Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Kapolri-Kasad lakukan pertemuan tertutup di Batam

Posted: 19 Nov 2014 09:58 PM PST

Kapolri Jenderal Sutarman dan Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melakukan pertemuan di Mapolda Kepri, Kamis pukul 11.00 WIB, membahas langkah pascabentrokan anggota Yonif 134/Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepri di Tembesi, Batam, Rabu.

Kapolri-Kasad lakukan pertemuan tertutup di Batam

Sebelumnya terjadi kasus baku tembak yang melibatkan oknum Brimob Polda Kepulauan Riau dengan oknum Yonif 134 Tuah Sakti TNI AD di Batam, hingga Rabu (19/11)  malam.  Peristiwa ini dikabarkan karena adanya aksi saling ejek antara oknum anggota dua instansi.

Para peristiwa itu Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo dilaporkan sempat terjebak dalam aksi tembak-menembak di Markas Komando Brimob Polda Kepri.

Sementara itu Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mendorong pelaksanaan kegiatan-kegiatan antarinstansi militer untuk mencegah terulangnya bentrokan antarinstansi tersebut.


"Diberikan kegiatan-kegiatan yang sifatnya internal, antarinstansi militer di sana. Dengan tidak ada interaksi semacam ini, mereka menganggap mereka adalah orang lain. Tetapi ketika mereka sering diajak kerja sama dan kerja bakti antarmasyarakat, antara polri dan TNI saya kira ini akan merasa sebagai saudara," katanya.


Tembakan bersahutan di Mako Brimob Batam

Suara tembakan terdengar bersahutan di kawasan Markas Komando Brigade Mobil Polda Kepri di Tembesi, Kota Batam, Rabu malam.

Wartawan Antara di lokasi kejadian melaporkan, pengguna jalan raya tetap melintas depan Mako Brimob baik dari arah Jembatan Barelang maupun simpang Tembesi walaupun suara tembakan dari arah Mako Brimob terdengar lantang.

"Sekitar pukul 17.00 WIBi telah terdengar suara tembakan, saya langsung tiarap di bawah pohon depan Mako Brimob. Hingga pukul 19.00 WIB masih terdengar suara tembakan," ujar Joko Sulistyo, fotografer Antara.

Ia mengatakan, masyarakat yang melintas umumnya berkendaraan roda empat sehingga tidak terlalu mendengar suara tembakan.

"Saya sangat terkejut sampai bertiarap. Ada juga beberapa rekan wartawan lain dengan saya, akhirnya kami lari berlindung di Lapas Batam yang bersebelahan dengan Mako Brimob," ungkap Joko.

Menurut dia, masih ada empat wartawan media lokal yang terjebak dalam Mako Brimob karena mereka tadi sore masih bersama Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo.

Keempat wartawan tersebut yakni Dedi dari koran Haluan Kepri, Zabur Tribun Batam, Tizar Batam Today dan Coky dari koran Sindo.

"Mereka masih di ruang Kasat Brimob dijaga banyak anggota yang bersenjata. Kata mereka lampu di Mako Brimob sengaja dimatikan dan Wagub Kepri masih di sana. Saya masih berteleponan dengan rekan media yang didalam," ungkap Joko.

Wagub Kepri pada Rabu sore mengunjungi Mako Brimob Polda Kepri dan melihat kerusakan markas tersebut akibat aksi keributan antara anggota Brimob Polda Kepri dengan Yonif 134 Tuah Sakti TNI AD yang terjadi pada Rabu pagi.

Awalnya kunjungan Wagub Kepri berlangsung aman, hingga kemudian tiba-tiba kembali terjadi tembak-menembak.

Dalam kunjungannya, Wakil Gubernur Kepri juga berupaya mendamaikan hubungan antara Brimob Polda Kepri dengan Yonif 134 Tuah Sakti TNI AD yang sempat terlibat keributan di provinsi itu.  (Antara)

Gandeng Indonesia, Rusia Kembangkan Peluru Meriam BMP Terbaru

Posted: 19 Nov 2014 08:50 PM PST

Industri Rusia dan Indonesia tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk mengembangkan peluru meriam 100 mm bagi kendaraan tempur infanteri generasi terbaru milik Rusia, BMP.

"Kami berharap dalam waktu dekat dapat memasuki tahap uji coba konstruksi bersama dengan Indonesia. Hal ini terkait dengan rencana pembuatan peluru meriam baru untuk BMP. Ini benar-benar bidang pekerjaan yang baru bagi institusi kami," terang perwakilan resmi perusahaan Mechanical Engineering Research Institute (NIMI), salah satu anak perusahaan pemerintah Rusia Rostec, dalam pameran Indo Defence 2014.


Gandeng Indonesia, Rusia Kembangkan Peluru Meriam BMP Terbaru

"Tahap uji coba konstruksi mencakup pembuatan dokumen teknis grafis dan tertulis peluru meriam baru tersebut yang sesuai dengan spesifikasi dari pihak Indonesia, pembuatan prototip, serta pelaksanaan uji coba," demikian tertulis dalam siaran pers Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Rusia mengutip pernyataan perwakilan NIMI.


Transfer teknologi dan pembuatan pabrik berlisensi di wilayah Indonesia pun bisa menjadi langkah lanjutan yang dapat meningkatkan hubungan kerja sama bilateral. "Pemberian lisensi tersebut akan membantu mempersiapkan kader-kader lokal untuk perindustrian militer Indonesia kelak," ujar perwakilan NIMI tersebut.

BMP-3F adalah kendaraan tempur BMP-3 yang diperuntukan bagi operasi kelautan pasukan marinir, penjaga berbatasan dan garis pantai, pelaksanaan operasi militer di pesisir dan garis pantai, serta pendaratan pasukan amfibi. BMP-3F dipersenjatai oleh meriam 100 mm, senapan kaliber 30 mm, rudal, dan senapan mesin. BMP dirancang untuk dikendalikan tiga awak dan mengangkut tujuh orang.

Rusia memiliki catatan positif dalam upaya pengembangan senjata bersama dengan negara lain, salah satunya adalah kerja sama perusahaan asal Rusia Bazalt dengan Yordania, yang telah menghasilkan peluncur granat Khoshim. Selain itu, Rusia juga sukses bekerja sama dengan India dalam proyek pembuatan roket Bramos. Hal itu tertulis dalam situs resmi Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia. (RBTH)

TNI Perketat Perairan Kabupaten Pangandaran

Posted: 19 Nov 2014 08:39 PM PST

Pengamanan perairan di wilayah Kabupaten Pangandaran akan kian diperketat. Melihat letak geografis yang langsung berbatasan langsung dengan perairan samudra lepas dan Australia.

Tidak hanya itu, Pos TNI Angkatan Laut yang ada di Kabupaten Pangandaran pun turut ditingkatkan. Termasuk Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista).


TNI Perketat Perairan Kabupaten Pangandaran
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Bandung Johanes Djanarko Wibowo (Kanan) sedang berbincang dengan Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy di ruang kerja bupati, di Kecamatan Parigi, Rabu (19/11/2014). Pos TNI AL Pangandaran akan ditingkatkan, dan ditambah Alat Utama Sistem Pertahanan

Dikatakan Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Bandung Johanes Djanarko Wibowo, wilayah perairan di Kabupaten Pangandaran memiliki kerawanan, dan banyak permasalahan. Dengan demikian, sudah sepatutnya pertahanan dan alutsista ditingkatkan.

"Kerawanan di pantai selatan Jawa Barat banyak. Seperti diketahui, ini langsung berbatasan dengan Australia dan laut lepas," ujarnya ketika melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pangandaran, Rabu (19/11/2014).


Johanes mengatakan, maksud dari peningkatan Pos AL adalah untuk menambah dan memperkokoh kekuatan kelautan. Nantinya, itu akan menjaga wilayah pantai selatan Jawa Barat.

Selain itu, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) pun akan berpatroli di wilayah perbatasan. Termasuk di perairan Pangandaran.

"Saat ini sudah ada KRI yang berpatroli setiap harinya. Jika dari darat memang tidak terlihat. Itu jaraknya sekitar 45 kilometer dari pantai. Wilayah hokum Lanal Bandung sepanjang 500 kilometer dari Pelabuhan Ratu hingga Pangandaran. Pangandaran sendiri sepanjang 91 kilometer," ucapnya.

KRI tersebut menurut dia berpatroli di wilayah perbatasan. Seperti diketahui, jarak dari Pangandaran ke perbatsan Australia hanya 700 kilometer. Dan, itu adalah jarak terdekat. 


Sumber : Pikiran Rakyat

Sambut Kepala SATGAS PKR baru, PAL INDONESIA siap selesaikan kontrak

Posted: 19 Nov 2014 08:36 PM PST

Proyek Kementerian Pertahanan untuk memperbaharui Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dalam mempertahankan keamanan wilayah laut terus dikerjakan dengan membangkitkan kembali Industri Strategis. PT PAL INDONESIA (Persero) yang ditunjuk memproduksi Proyek Kapal Perang Nasional bersama Satuan Tugas (SATGAS) dari Angkatan Laut, terus menyelesaikan proyek untuk Kemandirian Bangsa.


Kini Satgas yang tengah mengerjakan proyek di PT PAL INDONESIA (Persero) yakni satgas PKR. Satgas proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) yang yang dipimpin Laksamana Pertama Mulyadi berganti Pimpinan dengan Laksamana Pertama Didik Setyono. Sebagai penerus tongkat kepemimpinan usaha Kemandirian Bangsa dalam pemenuhan Alutsista yang mumpuni. Dalam pisah kenal Kepala satgas PKR bersama direksi PT PAL INDONESIA (Persero), ini perwujudan untuk kemandirian bangsa dapat dipenuhi.


Sebagai arahan terakhir kepada pejabat teras PAL INDONESIA, Laksamana Pertama Mulyadi menuturkan untuk menyelesaikan tugas Negara ini denagn baik dan terus dapat menumbuhkan kebanggaan dalam pemenuhan Kemandirian bangsa. "Untuk penyelesaian proyek ini secara mulus tidak akan terwujud, karena pasti ada masalah dan kendala yang dihadapi. Diantaranya adalah kesenjangan kemampuan dan pengalaman" tegas mantan kepala dinas pengadaan itu. Mulyadi menambahkan PT PAL INDONESIA (Persero) harus bisa meng-akomodir segala kendala dan hamabatan tersebut agar tidak berdampak pada penyelesaian produk yang dikerjakan.

Direktur Produksi PT PAL INDONESIA (Persero) Edi Widarto melepas Laksamana Pertama Mulyadi, dengan besar hati dan berterima kasih atas segala arahan dan masukan dalam proyek PKR. "Kami senang dan bangga atas kerjasama dan masukan kepada kami untuk pemenuhan proyek pertahanan. Kami berharap akan ada komunikasi yang lebih baik dalam menyatukan visi pada penyelesaian proyek" tegas alumnus FTK ITS ini. Sebagai penerus tonggak Proyek PKR Komandan SATGAS Laksamana Pertama Didik Setyono, akan meneruskan proyek ini dan bersama PT PAL INDONESIA (Persero) akan mewujudkan kemandirian alutsista. (PAL)

Penguatan Maritim Butuh Industri Penerbangan Andal

Posted: 19 Nov 2014 08:32 PM PST

Bentuk geografis Indonesia yang merupakan Negara Kepulauan membutuhkan sistem transportasi yang andal sebagai tulang punggung. Untuk itu, sektor pembangunan sistem transportasi Tanah Air haruslah berimbang dari berbagai sektor, tidak terkecuali industri penerbangan.

Pesawat tempur TNI AU mengawal pesawat kepresidenan RI, saat HUT TNI ke-69, di Surabaya. Untuk menguatkan sektor maritim, industri penerbangan menjadi vital. (Foto: Akun Twitter SBY)
Pesawat tempur TNI AU mengawal pesawat kepresidenan RI, saat HUT TNI ke-69, di Surabaya. Untuk menguatkan sektor maritim, industri penerbangan menjadi vital. (Foto: Akun Twitter SBY)

Ketua Umum Indonesian National Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo, mengatakan, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar untuk industri penerbangan dan industri maritim, karena kondisi geografis yang specsal dibandingkan negara lain.

"Untuk itu, perkembangan industri penerbangan tidak bisa ditinggalkan oleh perkembangan industri lain, seperti darat dan laut," ujarnya di sela-sela seminar Cens UI Thamrin Nine Ballroom, UOB Plaza, Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Dalam acara bertajuk 'Kesiapan Infrastruktur Transportasi Udara Menyongsong ASEAN Open Skies Policy 2015' tersebut, Ketum INACA menyampaikan, dari data INACA, posisi penerbangan Indonesia terhadap negara ASEAN berada di posisi 6 dan diprediksi akan tumbuh mencapai 37,6 persen pada 2018. Karenanya, keuntungan dan peluang dari sektor penerbangan masih sangat terbuka luas.


Arif menjelaskan, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia perlu memperkaya dan terus mengembangkan industri penerbangan agar pasar tidak tergerus persaingan asing yang semakin ketat.

"Jika penerbangan kita kuat di domestik, sudah tentu kita siap menghadapi MEA dan juga siap bersaing untuk penerbangan global," ucap Arif.

Masalah Penerbangan Tanah Air

Pekerjaan rumah bagi pemerintah dan pengusaha agar penerbangan berdaya saing menyambut Open Skies Policy 2015 adalah masalah infrastruktur dan juga trafik penerbangan yang semakin padat, terutama Bandara Soekarno Hatta. Banyak terjadi delay dan juga pemborosan aftur, karena pesawat terlalu lama berputar di udara.

Menurut Arif, selain masalah infrastruktur, pekerjaan rumah ke depan yang masih harus dibenahi pemerintah adalah keseterdiaan sumberdaya manusia pilot, mekanik, dan ketersediaan armada nasional yang perlu dikembangkan agar kekuatan penerbangan menjadi kuat.

Pada kesempatan sama, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Riset dan Teknologi, Ilham A. Habibie, menyampaikan, kapasitas Bandara Soekarno Hatta yang seharusnya berkapasitas 20 sampai 23 juta penumpang, saat ini melampaui 3 kali lipat, yaitu 60 juta penumpang per tahun.

Ilham menilai, dengan padatnya trafik di Bandara Soekarno Hatta dan dengan segera dibukanya ASEAN Open Skies akan membuat trafik lebih padat. Hal tersebut dapat membuat keterlambatan, sehingga tidak aman dan boros.

Bangkitkan Penerbangan Tanah Air

Ilham menyampaikan, untuk menjawab tantangan ketersediaan armada pesawat, rencananya tahun depan pihaknya akan membuat pesawat nasional, yaitu pesawat propeler tipe R80.

"Pesawat propeler itu masih kita desain, sehingga belum bisa dipastikan harganya. Kemungkinan bisa Rp22 juta rupiah sampai Rp23 juta per unit," ujar Ilham.

Dengan adanya ketersediaan armada transportasi pesawat nasional, sambungnya, selain bisa membantu peningkatan daya saing penerbangan domestik, bisa pula digunakan untuk pengintaian udara dan maritime patrol, menjaga lautan Indonesia yang sangat luas.

"Jadi, tidak adalagi alasan kita kekurangan alat dan sarana untuk menjaga laut," tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga akan membuat pesawat jenis kargo untuk memastikan keamanan pasokan logistik nasional. Karena, untuk wilayah di Indonesia Timur yang wilayahnya sulit dijangkau moda darat dan laut akan diupayakan menggunakan pesawat. Walaupun akan terjadi perbedaan harga, tetapi diharapkan tidak terlalu besar.

Sementara untuk pengembangan pembuatan pesawat tipe amfibi yang bisa mendarat di atas air juga akan dipikirkan untuk dibuat.

"Namun, kita perlu fokus kepada produk yang akan dikembangkan terlebih dahulu, seperti pesawat untuk penumpang dan kargo yang pasarnya lebih besar," terang Ilham.

Ilham berharap, semua proyek tersebut dapat mendongkrak pariwisata nasional di mata dunia. Karena, masalah pariwisata nasional di mata dunia adalah minimnya informasi dan sosialisasi lokasi-lokasi pariwisata yang bagus dan bisa dikunjungi pesawat bertipe kecil.

Sumber : JMOL

Palu, Kota Pangkalan Kapal Selam Indonesia

Posted: 19 Nov 2014 08:29 PM PST

Karena letaknya yang strategis dan diapit teluk-teluk dalam, Kota Palu dicanangkan menjadi Kota Pangkalan Kapal Selam Indonesia, sejak era Presiden RI pertama, Bung Karno. Ketika itu, Indonesia memesan 12 kapal selam dari Uni Soviet.

Palu, Kota Pangkalan Kapal Selam Indonesia
Teluk Palu

Menurut Sumarkidjo Atmadji dalam buku Mission Acomplish, Teluk Palu yang dahulu dikenal dengan sebutan Teluk Peleng, merupakan tempat berlabuhnya empat kapal selam Indonesia dari Uni Soviet untuk menjalankan operasi Trikora, membebaskan Irian Barat dari Belanda.

Keempat kapal selam itu ialah KRI Cakra, KRI Nanggala, KRI Bramasta, dan KRI Tjandrasa. Namun, keberadaan Teluk Palu memang tidak pernah tercatat dalam buku sejarah. Rencana sejak zaman Bung Karno itu kembali diteruskan oleh TNI AL saat ini.

Sejak awal 2012, pembangunan pangkalan khusus kapal selam di Teluk Palu telah dimulai dan tahun 2013, pembangunan mencapai 90 persen. Dari hasil pembangunan itu, dua kapal selam Indonesia sudah bisa dirapatkan di sana.


Sementara itu, Kasal Laksamana TNI Marsetio, menuturkan, sebanyak 12 kapal selam akan didatangkan ke Indonesia dari Korea Selatan. Dalam program itu, setengahnya dikerjakan di Indonesia.

Pangkalan kapal selam TNI AL berada di lahan seluas 13 hektar di Kelurahan Watusampu, Kota Palu, itu sangat strategis untuk pengamanan wilayah NKRI, terutama Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II Selat Makassar hingga ke perbatasan dengan negara tetangga Malaysia di Laut Sulawesi.

Miniatur Poros Maritim

Rencana itu tentunya membuat bangga masyarakat Palu. Kota mereka akan menjadi pusat kekuatan kapal selam Indonesia. Ketua Lembaga Kajian Maritim dan Perikanan Universitas Al-Khairat Palu, Gafur, mengungkapkan keunggulan Palu sebagai basis pertahanan laut.

"Palu sangat cocok sebagai tempat pangkalan kapal selam, karena memliki teluk yang dalam dan terselubung, dan berada di beberapa palung dan pulau-pulau kecil," kata Gafur.

Selain itu, Gafur menambahkan, keberadaan pangkalan kapal selam ini akan menjadi security belt di kawasan Indonesia Timur.

"Saat ini, di wilayah Palu khususnya, dan Indonesia Timur pada umumnya, sering terjadi gangguan keamanan, seperti teroris, separatis, illegal fishing, illegal logging, penyelundupan, dan narkoba. Semoga keberadaan pangkalan itu akan membuat kegiatan-kegaiatan itu menurun drastis," ujarnya.

Lebih lanjut, Gafur menuturkan, Palu akan menjadi miniatur Poros Maritim Indonesia jika ditinjau dari potensi domain maritim terkait penguatan pertahanan maritim dan jalur perekonomian Sulawesi.

"Palu memiliki banyak potensi maritim. Saat ini, upaya pembangunan masyarakat pesisir dan perikanan semakin baik di Palu. Ditambah dengan pembangunan pelabuhan dan dermaga sudah menjadikan Palu sebagai jembatan antara Sulawesi Selatan ke Sulawesi Utara. Lalu dengan adanya pangkalan kapal selam dalam aspek pertahanan semakin memenuhi unsur-unsur poros maritim itu, yang kita lihat dari domain-domainnya," tandasnya. (JMOL)

PT Pindad Siap Pasok Amunisi Tank Leopard

Posted: 19 Nov 2014 08:23 PM PST

PT Pindad Persero siap menjadi pemasok amunisi tank tempur utama atau Main Battle Tank (MBT) Leopard buatan Jerman dengan kaliber besar 120 milimeter.

"Kita sudah membeli tank Leopard dari Jerman. Makanya, kita siap menjadi pemasok amunisi tank Leopard. Strategi bisnis kita ubah, siapa saja di Asia yang punya (Leopard), butuh berapa? Kita telah mengirimkan 7 tenaga ahlinya ke Jerman dalam rangka bagian transfer of technology (ToT)," kata Kepala Divisi Munisi PT Pindad I Wayan Sutama, di kantornya, Turen, Malang, Jawa Timur, Kamis (20/11).


PT Pindad Siap Pasok Amunisi Tank Leopard

Guna mempersiapkan pembuatan amunisi berkaliber besar seperti tank Leopard, Pindad telah menyiapkan lahan seluas tiga hektare di Gunung Layar, Malang. Namun Wayan belum bisa memastikan apakah Pindad akan membuatnya secara keseluruhan atau hanya perakitan.


"Kami sedang menggeliatkan, membantu pemerintah, untuk mengurangi impor di bidang amunisi. Ini harapan saya jangan sampai devisa kita terkoyak ke luar. Kami sudah berhasil mendesain meriam Howitzer 105 mm," ujarnya.

Wayan berpendapat, teknologi laras smoothbore yang diaplikasikan pada Leopard merupakan teknologi baru yang harus melalui alih teknologi agar pengembangan peluru untuk tank 62 ton itu bisa sesuai harapan.

"Tak hanya dalam negeri, jika pasokan peluru untuk Leopard telah terpenuhi, Pindad juga mengincar pasar Asia yang menggunakan Leopard. Pangsa pasar amunisi tank Leopard di Asia masih terbatas, hanya ada Singapura dan Indonesia serta Australia," katanya.

Pindad telah memiliki fasilitas pembuatan munisi kaliber besar dan munisi kaliber besar roket di Malang. Industri plat merah ini menargetkan pada tahun 2019 sudah bisa memproduksi kaliber 76 mm, 90 mm dan 105 mm yang memang banyak digunakan oleh pasar internasional dengan keuntungan yang menjanjikan.

"Tapi Pindad harus memenuhi kebutuhan TNI lebih dulu, baru lebihnya bisa diekspor," katanya.

Wayan menerangkan, ke depan, Indonesia jangan sampai bergantung impor. Saat ini perusahaan sedang meningkatkan kualitas dan kuantitas produk alat utama sistem senjata (alutsista) dan menargetkan akan menjadi produsen alutsista terkemuka di Asia pada 2023.

"Kita sudah melaksanakan peningkatan kemampuan produksi dan kemampuan desain serta kapasitas produksi sudah direncanakan tiga tahun. Jadi per 2015, 2019, dan 2023 itu visi Pindad tahun 2023 kita akan menjadi industri alutsista terkemuka di Asia. Karena, kan, setiap tahun desain-desain atau memang kebutuhan dari TNI itu di-review kembali. Hal itu senada dengan UU No 16/2012. Makanya, kami memiliki target, tahun 2023 Indonesia mampu memuncaki industri pertahanan di kawasan Asia," katanya.

Pindad terus memproduksi amunisi kaliber kecil yang biasa digunakan untuk pistol, senjata laras panjang, hingga senapan serbu. Untuk memperbanyak jumlah produksi amunisi kecil ini, Pindad telah mendatangkan mesin baru dengan teknologi termutakhir.

"Amunisi kaliber kecil sifatnya umum. Kita sudah memiliki penambahan kapasitas untuk memberi mesin-mesin produksi yang modern. Apabila semua terpasang di 2015, saya bisa melipatgandakan kapasitas produksi kaliber kecil, 140 juta butir per tahun," ujar Wayan. 


Sumber : BeritaSatu

Modernisasi Alutsista, Tingkatkan Wibawa Indonesia di Dunia

Posted: 19 Nov 2014 08:20 PM PST

Sebagai negara yang berada dalam posisi yang strategis, Indonesia mutlak memiliki kekuatan militer yang setara dan seimbang dengan negara lain. Terlebih, saat kondisi perekonomian negara mulai membaik, sepantasnya bangsa ini memperhatikan kebutuhan sekaligus penguatan alat utama sistem senjata (alutsista). Tentunya, penguatan alusista harus mampu memberikan efek getar di negara kawasan.

Panser Badak Produk PT. Pindad
Panser Badak Produk PT. Pindad

"Kami memproduksi amunisi ini sebagai salah satu bentuk cinta Merah Putih," kata Kepala Divisi Amunisi PT Pindad, I Wayan Sutomo, di Turen, Malang, Jawa Timur, Rabu (19/11).

Wayan menceritakan, PT Pindad sedang membantu untuk mengurangi impor, khususnya di bidang amunisi. "Jangan sampai devisa kita terkoyak-koyak. Ini untuk Merah Putih. Kemandirian industri pertahanan nasional harus menjadi prioritas," katanya.


Lebih lanjut Wayan mengemukakan, pihaknya memprioritaskan produksi amunisi untuk kebutuhan TNI. "Kita sudah memiliki kapasitas untuk membeli mesin-mesin baru. Apabila Desember ini sudah terpasang. Tahun depan, sudah bisa proses. 140 juta butir per tahun," katanya.

Kembang Api

Selain itu, Wayan memaparkan, PT Pindad Persero berencana mengembangkan sayap bisnisnya di luar dunia kemiliteran. Perusahaan pelat merah itu hendak memproduksi kembang api.

"Kebetulan kami diajak investor dari Tiongkok, dan kami tertarik," katanya.

Wayan berpendapat, kembang api yang akan diproduksi Pindad bukan mainan anak-anak. Melainkan kembang api berskala besar yang sering dipakai untuk pembuka acara resmi, seperti lomba olah raga, dan perayaan tahun baru. "Jadi kembang apinya berukuran paling kecil 120 milimeter," kata dia.

Menurut Wayan, bisnis kembang api cukup menggiurkan saat ini. Berdasar perhitungannya, belanja kembang api di Indonesia mencapai angka Rp 600 miliar per tahunnya. Sementara pembelian kembang api tersebut diimpor dari Tiongkok dan Jepang. "Jika berhasil, Pindad bisa mendapatkan bagian dari kebutuhan kembang api Rp 600 miliar tersebut," kata Wayan sambil tersenyum.

Pindad sendiri berharap bisa memulai program produksi kembang api dalam satu bulan. Menurut Wayan, Pindad sudah punya gedung dan tenaga ahli produksi. Pembuatan kembang api, dia melanjutkan, pada dasarnya tidak jauh beda dengan pembuatan amunisi yang biasa dilakukan teknisi Pindad.

"Kami tinggal menunggu kesiapan investor. Selain itu kami juga sudah koordinasi dengan Polri, sebab pembelian kembang api ini harus dilengkapi izin keramaian polisi."

Wayan menerangkan, ke depan, Indonesia jangan sampai bergantung impor. Saat ini perusahaan sedang meningkatkan kualitas dan kuantitas produk alutsista dan menargetkan akan menjadi produsen alutsista terkemuka di Asia pada 2023.

"Kita sudah melaksanakan peningkatan kemampuan produksi dan kemampuan desain serta kapasitas produksi sudah direncanakan tiga tahun. Jadi per 2015, 2019, dan 2023 itu visi Pindad tahun 2023 kita akan menjadi industri alutsista terkemuka di Asia. Karena, kan, setiap tahun desain-desain atau memang kebutuhan dari TNI itu di-review kembali. Hal itu senada dengan UU No 16/2012. Makanya, kami memiliki target, tahun 2023 indonesia mampu memuncaki industri pertahanan di kawasan Asia," katanya.

Tank Leopard

Di tempat terpisah, Komandan Batalyon Kavaleri 8/2 Kostrad, Pasuruan, Jawa Timur, Mayor (Kav) Valian Wicaksono menyatakan, kehadiran tank Leopard mampu memperkokoh alutsista Indonesia.
Dia menjelaskan, tank Leopard masuk dalam kategori main battle tank (MBT) atau tank tempur utama).

Pertimbangan mengadakan MBT, terangnya, adalah keuntungan politis negara. Yakni, mewujudkan pertimbangan kekuatan, mewujudkan deterrent effeck (efek getar), meningkatkan posisi tawar negara dan wibawa bangsa di dunia internasional.

Selain itu, lanjutnya, tank Leopard memiliki teknologi terkini. "Sampai saat ini Leopard terkuat. Tank ini memiliki daya tembak yang lebih besar kaliber 120 mm sampai dengan 125 mm dengan jarak tembak sampai 400 m," katanya.

Belum lagi, katanya, ditunjang sistem keseimbangan. (Explosive reactif armor) (ERA) (actif protection), ceramic add on plate.

"Rencananya, di Kostrad ini ada 60 tank. 41 tank Leopard. Tank pendukung sebanyak 19 unit," katanya.

Dia melanjutkan, dalam transformasi Angkatan Darat, satuan manuver akan terbagi 3, yakni, satuan infanteri, kavaleri, dan penerbang. Dikatakan, ada 100 negara pengguna tank Leopard.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta PT Pindad, sebagai satu-satunya industri alat pertahanan di Indonesia, harus mampu menghasilkan produk yang sesuai perkembangan zaman.
Ryamizard optimistis bahwa produk alutsista yang dibutuhkan Indonesia dalam dua sampai tiga tahun ke depan dapat dipenuhi oleh produsen dalam negeri.

PT Pindad sebagai satu-satunya industri alat pertahanan di Indonesia, ujarnya, harus mampu menghasilkan produk yang sesuai perkembangan zaman sebab alat pertahanan yang modern dan canggih kini sangat dibutuhkan dalam menjaga pertahanan negara.

Saat ini, kendaraan tempur unggulan Indonesia yang diproduksi PT Pindad antara lain panser Anoa, Komodo, dan Badak. (BeritaSatu)

No comments