Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Kapolri Kesal lihat perwira polisi bertubuh gendut

Posted: 17 Jun 2014 05:27 PM PDT

Mereka yang bertubuh gemuk acapkali dipersepsikan tak sehat. Sebab gemuk dianggap memiliki banyak penyakit seperti gula, kolesterol dan asam urat.

Atas alasan itu pula, beberapa waktu lalu sempat keluar imbauan di tubuh Korps Bhayangkara, bahwa polisi harus memiliki berat tubuh ideal. Alasannya, karena mereka pelayan masyarakat bidang penegakan hukum yang membutuhkan gerakan yang luwes.


Kapolri Kesal lihat perwira polisi bertubuh gendut

Tapi dalam perjalanan, imbauan di zaman Kapolri Jenderal Timur Pradopo itu seperti hilang ditiup angin. Tak ada lagi gembar gembor semangat polisi harus bertubuh proporsional.

Kemarin, di acara wisuda sarjana angkatan 62 dan pascasarjana angkatan 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Kapolri Jenderal Sutarman kembali memberikan perhatian khusus pada anak buahnya yang bertubuh gemuk. Dia berang melihat polisi-polisi muda sudah berbadan tambun.


Berikut kritik Sutarman pada anak-anak buahnya bertubuh gemuk:

1. Tubuh gempal bisa diturunkan dengan olahraga

Selama sekolah di PTIK para perwira diberikan berbagai fasilitas termasuk kebutuhan berolahraga. Tapi sayang tak dimanfaatkan sehingga tubuh mereka gemuk selama mengikuti pendidikan.

"Saya lihat empat, lima wisudawan tubuhnya sudah gempal. Kalau ada kekurangan (fisik) di lembaga pendidikan ada tempat (olahraga) tersedia, kalau miliki kemauan untuk melaksanakan (olahraga) yang gempal bisa diturunkan," tegas Jenderal Sutarman.


2. Polisi bertubuh gempal segera memperbaiki diri

Jenderal Sutarman mengingatkan anak buahnya jangan hanya pintar secara pengetahuan dan integritas. Dia berharap penampilan juga tetap dijaga.

"Saya mengingatkan integritas dan kompetensi, kalau enggak ada jasmani enggak akan sempurna," katanya.


3. Polisi gemuk dekat dengan kematian

Kapolri yakin tubuh gemuk membuat seseorang tak malas bergerak. Alhasil segala yang dikonsumsi justru menjadi lemak yang bisa menimbulkan penyakit.

"Saya beri teladan fisik seperti ini kalau enggak dijaga. Empat, lima orang tadi kalau di hadapkan tugas setiap hari makan terus, kolesterol mengendap asam urat, malaikat maut mendekati teman-teman," katanya.


4. Contoh penampilannya

Urusan penampilan menarik, Kapolri Jenderal Sutarman tidak perlu diragukan lagi. Itu karena dia bisa mengimbangi kesehatan fisik dan intelektual.

Kepada anak buahnya, Sutarman berpesan bahwa gaya hidup sehat itu penting. Dia kemudian mencontohkan dirinya.

"Para wisudawan patut melihat saya yang masih mempunyai tubuh ramping dan tegap," tegas mantan kapolda Metro Jaya ini.


Sumber : Merdeka

TNI Luruskan 16 Patok Perbatasan RI-Malaysia yang Bergeser

Posted: 17 Jun 2014 04:52 PM PDT

Mabes TNI meluruskan kabar adanya 16 patok perbatasan Republik Indonesia-Malaysia yang hilang dan rusak maupun bergeser. Karena, hingga saat ini tidak ada perubahan mengenai perbatasan wilayah Indonesia dengan Malaysia.

TNI Luruskan 16 Patok Perbatasan RI-Malaysia yang Bergeser

"Enggak. Bukan begitu ceritanya. Tidak ada perubahan sama sekali," tegas Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI M Fuad Basya saat dihubungi Sindonews, Selasa 17 Juni 2014 malam.

Fuad menjelaskan, ada sebuah perusahaan kelapa sawit yang membuka lahan di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Siemanggaris, Kabupaten Nunukan.


"Ada PT milik orang kita (Indonesia) menanam sawit, mereka bikin badan jalan, patoknya ada di badan jalan, ada yang di tengah," katanya.

Lantaran aktifitas pembukaan lahan perusahaan kelapa sawit itu, sambung Fuad, sejumlah patok perbatasan kedua negara itu pun bergeser ataupun rusak.

"Ada laporan ke kodim, kemudian Dandim setempat mengecek, langsung Dandim hentikan aktifitas itu, lalu diserahkan ke polisi. Jadi, bukan pergeseran patok wilayah," pungkasnya. (Sindo)

Audit BPK, Kemenhan dan TNI Raih Wajar Tanpa Pengecualian

Posted: 17 Jun 2014 04:49 PM PDT

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyerahkan hasil laporan audit keuangan di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam pemeriksaan yang dilaksanakan selama 80 hari, Kemenhan bersama TNI memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP).

Audit BPK, Kemenhan dan TNI Raih Wajar Tanpa Pengecualian

"Atas laporan Kemenhan tahun 2013 BPK RI memiliki pendapat atau opini wajar tanpa pengecualian," Anggota I BPK Moermahadi Soerja Djanegara di Kantor Kemenhan, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2014).


Kata dia, audit tersebut dilakukan selama dua periode yakni akhir 2013 hingga 2014 dengan menilai empat kriteria pemeriksaan yang mereka lakukan.

"Pertama, apakah laporan sesuai standar. Lalu, Apakah laporan efektivitas intern. Ketiga, ketataan peraturan perundangan, dan keempat pengungkapan yang cukup," terangnya.

Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengingatkan bahwa perolehan predikat WTP tahun 2013 harus bisa dipertangungjawabkan. "Ini memerlukan tanggung jawab untuk mempertahankan lagi, di pemeriksaan tahun 2014 tidak ada lagi (hal-hal) kecil tadi."

"Kita berbahagia, tetapi di sisi lain masih ada perjuangan dan perjuangan lebih sempurna biasanya lebih sulit," kata dia di tempat yang sama. (Sindo)

Kisah Heroik Skadron Hercules TNI AU Redakan Asap Riau

Posted: 17 Jun 2014 04:38 PM PDT

Bencana kabut asap Riau bak drama seri yang kasusnya selalu berulang setiap tahun. Pengerahan pesawat C-130 Hercules "Sang Penjelajah" dalam  menangani bencana asap melalui penerapan TMC terbukti ampuh dan efektif.

Kisah Heroik Skadron Hercules TNI AU Redakan Asap Riau

Asap yang memenyelimuti kawasan Sumatera, khususnya wilayah Provinsi Riau  awal tahun ini kembali menjadi  masalah nasional.  Sebaran  asap akibat pembakaran hutan dan lahan gambut di bumi "Lancang kuning" itu, tak ubahnya sebuah "drama seri" yang selalu terjadi berulang setiap tahun. Tidak terkecuali tahun 2014, dimana hampir dua bulan (Februari – Maret) masyarakat Riau dan sekitarnya harus hidup dalam kepekatan asap, yang tidak saja mengganggu aktivitas, tetapi juga mengancam kesehatan. Demikian juga penerbangan di Bandara Sultan Sarif Kasim II maupun Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru sempat terganggu beberapa hari. 


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kesempatan memimpin rapat kabinet telah menyatakan kabut dan asap Riau sebagai bencana nasional, sehingga perlu diambil langkah-langkap terpadu secara cepat dan tepat untuk mengatasinya. Salah satu penanganannya dilakukan melalui jalur udara, dimana BNPB dan TNI telah ditunjuk sebagai institusi eksekutor penanggulangan bencana asap.  Upaya pemadaman titik api lewat udara, tentunya bukan pekerjaan mudah, selain  banyaknya titik api dan  luasnya wilayah sebaran asap  yang begitu pekat di hampir seluruh  Provinsi Riau, keterbatasan sarana dukungan udara yang berkemampuan water bombing maupun rekayasa cuaca  juga perlu pemikiran bersama.

Untuk mendukung kebijakan penanganan asap Riau, Markas Besar TNI AU mengerahkan sedikitnya delapan pesawat angkut berat C-130 Hercules dan satu C212.  Tidak  tanggung-tanggung, dua skadron Hercules TNI AU (Skadud 31 Halim Perdanakusuma Jakarta & Skadud 32 Abdulrachman Saleh Malang), digerakan baik untuk dukungan pergeseran pasukan Pemadaman Kebakaran (Damkar) maupun mendukung misi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). 




Pada misi dukungan TMC, keberadaan pesawat C-130 Hercules ternyata sangat efektif dalam membantu meredam bencana asap di wilayah Riau.  Hal ini terbukti, setelah misi TMC berlangsung, titik api maupun volume sebaran asap di Riau terus berkurang secara signifikan. Pesawat Hercules tanpa kenal lelah melaksakan misi menyebar/menyemai garam (NaCl) dan sangat membantu turunnya hujan di wilayah Provinsi Riau.

Selain berpengalaman dalam berbagai medan penugasan, seperti pemadaman asap di wilayah Kalimantan dan modifikasi cuaca melalui TMC untuk mengatasi banjir di wilayah DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Hercules TNI AU  memang terkenal tangguh dalam urusan angkutan dan dukungan udara, khususnya yang terkait dengan penanggulangan musibah bencana alam. Bahkan ketika Lanud Roesmin Nurjadin dinyatakan close karena asap, C-130 TNI AU menjadi satu-satunya  pesawat yang dapat mendarat dengan mulus menembus pekatnya asap yang menutupi seluruh runway Lanud Roesmin Nurjadin.  


"Saya kipasi dulu Bang"

Menyinggung soal pendaratan C-130 Hercules tersebut, ada sedikit cerita heroik.  Ketika rombongan Panglima TNI terbang menggunakan pesawat B737 A-7305 dari Skadron Udara 17  untuk meninjau situasi Riau,  Mayor Pnb Noto Cahnoto selaku pilot in command menyatakan pesawat tidak dapat masuk (mendarat) karena asap demikian tebal, dimana visibility sangat pendek.  Dalam situasi tersebut, awak pesawat Boeing kemudian melakukan komunikasi dengan penerbang C-130 Hercules A-1327 Mayor Pnb Puguh Yulianto yang juga sedang dalam penerbangan dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Lanud Roesmin Nurjadin membawa pasukan Damkar. 

Melalui perhitungan yang cermat, awak C-130 A-1327 memutuskan untuk mencoba melakukan pendaratan di Lanud Roesmin Nurjadin, meskipun dalam kondisi visibility below minima.  Penggalan kalimat  pembicaraan antara penerbang C-130 Hercules A-1327 (Mayor Pnb Puguh Yuliato) dengan penerbang Boeing B737 A-3705 (Mayor Pnb Noto Cahnoto) mengisyaratkan adanya kepercayaan tinggi, kalau C-130 Hercules A-1327 mampu menembus tebalnya asap Pekanbaru. 

"....Roger... A-1327 on final,  biar saya kipasi dulu Bang asapnya  supaya langit Pekanbaru bersih..," demikian penggalan kalimat  Mayor Pnb Puguh Yulianto selaku pilot in command  A-1327 sedikit mencairkan ketegangan dalam komunikasinya dengan pesawat B737 A-3705 yang diterbangkan oleh Mayor Pnb Noto Cahnoto. 

Selang beberapa waktu, B737 A-1327 berhasil mendarat mulus di Lanud Roesmin Nurjadin diikuti  B737 A-7305 serta enam pesawat C-130 yang membawa ratusan prajurit TNI pasukan Damkar. Ini menjadi salah satu bukti profesionalisme awak C-130 yang begitu prima, meskipun dihadapkan dengan kondisi visibility below minima.

Salah satu pelaku (yang waktu itu masih menjadi Komandan Skadron Udara 31)  Letkol Pnb Adrian P. Damanik beserta beberapa kru C-130 lainnya yang diwawancarai menyatakan rasa bangganya dapat melaksanakan dan menyelesaiakan misi kemanusiaan  di Riau secara tuntas. Menurut mereka kiprah yang dijalankan "Rajawali Sang Penjelajah" (sapaan akrap untuk pesawat C-130 Hercules TNI AU--Red) begitu heroik.  

Beragam aktivitas dan misi yang dilaksanakan, mulai dari soal menyiapkan pesawat beserta awaknya dalam waktu sangat singkat untuk memberangkatkan ribuan prajurit TNI sebagai pasukan Damkar, memodifikasi pesawat untuk pemasangan peralatan console hingga pelaksanaan TMC, memberikan makna pengabdian yang tak terlukiskan dengan kata-kata.

"Kami merasakan suatu kebanggaan tersendiri dipercaya untuk mengemban misi nasional tersebut, dan kami laksanakan tugas itu dengan kesadaran dan tanggung jawab tinggi" kenang Letkol Pnb Adrian P Damanik.

Menurut Alumnus AAU tahun 1995 yang kelahiran Pematang Siantar Sumatera Utara ini, sudah menjadi kebiasaan satuan yang dipimpinnya (Skadron Udara 31) selalu memonitor perkembangan situasi, baik di dalam maupun di luar negeri, bila sedang terjadi musibah bencana. Kewaspadaan tersebut, biasanya diwujudkan dengan menyiapkan pesawat dan awaknya yang standby on call setiap saat. Sehinggga ketika kondisi asap di Riau tidak kunjung membaik, segenap awak Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, terus meningkatkan kewaspadaan dan siap digerakan setiap saat. 

Ribuan ton garam  

Meskipun kesiapan pesawat dan awaknya terpenuhi, bukan berarti pelaksanaan misi dapat segera berjalan. Terkait dengan misi yang harus diemban C-130, khususnya dalam  aplikasi TMC,  maka   segala sarana dan prasarana pendukung TMC harus dipersiapkan, dengan terlebih dahulu memasang peralatan Console.  Peralatan ini menjadi kunci berhasil tidaknya proses penyemaian butiran garam, yang sekaligus juga merupakan kunci berhasil tidaknya proses mempercepat awan menjadi hujan. Khusus misi TMC,  dijalankan oleh pesawat Hercules A-1328, yang memang telah mengalami modifikasi pada bagian ramp door pesawat.

"Begitu mendapat perintah, saya segera berkoordinasi dengan Dansathar 15 Letkol Tek M. Riswanto untuk pemasangan console peralatan TMC yang berada di Sathar 15, di Lanud Husein Sastranegara Bandung, mengingat tanpa peralatan ini proses TMC tidak akan optimal,"  kata Letkol Pnb Adrian P. Damanik.

Setelah proses pemasangan console dan serangkaian uji dinamis selesai, kesiapan pesawat mendapat peninjauan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) maupun pejabat TNI. Esoknya,  menjelang subuh pesawat C-130 A-1328 yang sudah di-setting dengan peralatan untuk TMC, berangkat menuju Lanud Rusmin Noerjadin.    

Peralatan Console yang terpasang merupakan hasil desain dari Depohar 10,  berupa peralatan mekanisasi seeding dan modifikasi ramp door pada pesawat C-130. Console ini berbentuk tangki yang diletakkan dalam satu konstruksi rangka yang dilengkapi dengan roda. Setiap Console berisi tiga tangki dimana kapasitas setiap tangki sekira 850 kg. Dengan sistem consoleTMC ini, sebaran bubuk garam di dalam kabin pesawat dapat diminimalisir dan ancaman korosi pada pesawat Hercules dapat dicegah, karena Console TMC dirancang bekerja dengan kondisi pressurized sistem. 

Dengan peralatan baru ini terbukti misi TMC lebih efektif dibanding peralatan sebelumnya. Pada penggunaan console yang lama, proses penaburan garam  hanya dapat melalui pintu samping (paratroop door) sehingga proses penaburan sering membuat garam bertebaran sampai ke bagian dalam pesawat. Kondisi ini memaksa awak pesawat C-130 yang mengoperasikan console harus berjibaku dengan garam yang bertebaran hingga dalam kabin yang terasa tidak nyaman.


Visibility below minima

Dalam urusan misi TMC, Penerbang dan Navigator Skadron Udara 31 memiliki kemampuan yang tinggi, seperti mampu menganalisa bentuk awan yang berpotensi untuk menjadi hujan terutama di atas wilayah yang terjadi kebakaran lahan. Selain itu mampu melaksanakan terbang instrumen dengan baik mengingat visibilty (jarak pandang) di wilayah Pekanbaru termasuk di Lanud Roesmin Nurjadin sebagai pangkalan aju sangat terbatas (below minima). Untuk mengatur rate of flow dari bahan semai yang akan ditabur juga perlu keahlian khusus mengaturnya supaya dihasilkan penaburan yang effektif. Selain itu crew mampu melaksanakan perbaikan terhadap pesawat apabila mengalami kendala teknis. (Letkol Sus Sonaji Wibowo | Angkasa)



-- Artikel selengkapnya dapat dibaca di Maj. Angkasa edisi Juni 2014--

Menyambut Tank Leopard Indonesia

Posted: 17 Jun 2014 04:32 PM PDT

Indonesia sedang menunggu pengiriman 103 main battle tank Leopard 2 Rheinmetall, yang dua unit diantaranya telah dikirim pada akhir tahun 2013.

Dari 103 tank Leopard 2s tersebut, 42 unit merupakan refurbished dari Leopard 2A4s untuk dijadikan sebagai Leopard 2A4+. Sementara sisanya sebanyak 61 unit diupgrade oleh Rheinmetall menjadi MBT Revolution atau disebut Leopard RI. Upgrade tank ini termasuk penambahan sejumlah elemen oleh pihak Rheinmetall.


Indonesia pesan 103 MBT dari Rheinmetall
Indonesia pesan 103 MBT dari Rheinmetall

Tank ini akan mempertahankan canon 120mm L/44 smoothbore Rheinmetall, namun memiliki kemampuan menembakkan amunisi terbaru rheinmetall 120mm HE DM11 (programmable fuse).


Dengan amunisi baru ini gunner bisa mengatur/mengubah mode fuse, seperti warhead meledak setelah amunisi menembus target (dinding, tembok); atau warhead meledak di depan target (untuk melindungi pasukan yang bergerak di tempat yang minim perlindungan; atau warhead meledak di udara/ di atas target (untuk menyapu musuh yang tidak teridentifikasi).


Amunisi 120mm HE DM11, Tank Leopard 2
Amunisi 120mm HE DM11, Tank Leopard 2

Leopard 2A4+ memiliki kontrol senjata elektronik yang baru serta sistem pendingin terkini. Adapun Tank Leopard yang diuprade menjadi RI standard (MBT Revolution), akan memiliki kemampuan tambahan lainnya.

Indonesia juga menandatangani kontrak dengan Rheinmetall untuk Leopard Gunnery Skills Training (LGST) dan juga simulator mengemudi.

Selain MBT, Indonesia menerima 10 Tank Support Leopard 1, termasuk: Armoured Recovery Vehicles (ARVs) dan Armoured Engineering Vehicles(AEVs).


Rheinmetall Kodiak AEV
Rheinmetall Kodiak AEV
Rheinmetall memiliki tank suport berbasis Leopard 2, yang merupakan kerjasama Rheinmetall dengan RUAG Defence Swiss. Tank Support berbasis Leopard 2 ini diberinama Kodiak AEV, yang antara lain dimiliki Belanda (10 unit), Swedia (6 unit) dan Swiss (12 unit). Kodiak AEV juga sedang dipasarkan di Asia. Singapura akan mendapatkannya pada akhir 2014.

Armored Recovery Vehicle, Leopard 2 ARV Buffel
Armored Recovery Vehicle, Leopard 2 ARV Buffel

Rheinmetal memproduksi Armored Recovery Vehicle berbasis chasis Leopard 2, yang diberinama Buffel ARV. Jerman menggunakannya di Afghanistan. Singapura telah menerima pengiriman dua batch Buffel ARVs dari Rheinmetall.

Rheinmetall juga menjual 42 unit Marder 1A3s ke Indonesia plus 8 Marder 1A3s untuk spare part. Dua unit Marder telah dikirim akhir tahun 2013. (Janes .com | JKGR)

No comments