Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Update Foto Tank Leopard Indonesia

Posted: 02 Sep 2014 10:16 PM PDT

Petugas berada di samping tank Leopard asal Jerman yang terparkir setelah diturunkan dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (2/9). Sebanyak 52 tank yang terdiri dari 24 tank Leopard dan 28 tank Marder itu selanjutnya akan dibawa ke Surabaya untuk memeriahkan parade militer saat HUT TNI pada 5 Oktober mendatang. 






Sumber : MetroNews

Korsel Tempatkan Indonesia Sebagai Mitra Strategis Industri Pertahanan

Posted: 02 Sep 2014 09:55 PM PDT

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menempatkan Indonesia sebagai mitra strategis dalam kerjasama di bidang industri pertahanan. Korsel memandang, kerjasama di bidang industri pertahanan sangat penting kedua negara guna meningkatkan hubungan kerjasama dalam kemitraan strategis yang telah terjalin baik selama ini.

Korsel Tempatkan Indonesia Sebagai Mitra Strategis Industri Pertahanan

"Sekarang Pemerintah Korea sangat menilai tinggi potensi akan perkembangan industri pertahanan Indonesia, sehingga Pemerintah Korea telah menunjuk Indonesia sebagai mitra strategis di bidang industri pertahanan", ungkap Director General Defence Industry Promotion Bureau, Defense Acquisition Program Administration (DAPA), Lee Jung Yong selaku Ketua Delegasi Korsel dalam Pertemuan Technical Meeting The Third Indonesia-Korea Defence Industry Cooperation Committee (DICC) Meetting, Selasa (2/9) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Technical Meeting ini merupakan pertemuan pendahuluan dalam rangka The Third Indonesia-Korea DICC yang akan berlangsung hari Kamis tanggal 4 September 2014 di Kemhan, Jakarta. Hadir selaku Ketua Delegasi Indonesia dalam Technical Meeting ini, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan RI  Dr. Timbul Siahaan.


Lebih lanjut Director General Defence Industry Promotion Bureau, DAPA, mengatakan, bahwa hubungan kerjasama Korsel dan Indonesia telah terjalin sangat baik sampai dengan saat ini. Untuk melanjutkan kerjasama yang baik ini, pihaknya berharap kerjasama di bidang industri pertahanan kedua negara dapat terus  berlanjut.

Korsel melihat industri pertahanan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk berkembang di masa depan, apalagi Indonesia merupakan negara yang berpengaruh di kawasan ASEAN.

Untuk itu, Korsel membuka peluang dan kesempatan seluas – luasnya untuk masa depan kerjasama kedua negara di bidang industri pertahanan. Korsel menginginkan kerjasama industri pertahanan kedua negara tidak hanya sekadar penjualan dan pembelian, namun lebih dari itu Korsel juga menginginkan adanya kerjasama yang lebih luas di bidang penelitian dan pengembangan teknologi industri pertahanan.

Sementara itu, Dirjen Pothan Kemhan RI menyambut baik keinginan Korsel untuk meningkatkan kerjasama dengan Indonesia di bidang penelitian dan pengembangan teknologi industri pertahanan. Kerjasama di bidang industri pertahanan antara Indonesia dan Korsel saat ini terus meningkat dan mencapai kemajuan yang sangat baik. Indonesia dan Korsel telah membentuk hubungan yang baik dalam kerjasama industri pertahanan yang meliputi perencanaan untuk pembangunan bersama, produksi bersama dan pengadaan.

Oleh karena itu, menurutnya melalui pertemuan ini diharapkan akan lebih meningkatkan lagi kerjasama industri pertahanan kedua negara berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, dan penghormatan penuh kedaulatan dan keutuhan wilayah.

Dalam Technical Meeting ini, selain hadir pejabat Kemhan dan TNI, dalam Delegasi Indonesia juga turut serta perwakilan dari industri pertahanan dalam negeri antara lain PT. DI, PT. Infoglobal, PT.Farin Industri, PT. Garda Persada, PT. T&E Simulation dan PT.PAL. Sementara itu, dalam Delegasi Korsel juga turut perwakilan industri pertahanan Korsel antara lain Han Hwa, LIG Nex1 dan Samsung Techwin.

Keikutsertaan sejumlah perwakilan dari industri pertahanan dari kedua negara tersebut diharapkan akan dapat turut pula mendukung peningkatan kerjasama industri pertahanan Indonesia - Korsel. (DMC)

Lantik 16 Perwira Tinggi, Kapolri Minta Mereka Sambut Pemerintah Baru

Posted: 02 Sep 2014 09:47 PM PDT

Kepala Kepolisian Jenderal Sutarman resmi melantik 16 Perwira Tinggi (Pati), Rabu 3 September 2014. Pelantikan itu dilaksanakan di Ruang Pertemuan Utama (Rupatama), Mabes Polri.

Lantik 16 Perwira Tinggi, Kapolri Minta Mereka Sambut Pemerintah Baru
Kapolri Jenderal Sutarman
Dalam pelantikan atau serah terima jabatan, Sutarman juga memberikan arahan terkait penyusunan strategi jangka menengah dalam menyambut pemerintahan yang baru. Sementara itu, para pejabat yang baru juga diminta untuk memperhatian dampak perekonomian tahun 2015.

"Dampak dari persaingan ekonomi menjadi masalah sosial dan tentunya akan menjadi masalah di Indonesia. Kita harus mengevaluasi dampak politik sosial dengan menyiapkan strategi ke depannya," pesan Sutarman dalam acara pelantikan tersebut.


Adapun 16 orang Pati yang dilantik hari ini adalah:

1. Irjen Pol Dwi Prayitno dari Kapolda Metro Jaya menjadi Irwasum menggantikan Komjen Anton Bahrul Alam.

2. Irjen Pol Unggung Cahyono dari Kapolda Jawa Timur menjadi Kapolda Metro Jaya.

3. Irjen Pol Anas Yusuf dari Wakabreskrim Polri menjadi Kapolda Jawa Timur

4. Irjen Haka Astana dari Sahlijemen Kapolri menjadi Asisten Sumber Daya Manusia (SDM) Kapolri menggantikan Irjen Mustafa Hari Kuncoro.

5. Irjen Burhanuddin Andi dari Kapolda Sulawesi Selatan menjadi Koorsahli Kapolri.

6. Irjen Pol Anton Setiadji dari Kadivkum Polri menjadi Kapolda Sulawesi Selatan.

7. Irjen Pudji Hartanto dari Kepala Korlantas Polri menjadi Gubernur Akpol.

8. Irjen Dicky Atotoy menjadi Kapolda Kalimantan Timur.

9. Irjen Eko Hadi Kapolda Sumatera Utara, sebelumnya Gubernur Akpol.

10. Brigjen Condro Kirono dari Kapolda Riau menjadi Kepala Korlantas Polri

11. Brigjen Bambang Hermawan menjadi Kapolda Riau

12. Brigjen Bambang Sudarsiman menjadi Kapolda Jambi

13. Brigjen Moecgiyarto dari Kapolda NTB menjadi Kadivkum. Polri

14. Brigjen Srijono menjadi Kapolda NTB

15. Brigjen Endang Sunjaya menjadi Wakapolda Aceh

16. Brigjen Arman Depari menjadi Kapolda Kepulauan Riau.


Sumber : VivaNews

Presiden SBY akan Saksikan Kesepakatan Batas Laut di Singapura

Posted: 02 Sep 2014 09:43 PM PDT

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono sudah tiba di Singapura. Di negara ini, presiden akan menyaksikan penandatanganan perjanjian Delimitation of the Territorial Seas in the Eastern Part of the Strait of Singapore yang dilakukan Menlu Marty Natalegawa, Rabu (2/9) besok.

SBY akan Saksikan Kesepakatan Batas Laut di Singapura

"Yang pasti yang utama, Bapak akan menyaksikan penandatanganan batas wilayah laut," kata staf khusus presiden bidang luar negeri, Teuku Faizasyah di Hotel Shangri-La Singapura, Selasa (2/9/2014).

Pria yang akrab disapa Faiz ini menjelaskan, momentum penandatanganan perjanjian delimitasi batas maritim diharapkan akan semakin meningkatkan hubungan bilateral dengan Singapura. Selain itu, apa yang dilakukan kedua negara dalam menyelesaikan masalah batas maritim, bisa jadi panutan dunia internasional.


"Kiranya dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain di kawasan yang masih dihadapkan pada tantangan serupa," tutur Faiz.

SBY juga direncanakan untuk bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong serta Presiden Tony Tan Keng Yam. Pertemuan ini untuk mengkaji bentuk kerjasama yang sudah terjalin dalam 10 tahun terakhir ini.

"Jadi berangkat dari sana, nanti hal-hal apa yang bisa ditindaklanjuti pemerintahan yang akan datang," tandasnya. (Detik)

Pakar UAV Dunia Tawarkan "Drone" Garuda Khusus untuk Indonesia

Posted: 02 Sep 2014 06:36 PM PDT

Pakar UAV dunia menawarkan drone untuk mendukung visi presiden terpilih Joko Widodo. Penawaran tersebut dikatakan khusus untuk Indonesia.

Josaphat Tetuko Sri Sumantyo yang juga berasal dari Indonesia menawarkan drone bernama Indonesian Sky Scanner Drone Garuda.


Pakar UAV Dunia Tawarkan "Drone" Garuda Khusus untuk Indonesia
lustrasi Indonesian Sky Scanner Drone Garuda
Drone tersebut adalah jenis stratosphere drone. Drone ini dirancang terbang di ketinggian 13-20 kilometer di atas permukaan laut sehingga tidak mengganggu penerbangan sipil.

"Stratosphere drone ini saya propose khusus untuk Indonesia saja," kata Josh yang saat ini bekerja di Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Jepang.

Josh telah memaparkan drone yang dikembangkannya kepada perwira di Direktorat Topografi TNI-AD dan Dinas Survei dan Pemotretan Udara TNI-AU pada 15 Agustus 2014 lalu di Jakarta.


Drone Garuda memiliki dua fungsi, sebagai drone sekaligus satelit. Selain itu, drone ini juga dapat dilengkapi dengan beragam sensor, mulai kamera hingga teleskop.

Dengan beragam sensor, drone bisa mendukung tujuan pengawasan wilayah perbatasan, penebangan dan perikanan ilegal, sampai pengejaran terorisme.

Ada beragam sensor yang bisa dibeli. Namun, Indonesia juga bisa mengembangkannya sendiri sekaligus memberdayakan ilmuwan dan akademisi di lokal.

Contoh sensor yang bisa dikembangkan Indoensia antara lain sensor cuaca dan relay telekomunikasi untuk daerah terpencil.

Untuk perangkat navigasi, Indonesia harus mengembangkan sendiri. Sistem navigasi biasa macam GPS tidak bisa digunakan sebab ketinggian maksimal pemakaian GPS adalah 18 km.

"Bila kita kembangkan dan operasikan saat ini secepatnya, maka jelas bisa dikatakan ini buatan Indonesia dan Indonesia menjadi pemimpin terdepan," urai Josh lewat email, Senin (1/9/2014).

Josh yang mengepalai Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory mengatakan, jumlah drone "Garuda" yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan pemantauan.

Misalnya, jika tujuan pemakaian drone adalah untuk pemantauan daerah perbatasan kritis seperti Malaysia, Australia, dan Papua Niugini, jumlah drone yang dibutuhkan 6 unit.

Sementara, Josh mengungkapkan bahwa untuk satu unit drone, harganya adalah Rp 10 miliar, belum termasuk ragam sensornya.

Sensor setidaknya terdiri atas sensor optik dan Synthetic Aperture Radar (SAR) yang dapat tembus awan dengan harga kira-kira 10M dan 15M rupiah.

Harga tersebut berlaku bila menggunakan komponen-komponen impor. Bila komponen bisa dikembangkan sendiri dan produksi massal, harga bisa ditekan. (Kompas)

No comments