesia. China meminta izin kepada atase pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing.

"Tak ada yang salah dengan latihan simulasi perang yang digelar AL China," kata Untung, Jumat 14 Februari 2014. Salah satu latihan meliputi cara mengatasi perompakan.

Untung mengatakan, berdasarkan pemantauan instansinya, AL China taat prosedur saat melintasi perairan Indonesia. "Mereka melewati perairan ALKI yaitu, ALKI-1 dengan rute dari Laut China Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sunda, lalu terakhir menuju Samudera Hindia,". Untuk rute pulang, ketiga kapal perang China itu akan melalui ALKI-2, yakni Selat Lombok, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Sawu, Laut China Selatan, dan kembali ke pangkalan mereka di Kota Hainan, China.
Menurut Untung, AL dari negara manapun berhak untuk memproyeksikan kekuatannya di laut internasional. "Sepanjang mereka memiliki kekuatan AL tingkat dunia atau disebut Blue Water Navy,".

AL yang masuk kategori ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Sementara itu, China sedang menuju tahapan Blue Water Navy.

China Latihan Perang di Selatan Jawa, Australia Kirim Pengintai –

Kapal-kapal perang China diketahui gelar latihan pertama di dekat perairan Indonesia di sebelah selatan lepas pantai Pulau Jawa dan dekat Pulau Christmas, yang merupakan milik Australia. Langkah ini menunjukkan makin percaya dirinya militer China di tengah sengketa teritorial dengan sejumlah negara di Laut China Selatan dan Laut China Timur.

Pesawat AP-3C Orion diterbangkan dari Pangkalan Angkatan Udara Edinburgh, dekat Adelaide, begitu militer Australia menerima laporan bahwa tiga kapal perang China bergerak mendekati perbatasan utara laut mereka awal Februari lalu.
Dari pantauan itu, rombongan kapal China itu terdiri dari dua destroyer dan satu kapal pendarat yang mampu mengangkut ratusan personel. Ini adalah kali pertama latihan militer China itu berlangsung dekat perairan Australia.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Australia, David Johnston, mengaku pihaknya tidak diberitahu terlebih dahulu soal latihan itu. Namun China pun tidak berkewajiban memberitahu Australia.


Kalangan pengamat pun menyatakan bahwa latihan China itu legal karena masih berlangsung di laut internasional dan tidak menunjukkan tindakan yang bermusuhan. Namun manuver dari Beijing itu dipandang sebagai sinyal bahwa mereka makin percaya diri menjadi kekuatan baru maritim, yang secara fundamental bisa mengubah posisi strategis Australia.

Sinyalemen itu tidak semata-mata ditunjukkan ke Australia, namun juga kawasan Asia Pasifik dan juga sebagai pesan kepada AS dan India bahwa mereka tidak bisa dengan mudah memblokade jalur laut lewat Selat Malaka bila suatu ketika berkonflik dengan China.
"Ini bukan berarti latihan itu mengancam Australia, namun memang menunjukkan bahwa betapa besar perubahan yang sedang terjadi di kawasan dan betapa berbahaya untuk berasumsi bahwa China bisa bangkit secara ekonomi tanpa harus membuat perubahan strategis yang fundamental di kawasan".

"China mengklaim 90 persen dari Laut China Selatan, yang seluas 3,5 juta kilo meter per segi. Beberapa negara atau entitas juga berkepentingan atas laut itu, seperti Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei Darussalam".



Militer Indonesia (Buka Mata.. Buka Telinga.. Rapatkan Barisan.. Kepakan Sayap.. Arungi Lautan… )

"Pergeseran kekuatan militer AS ke Asia Pasifik bukanlah hal sederhana. Bisa jadi, pada 8 tahun ke depan, "perang" perebutan sumber daya alam dan jalur perdagangan akan beralih ke kawasan ini. Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapinya." (Connie Rahakundini Bakrie, Pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia).



Rencana AS menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi besar bagi kawasan ini, termasuk Indonesia.

Tahun 2020 itu tidak lama. Dalam 8 tahun ke depan, Indonesia sudah terkurung oleh pangkalan-pangkalan militer AS. Menurut pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie, dengan kondisi seperti ini, jelas sekali, tidak tersedia waktu banyak bagi elite kita untuk segera mereposisi arah kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia yang lebih tegas, strategis dalam menyikapi perubahan konstalasi politik di kawasan.

1. Bagaimana anda melihat dinamika perkembangan militer AS saat ini?
Kebanyakan dari kita, atau bangsa AS sendiri, tidak ingin mengakui, bahwa, AS telah mendominasi dunia melalui kekuasaan militernya. Dengan alasan kerahasiaan negara, warga AS sendiri sering tidak menyadari bahwa pendudukan pasukan-pasukan AS sesungguhnya telah mengepung planet bumi ini. Kecuali kawasan Antartika.

Pada perspektif dinamika politik global, kita bisa menyimak bagaimana kekaisaran militer AS semakin tumbuh menuju wujudnya tahun 2020 nanti. Saat ini tengah berproses, sejak Presiden Goerge Walker Bush menetapkannya pada 14 Januari 2004 lalu.

2. Bisa digambarkan seperti apa 'Kekaisaran Militer AS' itu?
Salah satu cara memahaminya, dengan memahami jumlah dan ukuran dari aspirasi "kekaisaran militer" AS tersebut. Lebih dari setengah juta tentara formal plus mata-mata yang terselimuti melalui jejaring lembaga donor, teknisi, guru, serta badan usaha sudah tersebar membentuk koloni di negara-negara lain.

Bukan hanya di darat, juga mendominasi lautan hingga samudera. Mereka membangun kekuatan Angkatan Laut yang hebat dengan mencantumkan nama-nama pahlawan mereka pada kapal induknya, seperti: Kitty Hawk, Constellation, Enterprise, John F. Kennedy, Nimitz, Dwight D. Eisenhower, Carl Vinson, Theodore Roosevelt, Abraham Lincoln, George Washington, John C. Stennis, Harry S. Truman, dan Ronald Reagan.

Selain itu, begitu banyak pangkalan rahasia dibangun dan difungsikan hanya sekedar untuk memonitor apa yang dikerjakan masyarakat dunia. Mereka mampu memonitor apa yang isi percakapan, surat menyurat baik lewat fax atau pun email antara satu sama lainnya, termasuk atas warga negara AS sendiri.

Di Okinawa, pulau paling selatan Jepang yang telah menjadi koloni militer AS selama 58 tahun, terdapat 10 pangkalan korps marinir, termasuk korps marinir Futenma dan stasiun udara yang menduduki 1,186 Ha di pusat kota.

Selain itu, di Inggris terdapat senilai US$5 miliar instalasi miliiter dan mata-mata AS yang disamarkan sebagai pangkalan Royal Air Force (RAF).

3. Sebenarnya berapa jumlah pangkalan militer AS di luar negaranya?
Diyakini jumlah pangkalan militer AS di luar negaranya jumlahnya telah mencapai lebih dari 1,000 pangkalan di negara berbeda. Bahkan, Pentagon sekalipun mungkin tidak tahu secara pasti jumlah setiap penghuninya. Data resmi dari Departement of Defence (DoD) pada laporan struktur tahun fiskal 2003 menyebut, Pentagon memiliki 702 pangkalan di luar negeri di 130 negara. Jumlah itu, belum termasuk 6.000 pangkalan di wilayah AS sendiri.

Pada pangkalannya di luar negeri, jumlah tentara AS yang tak berseragam mencapai 253,288 personel. Mereka juga mempekerjakan 44,446 orang lainnya sebagai staff tambahan lokal yang disewa.


Pentagon mengklaim, pangkalannya mencakup 44,870 barracks, hangars, rumah sakit, dan bangunan lain yang dibeli atau disewa sebanyak lebih dari 4,844 bangunan.

4. Bagaimana anda melihat kaitan kondisi ini dengan reformasi TNI?

Persoalan bertambah kompleks, ketika munculnya wacana bahwa demokrasi dan militer adalah 2 hal yang tak dapat disatukan. Disadari atau tidak, jika virus berpikir bahwa demokrasi dan militer adalah 2 hal yang tak dapat disatukan, dan sengaja disebarkan secara sistematis. Akhirnya akan membuat sipil semakin tidak memahami fungsi militer untuk kepentingan eksistensi negara.
Seolah-olah, militer tidak dibutuhkan lagi dalam negara berdemokrasi. Padahal, pembangunan demokrasi sebuah negara sangat butuh "pengawal". Peran militer dalam menjaga demokratisasi di sebuah negara yang berdaulat, sangat penting. ( Well noted mam! ;) )

5. Asia Pasifik jadi target ekspansi AS selanjutnya, bagaimana anda melihatnya?
Perkembangan terkini kekaisaran militer AS, bisa disimak dari pernyataan Menteri Pertahanan, Panetta yang menyatakan bahwa 60 persen kekuatan militer AS akan pindah ke kawasan Asia Pasifik mulai 2012 hingga 2020.

Reposisi pangkalan tersebut ada dibawah kendali dan tanggung jawab Andy Hoehn, Wakil Menhan AS untuk bidang strategi. Hoen cs. mengatur tahapan implementasi akan apa yang disebut Goerge Bush dulu sebagai strategi perang pencegahan terhadap "persatuan negara-negara merah dan orang-orang jahat". ( jiahh seperti peribahasa..buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".

Negara-negara "persatuan orang-orang jahat" ini oleh AS telah diidentifikasikan sebagai "busur ketidakstabilan" yang tersebar dari mulai daerah Andes di Colombia terus ke arah Afrika Utara dan kemudian menyapu negeri negeri seberang Timur Tengah, hingga termasuk Filipina dan Indonesia.

Jadi, perang terhadap terorisme adalah sebagian kecil dari alasan untuk semua strategisasi militer AS di belahan dunia untuk membangun cincin baru dari Pangkalan militer sepanjang khatulistiwa untuk memperluas kekaisaran militer AS dalam mendominasi dunia.


harus dicermati bahwa posisi kita Persis sama seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring Freedom, dimana saat ini kita sama juga "sudah terkurung" oleh pangkalan-pangkalan ASU sejak titik di Diego Garcia, pulau Christmas, pulau Cocos, Darwin, Guam, Philippina, dan terus berputar hingga ke Malaysia, Singapore, Vietnam hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya..

Kini.. doktrin pertahanan kita telah berubah dari yang semula Defensif sekarang menjadi Pre-Emptive (menyerang lebih dulu pihak yang akan menyerang) dengan kata lain "daripade ane kecolongan, mendingan ane gebuk duluan! )" ? didukung dengan alutista yang canggih dan modern, serta profesionalisme prajurit yang semakin meningkat serta kemandirian bangsa dalam segala aspek..

Maka, mulai saat ini dan kedepannya TNI dan dengan segenap dan dukungan seluruh rakyat Indonesia, akan menjadi ksatria pelindung dan penjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia dan menyongsong masa depan Negara ini dengan kaki yang kuat.. badan tegap.. kepala tegak.. mata yang memandang luas ke pelosok Nusantara.. kita akan melewati tahun 2020, seraya berkata.. "Kamilah Putra dan Putri Bangsa Indonesia dengan merah darahku dan putih tulangku, Jayalah TNIku!!! Jayalah bangsaku!!! Jayalah Nusantaraku!!!"… (by PapaAugusta (PA) | JKGR )



Operasi Mobud Masuk Skenario Latgab TNI di Asembagus

Posted: 01 Jun 2014 04:32 PM PDT

Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus didampingi Wadirlatgab TNI Mayjen TNI Serunting Sakti dan pejabat tinggi lainnya melihat langsung pelaksanaan gelar Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) di Kawasan Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir-5 Baluran Asembagus, Situbondo Jawa Timur, Minggu (1/6/2014).

Operasi Mobud Masuk Skenario Latgab TNI di Asembagus
Operasi Mobud dalam skenario Latgab TNI di Asembagus

Operasi Mobud ini dalam rangka mengejar musuh di daerah Asembagus Komplek yang termasuk dalam skenario Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014.

Penerbad dalam tugasnya mendukung Satuan Tugas (Satgas) Pasukan Khusus untuk melaksanakan Exfiltrasi menggunakan 2 Heli Bell dan terbang pada malam hari.

Sedangkan Satgas Passus sendiri berjumlah 45 orang terdiri dari 20 Sat-81, 15 Denjaka dan 10 Denbravo, dengan menggunakan Alutsista Night Vision Google (NVT).


Satgas Passus ini melaksanakan penghancuran sasaran di wilayah Nusa Kambangan Cilacap, Jawa Tengah.

Selain itu Penerbad juga menunaikan Sling Load yaitu mengangkut Meriam 105 MM untuk pindah kedudukan Stelling Armed untuk mendekatkan kesasaran karena tembakan tidak terjangkau, menggunakan 3 Heli MI 17 V5.

Penerbad juga mendukung pergeseran pasukan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) yaitu memberikan bantuan tembakan menggunakan 4 Heli MI 35 P dengan Munisi Roket S 8 Kom 80 MM, Canon 30 MM dan 3 Bolco (BO) 105 dengan Folding Roket Fin Areal Rocket(FFAR).

Dalam Operasi Mobud tersebut, Penerbad juga menggunakan 6 Heli serang terdiri dari 4 MI 35 P, 2 BO 105 sebagai Kawal Mobud. Selanjutnya 20 Heli Serbu terdiri dari 18 Bell 412 buatan PTDI dan 2 Bell 205 A-1.

Ke-20 heli serbu tersebut mengangkut 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider, kemudian meluncur dengan tali dari pesawat (Fast Roop).

Selain menyaksikan Operasi Mobud, sore harinya Dirlatgab TNI juga berkesempatan untuk mencoba penembakan koreksi Meriam Howitzer, dilanjutkan penembakan Rocket Misile (RM) Grad 70 oleh personel Yon Arhanud Marinir di Pantai Banongan Asembagus Situbondo.

Kemudian Dirlatgab TNI menyaksikan penembakan Meriam Giant Bow Kaliber 23 MM Arhanudri I/Kostrad. Sementara itu, Armed 10/Kostrad Braja Musti juga melakukan uji coba penembakan Meriam KH 178 2 Baterai 12 pucuk, Meriam 105/Tarik 1 Baterai 6 Pck, Meriam 76 Gunung 1 Baterai 6 Pck dan Meriam 105/Tarik. (Tribun)

Badan Intelijen Negara netral dalam Pilpres

Posted: 01 Jun 2014 07:55 AM PDT

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menegaskan pihaknya akan bersikap profesional dan netral selama pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman (ANTARA/Prasetyo Utomo)

‎"Penyelenggara intelijen negara ingin mewujudkan Pemilu Presiden yang aman, jujur, ‎dan adil. Langkah-langkah intelijen tersebut dilaksanakan secara profesional, obyektif dan akuntabel, serta tidak memihak pada pihak mana pun," katanya dalam keterangannya kepada Antara di Jakarta, Minggu.

Penegasan Kepala BIN itu disampaikan menjawab pertanyaan mengenai posisi BIN dalam Pilpres. Sejumlah tim sukses calon presiden berasal dari mantan pejabat intelijen negara.


Menurut Marciano, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala Negara menekankan kepadanya saat mengawali tugas bahwa tidak ada ruang bagi BIN untuk berbuat dan bertindak di luar perundang-undangan yang berlaku.

‎Undang-Undang No.17 Tahun 2011, katanya, menjamin aspek profesionalitas, integritas, obyektivitas dan netralitas penyelenggaraan intelijen negara.

Pelaksanaan reformasi intelijen ini menjadi faktor pembeda yang nyata dalam penyelenggaraan intelijen negara dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Pada beberapa kali Pemilu lalu, intelijen sering dicurigai tidak netral dan mendukung salah satu peserta Pemilu. "Kini kami netral dan profesional," tegas Marciano.

Kepala BIN juga mengatakan untuk saat ini risiko terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan tugas intelijen termasuk tidak netral dalam Pemilu, sangat kecil kemungkinan terjadi karena era demokrasi sangat tranparan dan akuntabel.  (Antara)

RIMPAC 2014 arena latihan internasional angkatan laut

Posted: 01 Jun 2014 07:23 AM PDT

"Kami senang TNI AL bisa mengirimkan kapal perangnya menuju RIMPAC 2014. Mereka profesional dan sangat bersemangat. Kehadiran kapal perang dan personel TNI AL ini sangat kami nantikan," kata Atase Angkatan Laut Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Captain (kolonel) Richard Stackpole.

RIMPAC 2014 arena latihan internasional angkatan laut
Satgas RIMPAC KSAL Laksamana TNI Marsetio (ketiga kiri) memeriksa personel Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam satgas latihan bersama Multilateral Rim Of Pasific (Latma RIMPAC) 2014 di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara, Jumat (30/5). Latma RIMPAC 2014, itu TNI AL melibatkan kapal perang jenis Landing Platform Deck (LPD) KRI Banda Aceh-593, satu kompi Korps Marinir, satu unit helikopter Bolcow BO-105, dua unit tank LVT-7 Korps Marinir, serta satu unit Rhip-Impac Kopaska yang nantinya akan bergabung dengan 23 negara di Pearl Harbour Training Area dan perairan Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat pada 25 Juni-1 Agustus 2014. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Dia menyatakan itu seusai upacara pemberangkatan satuan tugas TNI AL ke RIMPAC 2014, di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL, Tanjung Priok, Jumat. Adalah Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang memimpin upacara militer melepas pelayaran KRI Banda Aceh-593 dengan 226 personel TNI AL plus seorang jurnalis foto Kantor Berita ANTARA di dalamnya.


KRI Banda Aceh-593 menjadi representasi, "duta besar" dan refleksi kekuatan maritim Indonesia di panggung internasional bertajuk Latihan Bersama Multilateral Rim of the Pacific 2014, bertempat di Pangkalan Utama Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour, Hawaii, pada pekan ketiga Juni hingga awal Agustus mendatang.

Menurut jadual dan silabus yang diperoleh, ada banyak jenis latihan yang akan diikuti personel TNI AL selama mengikuti misi RIMPAC 2014 bersama 23 negara mitranya. Bukan cuma dari lingkar Pasifik saja, melainkan juga dari Eropa Barat (Prancis, Inggris, dan Belanda), hingga negara Nordik, yaitu Norwegia.

Tercatat 23 negara itu adalah Jepang, Chile, Korea Selatan, Singapura, Kanada, Norwegia, Peru, Brunei Darussalam, Kolombia, Selandia Baru, Meksiko, Belanda, Filipina, Thailand, China, Tonga, India, Perancis, Australia, dan Amerika Serikat sebagai tuan rumah.

RIMPAC 2014 merupakan seri latihan multilateral tetap yang digagas US Pacific Command (gabungan semua matra Angkatan Bersenjata Amerika Serikat di Pasifik, berkedudukan juga di Hawaii) sejak belasan tahun lalu.

TNI AL telah tiga kali ikut, namun selama ini hanya mengirimkan kontingen Korps Marinir TNI AL memakai jalur penerbangan umum; kali ini menghadirkan proyeksi kekuatan melalui KRI Banda Aceh-593 (kelas Makassar, Landing Platform Dock), dengan komandan kapal/komandan satuan tugas, Letnan Kolonel Pelaut Arief Budiman.

Apa saja latihan yang akan dijalani di sana?


Latihan itu meliputi Communication Exercise, Tactical Maneuvres, RASD Approaches, Damage Control Exercise, Emergency Drills, Screen Exercise, Helicopter Deck Landing Exercise, Medical Casualty Drills, Photo Exercise, Command Post Exercise, Serialized Training, SAR Exercise, NavCommex, Humanitarian Disaster Relief Exercise, Man Overboard Drills, Engineering Drills, dan Small Arms Shoot.

Juga Main Battery Shoot, Publication Exercise, Air Defence Command Exercise, Interoperability with Collition Forces, Amphibious Raid Operations, Non-Combatant Evaluation Operation, Fire Support Coordination Exercise, Night Helicopter Deck Landing, dan Combine Marksmen Program-Live Fire.

Masih ada Transition MAGTF C2 Ashore, Support Experementation, Command Post Exercise, Shallow Water Equipment Training, AAV Integration Exercise, Helicopter Crossdeck Exercise, dan Surface Serialized.

Salah satu komponen kontingen TNI AL dalam RIMPAC 2014 adalah personel Korps Marinir TNI AL, di antaranya regu Detasemen Jalamangkara, yang salah satu keahliannya adalah tembak runduk dan senyap serta infiltrasi/eksfiltrasi, sabotase, dan intelijen maritim.

Korps Marinir TNI AL, sebagaimana pernah dinyatakan Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Marinir) Achmad F Washington, cenderung mengambil postur dan organisasi sama seperti mitra Amerika Serikatnya, Korps Marinir Amerika Serikat, yang menjadi matra tersendiri dalam Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.

Pesan Marsetio kepada semua anggota satuan tugas itu, salah satunya, adalah agar mereka semua itu mampu menyerap ilmu pengetahuan baru, mempelajari doktrin baru, dan implementasi interoperabilitas yang akan dilatihan di sana. (Antara)

Jet Tempur Se-Indonesia Kumpul di Juanda

Posted: 01 Jun 2014 07:19 AM PDT

Kesibukan area parkir Base Ops Pangkalan Udara TNI-AL (Lanudal) Juanda meningkat pesat Jumat (30/5). Belasan pesawat tempur TNI-AU itu berkumpul di Juanda dalam rangka persiapan latihan gabungan TNI di perairan utara Situbondo hingga selatan Selat Bali pada 1–5 Juni nanti.

SHOW OF FORCE: Belasan jet tempur TNI-AU bersiaga di Bandara Juanda Surabaya menjelang latihan gabungan TNI pada 1–5 Juni. (Guslan Gumilang/Jawa Pos)

Berdasar pantauan Jawa Pos, jet tempur itu didominasi pesawat serang ringan T-50 tipe i produksi 2005–2009 dari Korea Selatan. Jumlahnya 12 unit.

Empat helikopter sarpur (misi pencarian dan penyelamatan tempur) MBB Bo 155 turut disiagakan. Tidak tertinggal dua pesawat tempur multiperan F-5 dan satu Hercules Lockheed C-130. Dua jenis pesawat tersebut diproduksi Amerika Serikat pada awal 2000.


Menurut Komandan Pangkalan Udara TNI-AU Surabaya Kolonel (Pnb) Mujianto, sebagian pesawat tempur tersebut berdatangan mulai 23 Mei lalu dari sejumlah lanud. "Terutama dari Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Hasanuddin Makassar selaku pusat komando operasi angkatan udara II," ujarnya di sela-sela acara Static Show, pengenalan matra udara, di Base Ops Lanudal Juanda kemarin.

Sebagian pesawat tempur lagi terbang dari Lanuma Iswahjudi Madiun dan Abdulrachman Saleh Malang. Sementara itu, Lanud Surabaya yang nebeng di kawasan Juanda menjadi pendukung latgab TNI unsur kekuatan udara.

Dalam latgab yang rencananya ditonton Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pesawat-pesawat tersebut mem-back up kapal perang RI (KRI) yang melepaskan tembakan rudal maupun mendaratkan pasukan amfibi.

Dari Situbondo dikabarkan, Panglima Komando Tugas Darat (Pangkogasrat) Latgab TNI 2014 Mayjen TNI Fransen Siahaan menjelaskan bahwa kegiatan spiritual dilakukan prajurit unsur darat dengan kegiatan doa bersama masyarakat sekitar dan ulama. "Kami semalam mengadakan kegiatan doa bersama dipimpin kiai yang santrinya 20.000-an orang," kata jenderal berbintang dua itu.

Menurut dia, pada latihan gabungan yang dipimpin Direktur Latihan Letjen TNI Lodewijk F. Paulus itu, banyak manuver yang akan dilakukan prajurit, baik yang menggunakan alat utama sistem persenjataan maupun pasukan infanteri yang melakukan serangan dengan berjalan kaki. "Dengan persiapan dari segala aspek, diharapkan latihan yang melibatkan belasan ribu prajurit ini berjalan sesuai dengan rencana," ujarnya.

Sementara itu, dalam latgab, disimulasikan bahwa musuh akan diserang dengan melibatkan berbagai kekuatan TNI. Mulai kapal perang, pesawat tempur, kekuatan meriam dari pasukan artileri, kekuatan tank kavaleri, hingga helikopter serbu maupun yang mengangkut pasukan.

Latgab TNI 2014 yang melibatkan 15.108 prajurit dari TNI-AD, TNI-AL, dan TNI-AU serta sejumlah alutsista. Latihan dilaksanakan mulai 1 hingga 5 Juni 2014 di perairan di Jawa Timur dan Bali, yang puncaknya akan dilaksanakan di Asembagus, Situbondo, 4 Juni 2014. "Latgab TNI yang dilaksanakan di Asembagus ini untuk menguji doktrin TNI, yakni kampanye militer," kata Lodewijk yang juga komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat itu. (JPNN)

Connie Bakrie: Dasar Perhitungan Minimum Essential Force Tidak Jelas

Posted: 01 Jun 2014 07:13 AM PDT

Minimum Essential Force (MEF) menjadi program pemerintah dalam meningkatkan kapasitas alutsista TNI untuk menjaga pertahanan dan keamanan NKRI. Meski demikian, penerapan MEF dipandang sudah tidak relevan lagi dengan situasi keamanan kawasan yang selalu berubah.

Connie Rahakundini Bakrie

"Pengertian minimum atau maksimum itu fluktuatif. Ancaman 2011 tidak sama dengan ancaman 2014, ancaman 2014 tidak sama dengan 2020, dan seterusnya. Jadi tidak bisa MEF dihitungnya kapan, ditetapkannya kapan," ujar Connie Rahakundini Bakrie, pengamat militer Indonesia kepada JMOL beberapa waktu lalu.

Connie mengkritik kebijakan MEF pemerintah yang menurutnya hanya ikut-ikutan pemerintah AS yang juga menerapkan MEF dalam kebijakan pertahanannya.


"Penyakit kita suka copy paste. Hari ini AS membuat MEF yang sebenarnya pengurangan jumlah tentara. Di mana-mana tentara bisa dikurangi jumlahnya jika teknologinya sudah meningkat. Di kita teknologi masih minim, tentara juga dikurangi, habislah kita," tegas Connie.

Connie menuturkan, program MEF tertuang dalam Buku Putih Kementerian Pertahanan (Menhan). Hanya saja, dalam perhitungannya MEF masih banyak ketidakjelasan. Menurutnya, sampai hari ini cara perhitungan MEF masih tidak ada yang bisa menjawab.

"Semua bisa menghitung, tapi dasar perhitungannya apa, tidak jelas. Buku Putih Pertahanan kita seperti turun dari langit," sebut Connie.

National Security Council

Seperti normalnya negara-negara lain, Connie memaparkan, terdapat lembaga yang disebut sebagai National Security Council (NSC). Lembaga ini mengeluarkan apa yang disebut sebagai National Security Strategic (NSS), dan akan diterapkan ke seluruh departemen dan instansi terkait.

Sebelum NSS ditetapkan, ketiga lembaga, antara lain Presiden, Menlu, dan Menhan terlebih dahulu merumuskan national interest (kepentingan nasional). Persoalannya, lanjut Connie, adalah yang disebut sebagai NSC di Indonesia sekarang tidak jelas.

"Hari ini kita tidak jelas. Ada yang bilang Wantanas (Dewan pertahanan nasional—red), ada yang bilang Lemhannas, dan masing-masing saling gontok-gontokan," ungkapnya.

Menurut Connie, hal tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu. Harus ada kejelasan secara kelembagaan. Karena dari sini akan turun apa yang disebut sebagai National Defense Strategic, dan setelahnya akan turun National Military Strategic.

"Sekarang yang ada tiba-tiba Buku Putih keluar, entah dari mana perhitungannya. Dasarnya apa tidak jelas," cetus Connie.

Connie berharap, problem-problem kelembagaan seperti ini harus dituntaskan terlebih dahulu sehingga pembangunan postur pertahanan dan alutsista militer Indonesia terarah dan jelas.

"Karena untuk menggiring doktrin outward looking military kita yang dicanangkan sejak 1998, tapi hanya sebatas teori di atas kertas, tidak mewujudkan kekuatan pertahanan kita yang seharusnya. Kalau kita ingin konsekuen mereformasi TNI maka harus mampu mewujudkan hal tersebut. Outward looking military kekuatannya ada di laut dan udara," pungkas Connie, yang juga salah satu anggota Wantanas. (JurnalMaritim)

Siapa Pun Presidennya, MEF Tidak Boleh Berhenti

Posted: 01 Jun 2014 07:07 AM PDT

Untuk menjadi negara maju yang kuat dan mandiri, pembangunan ekonomi harus sejalan dengan pembangunan kekuatan pertahanan. Oleh karenanya, peningkatan anggaran militer, termasuk alutsista, menjadi penting untuk mengawal proses pembangunan ekonomi.

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, saat peresmian Media Center Puspen TNI di Cilangkap Jakarta Timur

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengatakan, saat ini Indonesia dalam keadaan sangat baik secara ekonomi. TNI dengan sekuat tenaga akan mempertahankan kondisi tersebut.

"Indonesia sekarang dalam posisi yang sangat baik dalam ekonomi. Saya dan prajurit akan mempertahankan kondisi itu sebaik-baiknya," ujar Panglima di sela-sela Peresmian Gedung Media Center Puspen TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (29/5).


Berbicara peningkatan kapasitas alutsista TNI tidak terlepas dari program Minimum Essential Force (MEF) yang dicanangkan Kementerian Pertahanan RI. Program MEF dicanangkan melalui tiga tahapan renstra, yaitu renstra I (2011-2014), renstra II (2015-2019), renstra III (2020-2024).

Sesuai targetnya, pada 2024, MEF terpenuhi, dan setelahnya, postur militer Indonesia berbicara tataran ideal, bukan minimum lagi.

Di tengah keterbatasan anggaran pemerintah, program MEF menjadi penting untuk dikawal. Pemerintahan baru diharapkan mampu berkomitmen terus mengawal program MEF.

"Secara spesifik saya belum pernah mendengar, tapi saya yakin para Capres itu pasti memiliki komitmen yang kuat untuk membesarkan TNI," tutur Moeldoko.

Panglima menceritakan, telah ada sebuah kesepakatan di DPR. Komitmen melanjutkan program MEF akan terus dikawal pemerintahan selanjutnya.

"Kemarin pada saat kita rapat di Komisi I telah membuat sebuah formula yang harapannya MEF itu siapa pun yang akan memimpin nanti akan mengawal terus," ungkap Moeldoko.

Sebagai panglima TNI, Moeldoko berharap bahwa program MEF tidak boleh berhenti di pemerintahan selanjutnya.

"Saya mewakili prajurit TNI berharap, siapa pun pemimpinnya ke depan, MEF tidak boleh berhenti," pungkasnya.

Seperti dikatakan oleh Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsudin, dalam sebuah Forum Temu Pemimpin Redaksi Media beberapa waktu lalu, saat ini rasio anggaran pertahanan Indonesia baru mencapai sekitar 0,8 persen dari GDP nasional Sementara idealnya, untuk negara maju adalah 1-2 persen dari GDP. Untuk MEF, pencapaiannya dalam renstra I 2014 sudah mencapai angka 38 persen. Dalam pencapaian 38 persen tersebut, menurut Sjafrie, telah menghabiskan anggaran sebesar US$ 15 miliar. (JurnalMaritim)

No comments