Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


HUT TNI, Bandara Juanda Tunggu Keputusan Jakarta

Posted: 08 Sep 2014 12:25 AM PDT

Pejabat sementara General Manager PT Angkasa Pura I, Sukirman, membenarkan info bahwa Bandar Udara Juanda akan digunakan dalam perayaan hari jadi ke-69 TNI yang mengambil lokasi Surabaya, Jawa Timur, pada tahun ini. Namun belum jelas seperti apa pengaruh penggunaan bandara ini oleh TNI terhadap layanan penerbangan sipil.

Sejumlah aksi the Jupiter Team dengan enam pesawat fix-wing KT-1 dalam peringatan HUT TNI AU ke-67 Tahun 2013 di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (9/4). Peringatan HUT TNI AU ke-67 tahun 2013 ini dimeriahkan dengan parade pasukan upacara, atraksi "marching band" Akademi Angkatan Udara, penerjunan "free fall", aksi penanggulangan teror oleh Korpaskhas, aksi the Jupiter Team dengan enam pesawat fix-wing KT-1 dan aksi the Pegasus Team dengan lima helikopter Colibri EC-120B. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

Sukirman mengatakan perwakilan PT Angkasa Pura I masih terlibat dalam rapat koordinasi ihwal rencana perayaan hari ulang tahun TNI tersebut di Jakarta pada hari ini, Senin, 8 September 2014. "Tunggu saja hasil keputusannya nanti," katanya.

Namun Sukirman memastikan bakal ada persiapan gladi kotor dan bersih. Adapun rencana penutupan ataupun pengalihan rute akan segera disampaikan, terutama kepada para pengguna Bandara Juanda. "Kalau sampai hari ini masih normal," katanya.


Sebelumnya, Otoritas Bandara Wilayah III Surabaya mengabarkan rencana penutupan Bandara Juanda pada 1-4 Oktober dan 7 Oktober 2014. Perayaan nasional HUT TNI setiap 5 Oktober pada tahun ini akan dipusatkan di Bandara Juanda.

Rencananya, akan ada 219 pesawat militer terlibat dalam perayaan. Pada 26-30 September 2014 akan ada 10 parking stand di Terminal 1 dan 2 untuk pesawat militer. Lalu pada 1-4 Oktober dan 7 Oktober 2014, pukul 07.00-14.00 WIB, aerodrome Juanda ditutup bagi penerbangan sipil.  (Tempo)

Presiden setuju ada penjara khusus napi teroris

Posted: 08 Sep 2014 12:53 AM PDT

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa dia setuju ada penjara khusus untuk narapidana kasus terorisme.

"Saya putuskan, idenya bagus, diperlukan, tetapi tempatnya dimana kita pikirkan nanti," katanya saat meninjau lokasi fasilitas deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Kawasan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.

Presiden setuju ada penjara khusus napi teroris

Ia mengemukakan hal itu menanggapi keinginan Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengenai perlunya penyediaan sel khusus untuk narapidana kasus terorisme karena ada kekhawatiran terjadi rekrutmen teroris di dalam penjara, yang sasarannya bukan hanya narapidana, tapi juga sipir.
 

Menurut Ansyaad, kepala lembaga masyarakat mengharapkan para narapidana kasus terorisme dipisahkan dari narapidana perkara laih.

Presiden menyatakan sepakat dengan ide pemisahan penempatan narapidana kasus terorisme di dalam penjara.

Namun ia tidak setuju kalau sel-sel untuk para narapidana kasus terorisme dibangun di Kawasan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia karena kawasan itu merupakan kawasan untuk pendidikan dan pelatihan untuk pasukan perdamaian maupun umum sehingga justru dapat menimbulkan kerawanan baru.

Presiden Yudhoyono meminta penjara khusus untuk narapidana kasus terorisme dibangun di tempat lain yang lebih aman dan tidak menimbulkan kerawanan baru.

Ia juga mengingatkan bahwa penjara itu nantinya tidak akan seperti Penjara Guantanamo, tempat Amerika Serikat memenjarakan para teroris.

"Kita jelas bukan seperti Guantanamo, jelas bukan sekali. Kita mendukung human rights (hak asasi manusia)," kata Presiden.

Saat memberikan penjelasan tentang fasilitas BNPT di Kawasan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia,
Ansyaad mengatakan bahwa ada 48 sel khusus untuk narapidana kasus terorisme dan setiap sel bisa diisi tiga narapidana.

Ia menjelaskan pula bahwa saat ini ada 28 lembaga pemasyarakatan yang menjadi tempat memenjarakan narapidana kasus terorisme.


Banyak Lapas Keberatan Terima Napi Teroris

Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mengungkapkan bahwa banyak lembaga pemasyarakatan di Indonesia yang keberatan menerima narapidana terorisme. Sebab, mereka khawatir para napi teroris itu memengaruhi napi lainnya.

BNPT telah memiliki Pusat Pelatihan dan Penanggulangan Terorisme dan Deradikalisasi di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Balai itu merupakan pusat pembinaan napi teroris, sehingga tidak dicampur dengan napi non teroris di lembaga pemasyarakatan umum.

"Kalau di lapas itu malah menyebarkan radikalisme, di sini memang pusat pelatihan dan interaksi," kata Kepala BNPT, Ansyad Mbai, ketika bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pusat Pelatihan dan Penanggulangan Terorisme dan Deradikalisasi, Senin 8 September 2014.

Menurut Ansyad, selain ditakutkan bisa menulari napi lain, napi teroris juga bisa membuat para sipir merasa terancam. Sebab, banyak lapas yang keberatan diisi napi teroris.

Para ulama yang kerap didatangkan untuk memberikan pencerahan pun waktu singgahnya menjadi relatif singkat, jika para napi tersebut dipisah-pisahkan. Dengan pembinaan napi teroris yang terpusat, proses deradikalisasi bisa lebih baik.

Presiden SBY menyatakan, setuju ide tempat khusus untuk menahan para napi teroris. Ia mengaku mengerti yang dikhawatirkan BNPT.

"Saya mengerti persoalan ini. Tapi kita akan bicarakan dalam waktu enam minggu yang tersisa ini. Yang jelas, jangan jadi seperti Guantanamo, kita harus mendukung sisi-sisi human right (hak asasi manusia)," kata Presiden.  (AntaraNews | Viva )

KSAU: Kuasai Global Position System untuk Pertahanan

Posted: 07 Sep 2014 08:52 PM PDT

SAAT ini masyarakat dengan mudah memanfaatkan Global Position System (GPS) sebagai salah satu dari penguasaan media udara. Kalau dapat menguasai itu dan memanfaatkan tentunya akan menjadi sumber yang dapat menghasilkan untuk kesejahteraan rakyat serta tidak kalah pentingnya adalah untuk pertahanan.

Global Position System

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Masekal TNI Ida Bagus Putu Dunia usai membuka kejuaraan 16th Asiania   Parachuting Championship and Indonesia Internasional Open 2014 di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Sabtu (6/9).

Dikatakan KSAU, sebagai mana kita ketahui bahwa di darat, laut kita sudah biasa, namun udara sesuatu yang masih perlu kita gali dan di kembangkan. Sebab negara-negara lain sudah memanfaatkannya sehingga potensi ini kedepan juga kita bisa memanfaatkan ruang angkasa kita.


"Dari bibit-bibit inilah kecintaan kepada matra udara akan lebih naik lagi hingga ruang angkasa," ujar KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia melalui siaran pers Kadispenau, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto diterima Jurnas.com.

Menurutnya, dengan dipercaya sebagai tuan rumah yang kedua kalinya, berarti Federasi Aero Sport Indonesia (Fasi) sudah dapat berbicara di arena internasional, untuk itu mari kita membangun dan memajukan olah raga dirgantara.

Ia berharap kepada semua atlit supaya menunjukan prestasinya, seandainya belum  berhasil akan menjadikan suatu bahan evaluasi untuk mengkaji bagaimana untuk memajukan atlit kita kedepan.

Kejuaraan 16th Asiania  Parachuting Championship and Indonesia Internasional Open 2014 di ikuti oleh 303 atlet termasuk oficial dari 21 negara, terdiri dari Indonesia, Austria, Bahrain, China, Chech Republic, DFR Korea, Mesir, Jerman, Iraq, Malaysia, Belanda, Onam, Polandia, Rumania, Saudi Arabia, Singapura, Korea Selatan, Ukraina, Uni Arab Emirat dan Qatar.

Hadir pada kesempatan tersebut, Presiden South East Asia Aero Sport Federation Mr. Tengku Abdillah, Sekretaris Asiania Faye Cox, Vice Presiden Asiania Parachuting Federation Nisfu Hasbullah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, para pejabat TNI dan polri. (Jurnas)

Kedatangan KRI Bung Tomo di Indonesia

Posted: 07 Sep 2014 08:47 PM PDT

KRI Bung Tomo (TOM-357) memasuki wilayah perairan Indonesia di sekitar Pulau Rondo, Minggu (7/9). Kedatangan KRI kelas Multirole Light Fregate (MRLF) buatan BAE System Maritime Naval Ship Inggris itu disambut oleh KRI Oswald Siahaan (OWA-354) di ujung paling barat pulau Sumatera, KRI TOM selanjutnya akan masuk ke jajaran Satuan Kapal Eskorta TNI AL bersama kapal fregate kelas Van Speijk.

Kedatangan KRI Bung Tomo di Indonesia





Sumber : MetroNews

Modernisasi Alutsista TNI Prioritaskan Produk Dalam Negeri

Posted: 07 Sep 2014 08:39 PM PDT

Panglima TNI, Jenderal TNI Dr. Moeldoko menyampaikan bahwa TNI memprioritaskan penggunaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) produk dalam negeri. Menurutnya, salah satu alutsista yang diproduksi dalam negeri adalah produk PT. Pindad termasuk amunisi kaliber besar.


"Karena itu diharapkan pengerjaannya dipercepat agar dapat mendukung kendaraan taktis maupun amunisi yang dibutuhkan TNI," kata Panglima TNI saat menerima audiensi dengan Direktur Utama (Dirut) PT. Pindad, Sudirman Said beserta dua orang staf, di Ruang Tamu Panglima TNI Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (3/9) lalu.

Panglima TNI yang didampingi Asrenum Panglima TNI Mayjen TNI Muktiyanto, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Karibiyama, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya dan Waasops Panglima TNI Laksma TNI Darwanto, S.H., M.A.P tersebut juga mengapresiasi dan menyambut baik kedatangan Dirut PT. Pindad ke Mabes TNI.


Dalam kesempatan tersebut, Dirut PT. Pindad memperkenalkan diri sebagai pejabat yang baru sekaligus menyampaikan hasil produksi yang dibutuhkan TNI serta tantangan ke depan yang akan dihadapi.

Saat ini, kata Sudirman, PT. Pindad terus berbenah diri atas kepercayaan dan kesempatan yang sangat besar dari pemerintah. Disamping, berdasarkan Undang-Undang Industri Pertahanan juga memberikan peluang untuk terus meningkatkan tuntutan dari segi kualitas.

Untuk itu, PT. Pindad terus berbenah diri guna melakukan perbaikan baik kualitas produksi dan pembenahan organisasi.

Saat ini andalan produk PT. Pindad untuk jenis kendaraan adalah kendaraan taktis Anoa, Komodo dan menyuplai secara rutin senjata, amunisi kepada Kemenhan RI, Mabes TNI dan Angkatan. Penambahan produk untuk amunisi besar saat ini meriam 105 mm yang sedang dilakukan dengan harapan ke depan, amunisi tank juga dapat terpenuhi. Kemudian untuk saat ini, senjata SS2 yang terbaru dan ke depan ada kebutuhan senapan 7.62 mm, diharapkan akhir tahun ini dapat diproduksi.

Panglima TNI melalui siaran pers Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus Robert, menyampaikan agar PT. Pindad mengoptimalkan waktu dalam memproduksinya sehingga kebutuhan Alutsista TNI khususnya amunisi ringan dapat terpenuhi.

"Kebutuhan TNI ke depan sangat banyak, sehingga PT. Pindad dapat memprioritaskan dan merealisasikan apa yang dibutuhkan TNI," ujar Jenderal TNI Dr. Moeldoko. (Jurnas)

3 Kapal Selam Akan Perkuat Alutsista TNI AL

Posted: 07 Sep 2014 05:23 AM PDT

3 Kapal selam akan memperkuat alat utama sistem pertahanan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Ketiga kapal selam itu akan tiba di Tanah Air pada 2017 mendatang.

3 Kapal Selam Akan Perkuat Alutsista TNI AL
Kapal selam KRI Nanggala 402

"Pada zaman jayanya dulu, Indonesia pernah memiliki 12 armada kapal laut. Saat ini, kita hanya memiliki dua. Di tahun 2017 akan datang 3 lagi. Sehingga nanti ke depannya akan kembali lagi ke arah 12," kata Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Chairul Tanjung usai mendapatkan penghargaan sebagai warga penghormatan dari TNI-AL di Pelabuhan indah Kiyat, Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (6/9/2014).


Kapal selam merupakan alutsista strategis bagi sebagian besar negara di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, kini keadaan alutsista bawah bawah laut ini sangat memprihatinkan.

Indonesia hanya memiliki 2 unit kapal selam jenis 209/1300 yang diberi nama KRI Nanggala 401 dan 402. Kapal selam ini merupakan produksi Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat tahun 1981.

Saat zaman kejayaan angkatan perang Indonesia, TNI AL sempat memiliki 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Rusia (kelas Whiskey) yang dihapus tahun 1970-an. Kapal jenis ini pernah terlibat dalam penugasan perebutan Irian Barat agar kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

"Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17 ribu lebih pulau. Di mana dua pertiganya merupakan lautan, maka dibutuhkan angkatan laut yang kuat," terang dia.

KRI Nanggala 402 memiliki berat selam 1,395 ton dengan panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter dan tinggi 5,5 meter. Kapal selam ini digerakkan oleh tenaga mesin elektrik 4 diesel dengan kecepatan laju maksimal 21,5 knot.

Meski tua, kapal selam andalan Indonesia ini pernah ikut serta dalam latihan tempur bersama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat, US Navy, dengan sandi Cooperation Afloat Readiness and Training/CARAT pada 27 Mei-3 Juni 2002 di perairan Laut Jawa dan Selat Bali. Selanjutnya dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudera Hindia pada 8 April-02 Mei 2004.  (Liputan6)

No comments