Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Beberapa Prasyarat Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia

Posted: 29 Jul 2014 11:47 PM PDT

Sebagai Negara Kepulauan terbesar, menjadi Negara Maritim di ruang Nusantara adalah pilihan tak terelakkan. Menjadi kekuatan maritim besar mutlak memerlukan kekuatan TNI AL dan aparat keamanan laut yang kuat.

Beberapa Prasyarat Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia
Prof. Daniel M Rosyid sewaktu ditemui wartawan dalam Seminar Visi Indonesia 2030, Minggu (8/12/2013) di Jakarta. (Foto: M Reza Ar Raafi)

"Pengamanan kekayaan laut mensyaratkan pengamanan ruang laut terlebih dahulu. Hal ini menuntut TNI AL dan penguatan Sea and Coast Guard berkelas dunia," ujar pakar maritim dari ITS Surabaya, Prof Daniel M. Rosyid, kepada JMOL.

Untuk itu, ide mengenai Indonesia menjadi poros maritim dunia sejalan dengan pembangunan kekuatan Indonesia sebagai Negara Maritim.

"Ide Indonesia menjadi poros maritim dunia adalah visi yang layak diperjuangkan," tambahnya.


Doktrin Indonesia sebagai poros maritim merupakan ide yang dilontarkan Presiden terpilih, Joko Widodo, dalam beberapa kesempatan, dan menjadi bagian integral dari visi misi pemerintahan.

Ide tentang poros maritim dunia berangkat dari pemahaman geostrategis Indonesia dengan mayoritas wilayah lautan dan berada di alur laut pelayaran dunia yang sangat strategis. Sayangnya, selama ini potensi itu belum dimanfaatkan secara maksimal.

Selain itu, sebagai kekuatan poros maritim juga membutuhkan pengembangan pelayaran sebagai upaya peningkatan kinerja logistik nasional sekaligus menunjang pemerataan pembangunan. Dalam pengembangan ini bukan saja angkutan laut untuk barang tapi juga untuk penumpang, terutama untuk penyeberangan.

Semua itu, menurut Daniel, membutuhkan prasyarat. Pertama, orientasi pertumbuhan harus diubah ke orientasi pemerataan. Kedua, subsidi BBM harus diakhiri agar kita keluar dari jebakan moda jalan pribadi. Ketiga, harus ada perhatian dan anggaran untuk penguatan angkutan laut, sungai, dan penyeberangan, serta menjadikan TNI AL sebagai World-Class Navy.

"Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda tidak sesuai dengan visi Poros Maritim Dunia. Menjadi poros maritim dunia juga berarti membangun pelayaran kelas dunia (world-class shipping)," sebut Daniel.

Terakhir, perlu dibentuk Menteri Koordinator Maritim untuk segera mensinergikan kementerian dan instansi terkait lain yang memiliki kewenangan di laut.

"Menko Maritim perlu menegaskan bahwa angkutan laut adalah infrastruktur Negara Kepulauan, bukan Jalan Tol," tegas Daniel.

Daniel menambahkan, pembentukan lembaga pengawal laut dan pantai atau Sea and Coast Guard perlu segera direalisasikan. Hal ini sesuai amanah UU Pelayaran Nasional. Menurutnya, selama ini pembentukan lembaga ini selalu terganjal oleh ego sektoral.

"Lembaga ini akan menjadi bukti kehadiran Pemerintah di laut secara efektif sekaligus penangkal berbagai kegiatan illegal di laut, serta meningkatkan jaminan atas keselamatan pelayaran," pungkasnya. (JMOL)

F-16 C/D TNI-AU Tiba di Sarang Naga (Video)

Posted: 29 Jul 2014 11:40 PM PDT

Setelah lama dinantikan, akhirnya 3 buah pesawat tempur terbaru TNI-AU, yaitu F-16 C/D Blok 25 upgrade (atau dikenal dengan sebutan F-16 Blok 52 ID) akhirnya menjejakan kaki di sarang naga di Lanud Iswahyudi Madiun. 3 buah pesawat ini mendarat tepat pukul 11:25 setelah menempuh penerbangan melelahkan dari Amerika Serikat.



Penerbangan jarak jauh F-16 canggih ini dipimpin oleh Col. Howard Purcell dengan pesawat bernomer ekor TS-1625. Lalu 2 pesawat lainnya diawaki Maj. Collin Coatney dan Letkol. Firman Dwi Cahyono dengan pesawat TS-1620 serta terakhir  Ltc. Erick Housto dan Mayor Anjar Legowo menerbangkan pesawat TS-1623.


Dari sisi avionik, kemampuan F-16 C/D Blok 25 Upgrade itu telah mengalami peningkatan kemampuan signifikan. Dari data yang dimiliki ARC, sejumlah modifikasi itu diantaranya pemasangan Modular Mission Computer, Digital Video Recorder, IDM, dan lainnya. Namun demikian untuk radar tampaknya masih menggunakan standar Blok 25 yaitu APG-68 (V). Itu untuk urusan avionik. Di kokpit sejumlah sentuhan modernisasi juga dilakukan. Diantaranya pemasangan Common Color Multifunction Display, NVIS cockpit dan lainnya. Ditambah pula dengan perangkat bela diri berupa RWR ALR-69, External ECM dan lainnya. Dengan segudang upgrade, kemampuannya diharapkan setara dengan F-16 Blok 52.

Selain itu, sejumlah persenjataan juga diborong, meski dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Beberapa diantaranya adalah AIM-9X, AIM-120 C7 AMRAAM, JDAM Kit, hingga JHMCS (joint helmet mounted cueing system). Namun demikian, khusus pengadaan senjata ini masih menunggu persetujuan Pemerintah Amerika Serikat. (ARC)

Pangdam XVII Cenderawasih bantah anggota TNI tertembak di Tingginambut

Posted: 29 Jul 2014 10:15 PM PDT

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua membantah ada anggota TNI tertembak kelompok bersenjata di Tingginambut (28/7).

"Tidak ada anggota TNI yang tertembak di Tingginambut," tegas Mayjen TNI Zebua di Jayapura, Rabu.


Pangdam XVII Cenderawasih bantah anggota TNI tertembak di Tingginambut

Dia mengatakan, insiden yang terjadi di Tingginambut, Senin (28/7) semata-mata murni kesalahan anggota hingga menyebabkan senjata yang dipegangnya meledak dan mencederai tiga anggota TNI.

Sebelum insiden itu terjadi, kata Mayjen TNI Zebua, anggota sempat mendengar suara tembakan sehingga menyiapkan peralatan pelontar granat, namun ternyata alat tersebut mengalami gangguan sehingga meledak dan mengenai tiga anggota TNI.


"Jadi, tidak benar anggota yang saat ini sudah dievakuasi dan mendapat perawatan di RS Tentara Marthen Indey ditembak kelompok bersenjata," tegas Mayjen TNI Zebua.

Menurut Pangdam, kondisi ketiga anggota TNI itu stabil dan pihaknya berharap dapat segera sembuh.

Untuk menghindari terulangnya insiden serupa, lanjutnya, pihaknya sudah memerintahkan agar senjata yang ada senantiasa dicek sehingga saat digunakan tidak macet.

Selain itu, anggota yang bertugas senantiasa diingatkan untuk waspada karena kelompok bersenjata senantiasa menganggu saat lenggah, harap Pangdam. (Antara)

Tiga tentara kena serpihan peluru di Puncak Jaya, Papua

Posted: 29 Jul 2014 08:13 AM PDT

Tiga personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Pos Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada Selasa (28/7) siang terkena serpihan peluru dari rekannya yang hendak menembak kelompopk sipil bersenjata.

Dokumen foto prajurit Yonif 753/AVT Kompi Satgas Pamrahwan berpatroli di sekitar Pos Merah Putih, di Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua. (ANTARA/Andika Wahyu)

"Mereka terkena serpihan dari tabung pelontar yang ditembakkan oleh salah seorang rekannya," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Rijkas Hidayatullah dalam keterangan persnya di Jayapura, Papua, Selasa.

Ia mengatakan, peristiwa itu bermula dari personel di Pos Tingginambut melihat segerombolan orang di pepohonan atau semak-semak di ketinggian depan sebelah kanan pos berjarak sekitar 300 meter menggunanakan teropong.


Gerombolan itu diindikasikan sekelompok Gerakan Separatis Pengacau (GSP) atau Gerakan Separatis Bersenjata (GSB) yang beroperasi di daerah tersebut.

Oleh karena itu, salah seorang personel dari Batalyon 751/Raider bernama Prajurit Kepala (Praka) Fernando yang saat itu berada di box styling depan pos menembakkan tabung pelontar (TP) ke arah lokasi ketinggian.

"Akan tetapi, TP tersebut meledak kurang lebih 10 meter dari tempat personel yang menembak, dan efek ledakan itu berupa serpihan mengenai tiga rekannya," kata Rijkas.

Ketiga anggota yang terkena serpihan itu adalah Prada Firman dari Yonif 751/R luka di bagian pelipis kiri, Praka Agus dari Yonif 751/R terluka di perut dan Serda Dedi Hartanto dari satuan perbantuan yang cedera di bagian dada kanan.

"Satu orang anggota bernama Praka Fernando dari Yonif 751/R mengalami gangguan pada telinga," katanya.

Setelah mendapat laporan melalui radio, kata Rijkas, 20 personil anggota gabungan TNI/Polri yang dipimpin Mayor Inf Erin dengan menggunakan tiga unit mobil langsung bergerak dari Mulia, Ibu Kota Puncak Jaya menuju ke Pos Tingginambut guna mengevakuasi korban luka.

Sekitar pukul 13.00 WIT, tim evakuasi TNI/Polri yang membawa korban dari Pos Tingginambut tiba di RSUD Mulia dan korban langsung ditangani olh pihak dokter dan medis untuk diberikan perawatan.

"Siang itu juga korban di evakuasi menuju Jayapura dengan menggunakan pesawat Trigana Air. Dan selanjutnya di bawa menuju RS Marthin Indey Jayapura guna mendapatkan perawatan medis lebih lanjut," katanya dan menambahkan kondisi para korban saat ini sudah stabil. (Antara)

OPM Tembak Empat Polisi di Lany Jaya Papua, 2 Tewas

Posted: 29 Jul 2014 07:58 AM PDT

Kelompok Separatis Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus melancarkan serangan yang memakan korban jiwa pada Senin, 28 Juli 2014, sekitar pukul 12.10 WIT di daerah Indawa Lany Jaya Papua. Mereka menembaki empat anggota polisi yang sedang melaksanakan tugas, dua diantaranya tewas. 

OPM Tembak Empat Polisi di Lany Jaya Papua, 2 Tewas

Juru Bicara Polda Papua, Komisaris Polisi Pudjo Sulistyo mengatakan, aksi penyerangan dan penembakan terhadap empat anggota polisi itu terjadi saat bertugas menyambangi Desa Indawa dalam rangka bimbingan masyarakat.

"Keempat anggota ditembak saat melaksanakan kegiatan sambang desa dalam rangka Bimas Pioneer, pelaku adalah kelompok kriminal bersenjata," kata Pudjo.


Kelompok kriminal bersenjata itu menyerang secara seporadis, sehingga keempat anggota Polisi tidak sempat melakukan perlawanan. "Setelah menyerang kelompok bersenjata itu melarikan diri dan kembali masuk hutan," ujarnya.

Keempat anggota yang tertembak adalah Bripda Yoga Ginugy dengan luka tembak di perut, tewas di tempat, Bripda Zulkifli luka tembak di kepala dan juga tewas di tempat.

"Sedangkan Bripda Alex Numbery dan Bripda Helsky Bonyadone mengalami luka-luka," terangnya.

Polda Papua lanjut Pudjo, akan melakukan pengejaran terhadap para pelaku dengan berkoordinasi dengan Asintel Kodam untuk backup dari kesatuan TNI yang terdekat serta koordinasi dengan Kapolres Lany Jaya guna membantu mengevaluasi korban.

Pudjo Sulistyo mengutuk aksi serangan brutal kelompok kriminal bersenjata terhadap aparat kepolisia yang sedang bertugas. "Perbuatan itu harus kita kutuk dengan sekeras kerasnya, dimana polisi yang sedang melakukan kegiatan pembangunan sumber daya manusia yaitu dalam bentuk kegiatan Bimmas Sambang Desa, agar desa-desa di wilayah Papua menjadi desa sadar hukum, memiliki masyarakat yang lebih cerdas dan mampu menghadapi perubahan Zaman," paparnya.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan yakin bahwa kelompok kriminal tersebut harus mempertanggung jawab kan perbuatannya.  (VivaNews)

Pos TNI Diserang Di Papua, 3 Anggota Tertembak

Posted: 29 Jul 2014 07:55 AM PDT

Aksi penyerangan dan penembakan kembali terjadi di Distrik Tingginambut Puncak Jaya Papua, Senin 28 Juli sekitar 09.15 WIT. Kali ini yang diserang dan ditembaki adalah Pos penjagaan Tentara Nasional Indonesia. Akibatnya, 3 orang anggota TNI tertembak.

Pos TNI Diserang Di Papua, 3 Anggota Tertembak

Dari data yang berhasil dihimpun, penyerangan dan penembakan terjadi, saat sejumlah personel yang bertugas di Pos TNI di Tingginambut, berpatroli di sekitar pos. Lantas, sekelompok bersenjata yang jumlahnya lebih dari 3 orang, menyerang dengan menembaki pos.

Personel TNI berupaya bertahan dengan mengeluarkan tembakan balasan. Kelompok bersenjata lalu berhasil dipukul mundur dan kembali masuk hutan.


Namun, ternyata dalam aksi itu 3 personel TNI masing-masing atas nama Sersan Dua Dedi terkena serpihan di dada, Prajurit Kepala Agus terkena serpihan peleuru di bagian perut selebar 2 centimeter dan Prajurit Dua Firman terkena peluru di pelipis.

Kondisi ketiga prajurit itu masih stabil. Prajurit TNI lainnya dari Mulia, Ibukota Puncak Jaya saat ini sedang mengevakuasi mereka dari lokasi, untuk kemudian diterbangkan ke Jayapura guna mendapat perawatan.

Juru Bicara Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Rikas Hidayatullah saat dikonfirmasi, belum bersedia memberikan keterangan. (VivaNews)

No comments