Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Kadin : Indonesia Harus Perkuat Konektivitas Berbasis Maritim

Posted: 13 Jul 2014 10:32 PM PDT

Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia Perlu Perkuat Konektivitas Berbasis Maritim, Ditunjang dengan sarana kapal yang melayari laut jarak pendek menghubungkan satu pulau dengan pulau lain.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai bahwa konektivitas nasional berbasis maritim base untuk menunjang pergerakan dan pertumbuhan ekonomi daerah belum berjalan. Hal tersebut diperkirakan akan berdampak kepada tidak efisiennya ekonomi nasional.

Kadin : Indonesia Harus Perkuat Konektivitas Berbasis Maritim

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pemberdayaan Ekonomi Daerah, Natsir Mansyur menyebutkan, dampak-dampaknya antara lain angkutan barang dari pulau ke pulau mahal, daya saing lemah, tingginya biaya logistik, INPRES No.26/2013 tentang Sistem Logistik Nasional (Sislognas) berjalan lambat.


"Indonesia sebagai negara kepulauan perlu diperkuat konektivitas berbasis maritim yang ditunjang dengan sarana kapal yang melayari laut jarak pendek menghubungkan satu pulau dengan pulau lain (short sea shipping)," ungkap Natsir di Jakarta, Senin (14/7).

Lanjut Natsir, Kadin mendukung Program Tol Laut yang digagas Jokowi-JK akan berperan penting karena berdampak luas terhadap pergerakan ekonomi. daerah. Namun, kata dia, program tersebut perlu didukung sarana kapal kapasitas menengah 5000 DWT yang diperkirakan kebutuhannya mencapai 500 unit yang terdiri dari kapal migas, curah (bulk), pangan, perkebunan, ternak, cargo serta pelabuhan.

"Disamping itu kapal-kapal yang melayari perairan Indonesia relatif tua, usianya di atas 15 tahun sehingga pengoperasiannya kurang efisien," kata Natsir.

Untuk itu tutur Natsir, pihaknya berharap untuk menunjang program Tol Laut dapat dijadikan sebagai konektivitas berbasis maritim untuk melayari jarak pendek (short sea shipping).

Dalam hal ini kata Natsir, pihaknya menghimbau agar Kementerian terkait perlu lebih serius, karena program tersebut dapat menghidupkan pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di daerah, menjadi lebih efisien serta memantapkan persiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. (JN)

Kasal resmikan masjid di "Kawah Chandradimuka" Marinir

Posted: 13 Jul 2014 09:10 AM PDT

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Marsetio meresmikan penggunaan Masjid Al-Kautsar di area "Kawah Chandradimuka" Korps Marinir atau Komando Pendidikan Korps Marinir (Kodikmar) TNI AL, Gunung Sari, Surabaya, Minggu sore.

Laksamana TNI Dr Marsetio
Laksamana TNI Dr Marsetio

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung nama Masjid Al-Kautsar oleh Kasal, lalu pengguntingan pita oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Penny Marsetio.

Kasal berharap masjid tersebut tidak saja dapat digunakan oleh prajurit TNI Angkatan Laut, tetapi juga oleh warga sekitar. "Saya berharap Masjid Al Kautsar ini dapat memberikan banyak manfaat untuk prajurit dan warga sekitar," ujarnya.


Dalam kesempatan itu, Komandan Resimen Bantuan Tempur-1 Korps Marinir Letkol Mar Iwan Hermawan selaku Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Kautsar melaporkan masjid merupakan fasilitas/sarana ibadah bagi umat Islam, yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pembinaan mental spiritual dan wadah ukhuwah Islamiah dalam kebaikan.

"Adapun sejarah berdirinya masjid yang memiliki satu kuba utama dan empat kuba tambahan ini berawal dari sebuah mushalla yang dibangun oleh Korps Komando TNI-AL Wilayah Timur pada tahun 1966 di bawah kepemimpinan Pangkowiltim Mayjen KKO AL Soewaji," katanya.

Selanjutnya pada tahun 1972 direnovasi yang pertama kalinya dan berubah nama menjadi Masjid Al Kautsar oleh Pangkalan Korps Komando TNI-AL di bawah pimpinan Kolonel KKO AL Gandhi Purnomo.

Kini, masjid yang memiliki tinggi 26 meter itu "disulap" menjadi megah dengan kuba khasnya berwarna ungu yang dikombinasikan dengan warna putih cerah.

"Saat ibadah tarawih, jumlah jamaah shalat sempat dihitung oleh Ketua Takmir Masjid Al Kautsar Mayor Mar Fajar Cahyono yang sehari-hari berdinas sebagai Kepala Mimbar Khusus Depjian Kodikmar dan jumlahnya mencapai 700 orang, karena ada warga Kompleks Marinir Gunungsari dan warga Kampung Jogoloyo dan sekitarnya," katanya.

Acara dirangkai dengan ceramah agama Islam sebagai pengantar berbuka puasa olen Ustaz DR drh H Mustofa Helmi Effendi DTAPH yang sehari-hari menjabat sebagai Lektor Kepala Dan Sekretaris Departemen Kesmavet Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Masjid itu bersebelahan dengan TK dan SD Hang Tuah VII Surabaya, serta pintu gerbang Kodikmar yang merupakan lokasi penggemblengan para prajurit baret ungu untuk menjadi pasukan pendarat amfibi.

Sarana ibadah umat Islam yang direhabilitasi sejak 1 Mei 2013 itu seluas 7.500 meter persegi dengan total luas bangunan 750 meter persegi dengan daya tampung sedikitnya 700 jamaah.

"Selain dilengkapi dengan fasilitas berupa empat ruang shalat, satu ruang takmir, tempat wudlu, serta MCK pria dan MCK wanita, beberapa sudut masjid dihiasi dengan Asmaul Husna berwarna-warni," kata Kasubdispenum Dispenal Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet.

Acara peresmian juga dihadiri Aspers Kasal Laksda TNI Djoko Teguh, Aslog Kasal Laksda TNI Suyitno, Para Panglima Kotama TNI Angkatan Laut, termasuk Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Kadispenal Laksma TNI Manahan Simorangkir, Komandan Lantamal V Surabaya Brigjen TNI (Mar) Rudy Andi Hamzah, Komandan Pasmar 1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso, dan Komandan Pasmar 2 Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi. (Antara)

Pesan Panglima TNI Untuk 56 BEM Universitas se-Pulau Jawa

Posted: 13 Jul 2014 08:13 AM PDT

SEKEDAR mengingatkan, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko menggambarkan bagaimana kacau dan semrautnya kejadian yang menimpa Indonesia di tahun 1998. 

Pesan Panglima TNI Untuk 56 BEM Universitas se-Pulau Jawa

"Banyak ketidakstabilan di tahun tersebut," bebernya pada para Badan Eksekutif Mahasiswa seluruh Pulau Jawa saat buka puasa bersama di Jakarta Jumat (11/7/2014) malam.

Hal ini wajib digambarkan saat ini, dimana pilpres kali ini bisa saja menimbulkan situasi dan kondisi yang sama. "Tentu kita semua tak mau mengulangi hal itu terjadi lagi," tambahnya.


Maka sudah sewajarnya, TNI sebagai penjaga keamanan dan pertahanan di Indonesia harus saling bahu membahu dengan semua kalangan untuk meredam semua friksi yang akan terjadi, termasuk mahasiswa.

"Mungkin adik-adik yang datang malam ini dulu tidak merasakan bagaimana kerasnya situasi politik saat itu. Namun pasti pernah mendengar kejadian penjarahan bukan?. Hal ini yang harus kita siagakan, kita hindarkan dan kita cegah sedini mungkin," papar Panglima lagi.

Kedepannya marilah kita kembali bangun persatuan dan kesatuan untuk membangun Indonesia lebih baik lagi. "Jangan mudah terprovokasi dan tetap berjalan diatas rel akademis," pungkasnya. (POL)

Manpack Alkom FISCOR-100 Alat Komunikasi Anti Sadap dan Anti Jamming Buatan PT LEN

Posted: 13 Jul 2014 07:38 AM PDT

"TES… satu, dua, tiga… satu, dua, tiga… dikopi," ucap Sri Yuniardi, peneliti alat komunikasi militer dari PT LEN Industri. Ia tengah mempraktikkan bagaimana cara kerja produk inovasi Manpack Alkom FISCOR-100. Alat komunikasi militer buatan PT LEN Industri (Persero) itu merupakan salah satu inovasi unggulan PT LEN yang pernah memperoleh penghargaan Anugerah Rintisan Teknologi Industri 2009 dari pemerintah. Manpack Alkom FISCOR-100 dikembangkan sejak 2001 oleh PT LEN Industri. Nama '100' diambil dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-100 pada 2008. Tujuannya untuk membangkitkan industri berbasis teknologi dalam negeri.

Manpack Alkom FISCOR-100 Alat Komunikasi Anti Sadap dan Anti Jamming Buatan PT LEN

Bermula dari keinginan TNI untuk mengembangkan dan memproduksi alat komunikasi militer buatan dalam negeri. Pada periode 2001-2003, Puslitbang TNI bekerja sama dengan PT LEN Industri dalam program RUK Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengembangkan alat komunikasi radio antisadap dan anti-jamming.


Alat komunikasi militer memiliki fungsi sangat strategis karena membantu keberhasilan operasi militer dan membantu komunikasi pasukan yang berada di lapangan dengan unit-unit lainnya di tempat berbeda. Hasilnya? Para periset PT LEN Industri berhasil menciptakan prototipe alat komunikasi VHF FH dengan kecepatan hopping 1 hope/sec. Kemudian pada 2007 PT LEN Industri berhasil melakukan rancang bangun mandiri alat komunikasi Manpack HF Spread Spectrum Frequency Hopping, dengan kecepatan hopping 5 hope/sec. Alat tersebut terus disempurnakan hingga 2008 agar kecepatan hopping bisa mencapai 5, 10, 20, dan 50 hope/sec dan random hop speed yang tidak dimiliki alat komunikasi militer lainnya.


Manpack Alkom FISCOR-100 Alat Komunikasi Anti Sadap dan Anti Jamming Buatan PT LEN



Antisadap

Di kelas HF inilah alat komunikasi FISCOR-100 menjadi yang tercepat. Manpack Alkom FISCOR-100 beroperasi pada rentang frekuensi 2 Mhz hingga 3 Mhz dengan 256 channel, dan kebutuhan pasokan tenaga 12 Vdc-24 Vdc. Peralatan ini bisa digunakan untuk komunikasi pada level peleton hingga batalion.

Menurut Sri Yuniardi, alat komunikasi militer berupa radio memang harus bebas jamming dan tidak bisa disadap. Karena itu, frekuensi yang diambil ialah frekuensi yang tidak dipakai. "Radio militer bekerja di trek 2 Mhz sampai 3 Mhz. Bisa juga sekelas 7 Mhz. Di dunia militer, para ahli frekuensi radio akan mengambil gelombang radio yang kosong. Ini bedanya dengan radio komersial. Setiap kali on air, radio komersial akan didengar banyak orang, sedangkan di militer tidak," terangnya. Frekuensi radio ini menjadi jantung pada alat komunikasi FISCOR-100.

Dua perusahaan asing dari Australia dan Prancis pernah bekerja sama dengan PT LEN Industri untuk pengembangan alat komunikasi militer ini. Namun, kemudian PT LEN Industri mengembangkan alat komunikasi sendiri dengan mengombinasikan keunggulan teknologi alat komunikasi produksi kedua negara mitra tersebut.

Para periset banyak belajar dari pengalaman kedua negera dalam mengembangkan alat komunikasi militer. "Kami belajar membuat alat-alat komunikasi militer dengan Q-Mac Australia dan Thales Prancis. Thales merupakan industri komunikasi terbesar di dunia saat ini. Dan yang paling rumit ialah masalah frekuensi. Ahli frekuensi di Indonesia minim. Mau tidak mau, kita semua harus belajar masalah frekuensi dan enkripsi," ungkap Yuniardi.




Dengan kombinasi ini tentunya produk PT LEN Industri jauh lebih unggul. Teknologi tersebut memiliki kandungan lokal 85%, sedangkan untuk komponen handset, elektronik, dan konektor masih diimpor. Komponen dalam negeri dengan sistem komunikasi yang dirancang secara khusus sangat menguntungkan bagi TNI. Sebab, sistem komunikasi buatan luar negeri belum tentu aman karena akan dirancang untuk kepentingan negara pembuat. Untuk itu, sistem keamanan dalam komunikasi dirancang khusus dan hanya pemakaianya yang tahu. Alat tersebut bisa didesain sesuai keinginan.

Pembuktian antisadap ini diperlihatkan saat uji coba. Ketika alat tersebut dipakai berkomunikasi, di frekuensi biasa hanya terdengar suara gelombang radio tanpa ada suara. Kadang bunyinya agak bising, tapi tanpa ada yang bercakap-cakap. Padahal di balik itu sedang terjadi komunikasi antarpemakai. Hal tersebut menunjukkan alat komunikasi itu telah dilengkapi comsee sehingga tidak muncul percakapan di udara layaknya penyiar radio. Suara yang keluar dari percakapan antarpihak di lapangan telah dienkripsi sehingga mempersulit orang atau pihak musuh melakukan penyadapan.



"Intinya suara dikacaukan," ujar Yuniardi. Sebetulnya komunikasi bisa bocor ke sipil atau pihak musuh apabila kunci frekuensinya sama. Untuk mencegah kebocoran informasi, perlindungan atau keamanan komunikasi harus ditangani oleh tiap negara. Termasuk saluran telepon presiden, lembaga-lembaga strategis, dan agen rahasia di negara-negara maju telah dienkripsi dengan kode-kode khusus. Oleh karena itu, bila produk komunikasi militer masih mengandalkan impor, dikhawatirkan rahasia negara bisa bocor ke negara lain lewat penyadapan alat komunikasi.


Uji coba alat komunikasi tersebut sudah dilakukan dari Bandung ke Surabaya dengan jarak 400 km. Dalam uji coba itu terbukti radio komunikasi militer ini aman dari penyadapan dan jamming. Kecanggihan alat tersebut diganjar penghargaan Upakarti, Desain Terbaik, dan Kreasi Prima. Peralatan berbentuk kotak berwarna hijau tentara ini memiliki berat 5 kg dengan baterai yang tahan dipasang selama 24 jam. Baterai yang dipakai bisa diisi ulang dengan memakai energi solar cell. Satu amphere solar cell bisa mengisi baterai selama 1 jam.PT LEN Industri kini sedang melakukan perbaikan- perbaikan, terutama untuk berat radio dan antene. Menurut Yuniardi, saat ini bobot radio masih terlalu berat. "Kalau bisa, di bawah 5 kg, yakni dengan cara mengurangi konsumsi daya baterai. Kemudian antenanya juga kurang efisien." Antena HF yang menggunakan frekuensi rendah membutuhkan antena panjang untuk bisa menerima frekuensi yang bagus. PT LEN Industri saat ini sedang mengembangkan Manpack FISCOR-100 dari sistem analog menuju digital. Risetnya sudah dimulai sekarang ini.  (
Sumber : Kemenristek | JKGR )

Eropa: HABIBIE DAN ALUTSISTA

Posted: 13 Jul 2014 07:23 AM PDT

Sangat menyenangkan, setelah bulan lalu kedatangan keluarga besar mertua saya dari Iran, minggu ini pula kami kedatangan Ibunda dan Ayahanda tercinta kami. Sebuah momen kebersamaan yang jarang kami jumpai, bahkan disaat kami masih kecil sekalipun. Sejak kecil, saya sudah terbiasa hidup terpisah dengan salah satu atau kedua orang tua kami. Tapi hari ini, keduanya ada di sini, di sisi kami. Terima kasih Tuhan..!


Menyengajakan diri bertolak dari Amsterdam ke Jakarta untuk menjemput relasinya yang sedang liburan selama 3 bulan di Indonesia, kemudian membawanya ke hadapan saya yang berdomisili di Kuala Lumpur, adalah sebuah kebanggaan dan kehormatan besar. Mereka sudah tidak muda lagi, tapi lelahnya seakan sirna tatkala harus menebar cinta kasih pada sesama dan pada anak-anaknya. Saya bertekad untuk mampu menjadi seorang ayah dan lelaki yang sekuat dan setabah dia. Amin..!


Di ruang belakang yang menghadap ke kolam renang, kami bercengkerama sambil menunggu saatnya berbuka puasa. Suasana menjadi kian hangat dengan ulah usil yang lucu dari rekan ayah saya yang coba menggoda anak sulung saya yang tampak lemas karena berpuasa. Pria tua bule jangkung ini tak henti-hentinya membuat suasana rumah menjadi riuh. Sebut saja Ernest, pria berdarah Belanda berkewarganegaraan Jerman ini, sekarang sedang gandrung dengan produk yang berhubungan dengan batik. Hampir setiap tahun dia akan mendatangi Indonesia untuk melihat perkembangan batik nasional, baik dari segi motif dasar maupun produk fashion yang sudah jadi. Visinya tentang batik, kadang kala melampaui visi kebanyakan pebatik yang telah ada. Dia beranggapan bahwa pebatik nasional sangat memegang teguh pakem batik dari pendahulunya, baik dari segi motif design, maupun material batik itu sendiri.

Orang yang dia anggap sangat luwes dalam memandang batik hanyalah (Alm.) Iwan Tirta. Selebihnya adalah pebatik konservatif, kecuali untuk produk fashion jadinya. Pengetahuannya tentang batik, tidak diragukan..! Dua puluh tahun lebih, hidupnya dihabiskan di bumi Indonesia tercinta..! Tapi tentu saja bukan semata-mata karena batik, jika kemudian selama puluhan tahun mengabdikan diri pada pembangunan dan pengembangan IPTEK di Indonesia.

Doktor lulusan universitas terkemuka di Jerman ini, selama mudanya pernah malang melintang di perusahaan tempat Habibie muda dulu bekerja. Hubungan personalnya dengan Habibie yang sangat dekat, telah menjadi alasan mengapa dia menjadi salah satu generasi pertama pencetus pembangungan Hi-Tech di Indonesia, yang digagas oleh Habibie dan Soeharto. Pemanggilan Habibie oleh Soeharto di awal dekade 70an, telah membawa lelaki ini berada di Indonesia. Dialah lelaki yang ditunjuk pimpinan perusahaan Ferrostaal Jerman untuk mendampingi adik kandung BJ Habibie yang kala itu secara instan menjabat sebagai orang nomor satu di Ferrostaal Indonesia. Kelak perusahaan ini akan menjadi kunci masuknya teknologi tinggi Eropa ke Indonesia.

Tindakan Soeharto yang menganeksasi Timor Timur, dan membantai ribuan warga sipil, sempat membuatnya terpikir untuk kembali ke Jerman. Namun niat itu dia urungkan apabila melihat kesungguhan Habibie yang ingin memajukan bangsanya. Amarahnya dia salurkan melalui kegiatan respondensi dengan organisasi anti Indonesia yang tersebar di daratan Eropa. Embargo senjata yang dijatuhkan bangsa-bangsa Eropa pada Indonesia pasca pengambilalihan Timor Timur, selanjutnya menjadi tantangan tersendiri bagi dia bersama Habibie.

Jika Menlu Indonesia melakukan diplomasi terbuka, maka dia dan Habibie justru melakukan hal yang sebaliknya. Tak terbilang berapa kesepakatan dibalik pintu terkunci yang dihasilkan dengan negara-negara Eropa. Overall, semua misi berjalan sukses sebagaimana yang diinginkan.

Jika sebelum pengambilalihan TimTim, teknologi sengaja dibeli karena keinginan untuk menguasai, maka sesudah itu, pengambilan teknologi justru dilakukan untuk menyiasati embargo senjata, agar kita tetap bisa mendapatkan senjata yang diinginkan. Itulah sebabnya mengapa perusahaan-perusahaan strategis yang dibentuk Habibie memiliki begitu banyak lisensi dari perusahaan senjata di Eropa.

Sekedar untuk merinci sedikit jejak sukses Habibie yang harus membawa Indonesia melewati efek embargo adalah:


1. Windtunnell Puspitek Serpong
Berkat kelihaian Habibie melobi sahabat dan kenalannya di Belanda, akhirnya teknologi penting ini bisa dibawa ke Indonesia dari tangan para ahli Fokker di sana. Bahkan sesudah itu, Habibie juga sukses memindahkan asset light tank AMX 13 milik militer Belanda ke Indonesia secara senyap, sebagai reaksi atas penolakan Perancis yang tidak menginginkan Indonesia memiliki produk militer kebanggaannya. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, Habibie juga sukses mengapalkan kargo tertutup yang berisi 2 unit Zwaardvis Submarines dan 2 unit Moray Class Submarines pada beberapa tahun kemudian. Kabar ini kemudian terendus, sehingga membuat pemerintah Perancis merasa iri dengan rezeki nomplok yang diraih Belanda. Sehingga kemudian Habibie pun diundang ke Paris. Hasilnya, Indonesia mendapatkan tambahan AMX 13 beserta teknologi senjata lainnya. Habibie meminta Perancis untuk turut serta membangun IPTN bersama Spanyol.

2. Senjata Ringan Swedia
Swedia adalah negara yang kemudian didatangi Habibie. Disini Habibie berhasil meyakinkan para petinggi perusahaan salah satu ordnance industrie yang saat itu terancam bangkrut, untuk memberikan lisensinya pada Pindad. Sukses, setidaknya kita bisa terlepas dari perangkap bangsa Barat yang ingin mengkebiri kekuatan TNI, dan hampir menjadi tentara tanpa senjata. Dari Swedia, Habibie juga memulai pembangunan industri peroketan Indonesia yang telah lama terbengkalai.

3. Membuat Pintu Belakang di Parlemen Jerman
Terkadang terasa begitu pedas dengan aksi bangsa barat terhadap Indonesia, apabila kita membacanya di media. Meski mungkin benar demikian adanya, tapi nyatanya selalu ada solusi yang bisa diambil dengan mengabaikan hak publik. Bentuk diplomasi dengan Jerman adalah contoh kongkrit dari praktek diplomasi serupa ini. Habibie terbilang menuai sukses diplomasi yang amat besar dengan Jerman. Ketika kapal selam kita memerlukan overhaul di Jerman, Habibie berhasil merayu pihak HDW dan pemerintah Jerman, untuk melakukannya di Indonesia. Walhasil, Jerman pun merestui dan menunjuk Ferrostaal sebagai partner utama dalam peningkatan kemampuan PT PAL Surabaya. Yang lebih mengharu biru, Indonesia juga berhasil mendapatkan U209 versi terbaru yang sangat dibutuhkan untuk mengisi kekosongan saat dua KS kita menjalani overhaul. Semuanya dalam kemasan yang tersegel dengan harga yang tergolong mahal disaat itu, yakni USD500 million/unit. Selain itu, masih ingatkah dengan pembelian 39 unit kapal eks Jerman Timur? Kesemua kapal itu hanya dihargai USD12 million. Tapi apakah kita benar-benar ingin membeli kapal itu?

Ternyata tidak. Overhaul KS, dan pembelian 39 unit kapal eks Jerman Timur adalah muslihat Habibie untuk menghindari protes masyarakat Eropa. Overhaul, sesungguhnya adalah proses TOT tahap awal yang diperlukan Indonesia untuk mampu memperpanjang masa pakai KS yang kita miliki. Selain itu, ternyata Indonesia juga baru belajar tentang management KS yang benar dari Jerman. Sedangkan pembelian 39 unit kapal itu, adalah bagian dari TOT proyek modernisasi PT PAL dan penguasaan berbagai teknologi pendukung lainnya. Nyatanya, harga teknologi yang ditawarkan pada Indonesia adalah sebesar USD700 million, yang merupakan bagian dari total nilai proyek modernisasi PT PAL yang jumlahnya bernilai hampir £1.1billion. Sebuah mega proyek yang tidak pernah mengemuka ke publik..! Bahkan sesudah itu, Jerman juga terlibat dalam modernisai jaringan telekomunikasi di Indonesia melalui modernisasi PT Telkom.

Hal terbaru yang tidak kalah panasnya adalah masalah akuisi MBT Leopard. Setelah ditolak Belanda, akhirnya Indonesia pun berpaling ke Jerman. Sukses dengan Jerman, Menhan Belanda pun datang ke Jakarta. Artinya..? Hehehe..! Biarlah Pak Menhan saja yang tahu..!

Melihat kronologinya, tampak sebuah pola hubungan antara Indonesia dan Eropa yang menjadi baku. Kebakuan ini pulalah yang membuat negara-negara lain beranggapan bahwa langkah yang diambil Indonesia adalah bagian dari sebuah strategi pertahanan. Apalagi pada tahun 2008 lalu, Indonesia tiba-tiba begitu lantang menolak tawaran KS Kilo dari Russia, padahal KS ini hanya mensyaratkan peningkatan infrastruktur di Indonesia.

Masyarakat dunia sudah mafhum. Mereka tidak lagi melihat apa yang Indonesia katakan, tapi mereka melihat pada apa yang Indonesia lakukakan. Setelah 2008, Indonesia justru membangun pelabuhan KS super canggih di Teluk Palu. Artinya..? Hehehe..! Lagi-lagi biarlah Pak Menhan dan TNI saja yang tahu.

Sebenarnya masih banyak informasi yang saya terima. Namun segala yang vital bagi negara, saya akan tetap teguh menjaganya. Selain itu, saya juga ingin menghormati kesucian Ramadhan dan turut berempati atas nestapa yang diderita saudara kita di Palestine. Saya tidak ingin memicu prasangka, apalagi berpikir untuk unjuk diri dan menepuk dada. Saya sekedar ingin bertukar informasi. Katakan salah, jika segala yang saya sampaikan adalah salah. Sesungguhnya kebenaran adalah tujuan akhir saya. Terima kasih untuk semua. Selamat menjalani ibadah puasa. Salam hangat, dari kami yang penuh cinta di Kuala Lumpur. Salam Indonesia Besar..!

(by: yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 12 July 2014 | JKGR)

No comments