Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Video Pembuatan Kendaraan Tempur Anoa di Pindad

Posted: 30 Aug 2014 04:27 AM PDT



Berbagai alat utama sistem senjata atau alutsista bagi pertahanan negara telah dihasilkan PT Pindad yang bergerak di bawah naungan Kementerian BUMN. Salah satunya kendaraan Panser Anoa 6x6 yang telah diproduksi sebanyak ratusan unit dan tersebar di Indonesia maupun negara lain.


Dikerjakan secara profesional dengan peralatan dan bahan yang kuat sesuai peruntukannya. Panser Anoa 6x6 dibuat berlapis baja agar anti peluru. Dengan menggunakan transmisi otomatis sehingga memudahkan prajurit untuk fokus pada kendaraannya pada medan apa pun.

Kepala Departemen Produksi II (Divisi Kendaraan Khusus), Hery Mochtady mengatakan panser anoa ini memenuhi standar NATO level satu baik body maupun kaca.

Hingga saat ini panser anoa sudah diproduksi 300 unit dari tahun 2008 hingga tahun 2014. Pada tahun ini PT Pindad sedang melakukan perakitan sekitar 40 unit. Panser Anoa sendiri menggunakan mesin Renault Truk Dxi.7, memiliki berat tempur 15.000 kg, serta bermuatan 12 orang.

Direktur Utama PT Pindad (Persero) Sudirman Said mengatakan populasi anoa yang sudah beredar sekitar 250 unit. Anoa adalah salah satu Produk pindad yang akan ditampilkan pada HUT TNI AD 5 oktober mendatang bersama produk lainnya. Anoa juga digunakan oleh pasukan perdamaian PBB di Lebanon dan Sudan sebanyak 19 dan 20 unit. (Tempo)

Videographer : DICKY ZULFIKAR NAWAZAKI
Editor : RYAN MAULANA

Unknown Sunday, August 31, 2014
Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Pemerintahan Baru Harus Lanjutkan Pembangunan Kekuatan Pertahanan Maritim RI

Posted: 27 Aug 2014 08:45 PM PDT

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden terpilih, Joko Widodo, bisa meneruskan program pembangunan kekuatan pertahanan negara.

Pemerintahan Baru Harus Lanjutkan Pembangunan Kekuatan Pertahanan Maritim RI

"Lima tahun ini kita telah membangun kekuatan pertahanan yang signifikan, sehingga Indonesia menjadi negara besar dan disegani negara lain," kata Yusgiantoro, usai upacara penyerahan kapal cepat rudal, KRI Tombak-692, produksi PT PAL Indonesia kepada TNI AL, di Surabaya, Rabu.

Didampingi Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, ia mengemukakan, pembangunan kekuatan pertahanan telah menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono dalam lima tahun terakhir.


"Saya berharap program itu bisa diteruskan pemerintahan yang baru, karena masalah keamanan dan ekonomi selalu berjalan bersama-sama. Ekonomi bisa jalan kalau kita mendapatkan rasa aman, dan rasa aman bisa diciptakan kalau kita kuat, yakni TNI kuat dan Polri juga kuat," ujarnya.

Namun demikian, Yusgiantoro mengakui pembangunan kekuatan pertahanan dan pengadaan arsenal TNI sangat bergantung pada politik anggaran dari pemerintah.

"Selama lima tahun terakhir, politik anggaran sudah cukup baik. Sektor pertahanan mendapatkan alokasi anggaran lima kali lipat dibanding anggaran 1999-2004 dan tiga kali lipat dari anggaran 2004-2009," katanya.

Dengan anggaran yang besar itu, lanjut dia, pemerintah bisa membangun kekuatan pertahanan TNI dengan signifikan, seperti pengadaan kapal perang, pesawat tempur dan tank tempur, serta alutsista lainnya.

Sementara itu, kapal cepat rudal (KCR) ukuran 60 meter, KRI Tombak-629, yang diserahkan kepada TNI AL itu kapal kedua produksi PT PAL Indonesia (Persero), dari total 16 unit yang rencananya dibangun di perusahaan galangan kapal tersebut.

"Kapal itu penting bagi negara ini mengingat perairan Indonesia sangat luas. Kami yakin keberadaan armada itu sekaligus mampu meningkatkan rasa bangga dan kemandirian bangsa," kata Menhan.

Selain 16 KCR, Kementerian Pertahanan juga menargetkan pembangunan 16 unit KCR ukuran 40 meter dan 16 unit kapal patroli cepat untuk mendukung kekuatan TNI AL.

Indonesia Sedang Membangun 48 Kapal Perang Produksi Dalam negeri

Posted: 27 Aug 2014 08:10 PM PDT

Kementerian Pertahanan mencatat besaran kebutuhan ideal alat utama sistem senjata (Alutsista) untuk memperkuat keamanan perairan Indonesia sesuai rencana strategis mencapai 48 unit kapal, termasuk armada untuk perang.


Indonesia Sedang Membangun 48 Kapal Perang Produksi Dalam negeri

"Dari puluhan kapal itu sebanyak 16 unit berupa kapal cepat rudal (KCR) 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 16 unit kapal patroli cepat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ditemui usai menerima kapal pesanan TNI AL yang kedua, KCR 60 M dengan nama KRI Tombak-629, di Dermaga PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.

Mengenai pembangunan 16 unit KCR tersebut, ungkap dia, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Apalagi, sampai sekarang kapasitas produksi PT PAL Indonesia hanya tiga unit kapal per tahun.

"Total KCR yang kami pesan tergolong multi role karena dipersenjatai dengan rudal, meriam, dan software yang bisa digunakan untuk perang elektronik," ujarnya.

Sementara, jelas dia, desain kapal yang dilengkapi sistem multi role itu diyakini mampu bertempur dengan mengantisipasi serangan udara, laut, maupun darat.

"Bahkan terhadap perang warfare sekalipun," katanya.

Pada kesempatan serupa, KSAL Laksamana Marsetyo, menambahkan, pembangunan KCR 60 meter akan diserahkan ke PT PAL Indonesia sebagai Lead Integrator. Sementara, untuk KCR 40 meter nantinya akan dibangun di galangan kapal di Batam.

"Dengan demikian, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan produksi galangan kapal nasional," katanya.

Di sisi lain, Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, mengemukakan, terkait pembangunan satu unit KCR 60 m tersebut membutuhkan dana Rp125 miliar. Besaran tersebut hanya pembangunan fisik atau belum termasuk biaya persenjataannya.

"Kini KCR kedua pesanan TNI AL tersebut diberi nama KRI Tombak-629. Kapal itu dipesan di tempat kami dan hari ini diterima langsung Menhan, Purnomo Yusgiantoro," katanya.

Sebelumnya, lanjut dia, Kemenhan telah menerima kapal pertama pada 28 Mei lalu yang diberi nama KRI Sampari. Rencananya, kapal terakhir pesanan Kemenhan diserahkan pada September tahun 2014 dan sekarang masih dalam proses.  (Antara)

TNI AL Terima Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter Kedua Dari PT PAL

Posted: 27 Aug 2014 07:59 PM PDT

BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero) akhirnya melakukan penyerahan kapal cepat rudal (KCR) 60 Meter kedua kepada TNI Angkatan Laut sesuai kontrak jual beli pemesanan kapal perang dari TNI AL pada 2011.

KRI Tombak 629
KRI Tombak 629

Kepala Departemen Humas PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan KCR 60 M bernama KRI Tombak 629 itu diserahkan Rabu 27 Agustus 2014. Sebelumnya PAL Indonesia juga telah merampungkan proyek KCR-60 M yang pertama dan  resmi menyerahkannya pada 28 Mei 2014.

"Penyerahan KCR 60 M ketiga rencananya akan dilakukan pada September mendatang," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2014).

Bayu menjelaskan proses pembangunan KCR 60 meter tersebut berawal dari pengembangan produk PAL Indonesia sebelumnya yakni Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter yang hingga kini masih digunakan oleh TNI AL.


"Pengembangan ukuran dan kemampuan KCR 60 M memang direncanakan dan didesain sesuai dengan kebutuhan masa dengan armada perang, dan ini merupakan karya perseroan yang berteknologi canggih," ujarnya.

Tiga KCR 60 M senilai Rp375 miliar tersebut merupakan kapal perang pesanan TNI AL yang digarap sejak 2012 dan ditargetkan rampung pada semester II/2014. Kapal itu dibuat untuk memenuhi Minimum Esensitial Force (MEF) yang ada sesuai amanah Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Kapal yang berfungsi sebagai kapal kombat dan kapal pemburu atau kapal sergap itu didesain dengan kemampuan bisa bersembunyi di antara pulau-pulau yang tersebar di Indonesia. Untuk itu kapasitas kapal tersebut memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, kecepatan maksimal 28 knots dan berat muatan penuh 460 ton.

Bayu menambahkan perkembangan kapal perang saat ini sangat diperlukan, baik dari segi persenjataan, desain dan kemampuan kapal yang dapat menyokong kinerja TNI AL. Setidaknya Indonesia harus memiliki minimal 16 unit KCR 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 12 unit kapal selam.

Dalam penyerahan dan peresmian KCR 60 M tersebut rencananya akan dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian M.S Hidayat, Menteri perkejaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan M. Nuh dan Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana Marsetio. (Bisnis.Com)

Unknown Thursday, August 28, 2014
Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Dubes Rusia Puji Pendekatan Politik Damai Indonesia Dalam Tangani Masalah

Posted: 26 Aug 2014 09:45 PM PDT

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyatakan bahwa pendekatan secara damai dalam menangani masalah politik dalam negeri Indonesia sangat baik.

"Pendekatan pemerintah Indonesia dalam menangani masalah dalam negerinya secara damai adalah sebuah contoh yang baik dalam menghadapi masalah domestik," ujar Duta Besar Mikhail Galuzin di kediamannya di Jakarta, Selasa.


Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin

Menurut Dubes Galuzin, pendekatan tersebut hendaknya dapat menjadi sebuah contoh bagaimana sebuah negara menghadapi masalah dalam negerinya.

"Indonesia sudah mengambil langkah yang benar, agar tidak terjadi pergolakan di dalam negerinya," tambah Galuzin.


Galuzin juga menambahkan bahwa seharusnya pendekatan seperti itu dapat diterapkan di negara yang sedang mengalami konflik seperti Ukraina.

Pendekatan politis secara damai tersebut menurut Galuzin tetap berfokus pada pertumbuhan ekonomi tidak justru menyeret ekonomi dalam negeri.

"Tidak seperti yang terjadi di Ukraina, dimana pemerintah Kiev justru mengirimkan kekuatan militer kepada warganya, khususnya warganya yang berbahasa Rusia," tambah Galuzin.

Menurut Galuzin, apa yang dilakukan pemerintah Ukraina justru kontraproduktif terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang justru memberikan masalah lain bagi perkembangan negara tersebut.

Dalam konflik senjata yang terjadi di Ukraina Timur, Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) mencatat sejumlah 230.000 orang meninggalkan rumah mereka, sehingga jumlah pengungsi yang ada di Russia tercatat sebanyak 110.000 orang.

Mereka yang melarikan diri yang masih di Ukraina termasuk setidaknya 12.000 warga Tatar yang Muslim dari semenanjung Krimea di selatan.

Maka, menurut Galuzin, Indonesia sebagai sebuah negara yang peranannya di dunia semakin dipertimbangkan telah melakukan pendekatan yang sangat baik terhadap masalah yang menerpa Negara tersebut. (AntaraNews)

Jenderal Fan : Hubungan Indonesia-Tiongkok Meningkat

Posted: 26 Aug 2014 09:37 PM PDT

Wakil Ketua Komisi Pusat Militer Tiongkok Jenderal Fan Chang Long yakin hubungan Indonesia dan Tiongkok semakin meningkat di masa pemerintah Indonesia yang baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Jenderal Fan : Hubungan Indonesia-Tiongkok Meningkat

"Hubungan Indonesia dan Tiongkok selama ini telah berjalan baik, dan semakin meningkat di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," katanya, saat menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin di Beijing, Selasa petang.

Ia menuturkan hubungan baik Indonesia dan Tiongkok telah memiliki pondasi yang kuat, selain hubungan tradisional yang telah berjalan cukup lama, di kawasan Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara besar yang saling membutuhkan dan mendukung.


"Terlebih, Indonesia adalah negara besar dan merupakan pemimpin dari negara-negara ASEAN. Tiongkok pun negara besar di kawasannya, Indonesia sangat strategis bagi Tiongkok, karena itu saya tetap yakin hubungan kedua negara akan semakin meningkat dan luas di era pemerintahan baru Indonesia," kata Fan Chang Long.

Sementara itu Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan, saat ini Indonesia sedang pada masa transisi dari pemerintahan lama kepada pemerintah baru.

"Termasuk di sektor pertahanan, tentang kerja sama pertahanan apa saja yang sudah dilakukan termasuk dengan Tiongkok. Saya kerap menekan bahwa hubungan yang dijalin dengan Tiongkok, lebih dari sekadar sebagai negara sahabat. Hubungan dan kerja sama yang dijalin antara Indonesia dan Tiongkok termasuk di bidang pertahanan, lebih didasarkan pada hubungan persaudaraan," tutur Sjafrie.

Karena itu, selama delapan tahun meski diikat oleh etika dan aturan militer yang kuat, hubungan serta kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok juga lebih dilakukan berdasarkan hubungan dua negara yang bersahabat, katanya menegaskan.

Kerja sama pertahanan diresmikan kedua negara pada 2007 dalam kerangkan Forum Konsultasi Bilateral Bidang Pertahanan Indonesia-Tiongkok, sebagai bagian dari Kemitraan Strategis yang disepakati pimpinan kedua negara pada 25 April 2005.

Berdasar kesepakatan tersebut, kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok semakin meningkat bertahap mulai dari saling kunjung pejabat tinggi militer dan kementerian pertahanan kedua negara hingga latihan bersama antara Tentara Nasional Indonesia dan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.

Ke depan baik Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin maupun Jenderal Fan Chang Long sepakat untuk terus meningkatkan, dan memperkuas cakupan kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok. (Antara)

Calon Awak Tank MBT Leopard 2 Terus Berlatih di Yonkav 8/ Tank Divif 2 Kostrad

Posted: 26 Aug 2014 08:24 PM PDT

Selain di Jerman, upaya mengawaki MBT Leopard 2 juga tengah berlangsung di Tanah Air. Buktinya sebanyak 30 personel Yonkav 8/ Tank Divif 2 Kostrad saat ini sedang mengikuti pelatihan mengemudi Tank Leopard yang dilaksanakan di Pusdikkav Pussenkav. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama 2 minggu ini dibuka secara resmi oleh Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri Kodiklat TNI AD, Brigjen TNI Mulyanto pada tanggal 18 Agustus 2014 bertempat di Gedung Serba Guna Susilo Sudarman, Pusdikkav Padalarang Jawa Barat.


Calon Awak Tank MBT Leopard 2 Terus Berlatih di Yonkav 8/ Tank Divif 2 Kostrad


Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program pengadaan 103 unit Tank Leopard yang dilaksanakan TNI AD, guna menyiapkan prajurit Kavaleri yang akan mengawaki Alutsista baru tersebut. Di samping sebagai langkah penyiapan dalam rangka penerimaan 24 unit Tank Leopard 2A4 dan 28 unit Tank Marder yang akan tiba di Indonesia padaawal bulan September 2014. Tank kebanggan TNI-AD tersebut seluruhnya akan digelar pada upacara memperingati Hari TNI  5 Oktober 2014 yang akan diselenggarakan terpusat di Dermaga Ujung Koarmatim TNI AL, Surabaya.

Dalam pelatihan tersebut prajurit Narasinga Wiratama yang bermarkas di Pasuruan, JawaTimur itu diberikan pengenalan dasar tentang otomotif serta teknik mengemudi dasar Tank Leopard di medan datar. Dalam pengarahannya pada saat peninjauan pelaksanaan kegiatan pelatihan, Danyonkav 8/2 Kostrad Mayor Kav. Valian Wicaksono berpesan agar setiap petatar dapat menimba ilmu yang diberikan selama pelatihan. Sehingga diharapkan mampu secara optimal mengawaki Alutsista baru tersebut, khususnya pada pelaksaan Upacara Hari TNI ke-69 Tahun 2014 ini. (ARC)






LEN Tandatangani Kontrak Kontrak Ekspor Perangkat Lunak Kapal Perang

Posted: 26 Aug 2014 07:55 PM PDT

Kementerian pertahanan RI melalui Program Kredit Ekspor melakukan pengadaan kapal kombatan jenis PKR (Perusak Kawal Rudal) sebanyak 2 (dua) kapal. Pengadaan kapal PKR dimaksudkan untuk lebih memperkuat armada kapal kombatan TNI AL, guna menjaga dan mengamankan kedaulatan wilayah perairan Indonesia yang sangat luas. 

LEN Tandatangani Kontrak Kontrak Ekspor Perangkat Lunak Kapal Perang

Pemenang tender PKR adalah shipyard dari Belanda, yaitu Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), berpartner dengan sebuah perusahaan elektronika pertahanan terkenal dari Belanda, yaitu Thales Nederland (TNL) sebagai Lead Integrator SEWACO (Sensor, Weapon, and Command). Untuk mematuhi regulasi pemerintah, sesuai UU No. 16/2012 tentang Industri Pertahanan, yang mengharuskan adanya local content dan offset dalam setiap pengadaan alutsista dari luar negeri, maka Thales Nederland menjalin kerja sama dengan PT Len Industri (Persero) dalam pekerjaan pembuatan Combat Management System kapal PKR ini.

Len berhasil mendapatkan kontrak pengembangan dan produksi software kapal perang untuk pasar ekspor Belanda


Len berhasil mendapatkan kontrak ekspor software kapal perang dari Thales Nederland untuk pertama kalinya pada bulan Oktober 2013. Kontrak pertama berupa Development, Production, Testing and Supply of Software untuk CMS kapal perang PKR telah berhasil diselesaikan tepat waktu oleh Len pada bulan April 2014. Pada kontrak pertama tersebut, Len telah merampungkan kegiatan TOKAT (Transfer of Knowledge and Technology), dan pekerjaan Pengembangan, Produksi dan Testing Integration software IFF (Identification Friend and Foe).

Dengan keberhasilan Len pada kontrak pertama, maka Len kembali mendapat kontrak dari Thales Nederland pada bulan Mei 2014. Kontrak kedua ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 8 (delapan) bulan, yang mencakup: pengembangan, produksi dan testing integration software untuk EO Tracker, Decoy Launcher dan SAM.

Kontrak kerja Len dangan Thales Nederland tersebut telah memberikan warna baru dan era baru bagi Len, terutama dalam kiprahnya di sektor pertahanan. Dengan kontrak kerja tersebut, berarti Len telah dipercaya oleh industri pertahanan kelas dunia, seperti Thales Nederland. Dengan kontrak tersebut berarti Len juga mulai memasuki arena pasar global, melalui kerjasama dengan industri pertahanan multi nasional. Software yang dikembangkan dan diproduksi oleh Len dalam kontrak tersebut, bukan saja digunakan untuk kapal PKR pesanan pemerintah Indonesia, melainkan juga untuk memenuhi pesanan dari negara lain. Keberhasilan Len dalam kontrak pengembangan dan produksi software kapal perang tersebut, akan membuka berbagai peluang baru, baik di pasar domestik maupun pasar global, khususnya bidang Naval Combat Management System (CMS) dan Naval Combat System Integration (CSI).
Pembaharuan MOU untuk Peningkatan Kerjasama Len dan Thales Nederland (TNL)

Untuk lebih meningkatkan dan memperluas kerjasama strategis antara PT Len Industri dan Thales Nederland, maka pada tanggal 26 Agustus 2014 bertempat di PT Len Industri, telah dilakukan penandatanganan MoU antara PT Len Industri (Persero) dan Thales Nederland yang dilakukan oleh Direktur Utama Len, Abraham Mose dan CEO Thales Nederland, Gerben Edelijn. MOU yang ditandatangani tersebut merupakan pembaruan dan pengembangan atas MOU sebelumnya. Dengan penandatanganan MoU ini, diharapkan, dapat lebih memperkuat kerjasama antara PT Len Industri dan Thales Nederland, di bidang Naval Combat Management Systems dan Naval Combat System Integration di masa depan, khususnya Program pembangunan PKR dan Program modernisasi Sewaco kapal-kapal yang dibangun oleh Thales Nederland, yang populasinya cukup banyak.

Adanya MoU dan Kontrak Kerja antara PT. Len Industri dengan Thales Nederland tersebut, membuktikan bahwa PT Len Industri telah dipercaya oleh Perusahaan Kelas Dunia yang bersifat Multinasional, khususnya di bidang Industri Pertahanan, melengkapi kepercayaan perusahaan Multinasional lain yang sebelumnya telah mempercayai PT Len Industri untuk bidang Industri ICT, dan Industri Railway Signaling System.

Hingga saat ini, PT Len Industri merupakan satu-satunya industri pertahanan di Indonesia yang telah berhasil mengembangkan, memproduksi dan menggelar CMS (Combat Management System) Dalam Negeri, yang telah digunakan secara operasional oleh TNI AL, KRI Kelas Ahmad Yani, yaitu KRI YOS, KRI OWA, dan KRI AHP. Saat ini, Len juga mendapat kepercayaan dari Kemhan dan TNI AL untuk melaksanakan kontrak Pengadaan CMS Dalam Negeri sebanyak 2 (dua) kapal jenis Kapal Cepat Rudal (KCR), yaitu: KRI Rencong dan KRI Mandau, serta 2 (dua) kapal jenis Kapal Cepat Torpedo (KCT) yaitu KRI Ajak dan KRI Singa.

Keberhasilan Len dalam menyelesaikan kontrak pengembangan dan produksi software integrasi CMS Tacticos dari Thales Nederland, serta kemampuan Len mengintegrasikan CMS Dalam Negeri dengan peralatan sensor dan senjata eksisting, merupakan pondasi terpenting bagi Len dalam mengembangkan kemampuan dan penguasaan teknologi naval combat system integration. Kemampuan Len dalam combat system integration tersebut, sedang dan akan terus ditingkatkan melalui litbang internal/nasional dan kerjasama strategis dengan industri SEWACO kelas dunia, seperti dengan Thales Nederland.  (ARC)

Jelang Konferensi UNAOC Koarmatim Siaga 5 Kapal Perang di Perairan Bali

Posted: 26 Aug 2014 07:48 PM PDT

Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menyiagakan lima Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di perairan Bali, guna mengamankan Konferensi Global Forum United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) ke-6 tahun 2014.

Jelang Konferensi UNAOC Koarmatim Siaga 5 Kapal Perang di Perairan Bali

Kelima kapal perang yang disiagakan itu, yaitu KRI Ahmad Yani-351, KRI Makasar-590, KRI Pulau Rimau-724, KRI Weling-822, dan KRI Soputan-923, yang saat ini telah berada di perairan Bali, Selasa (26/08)

Unsur kapal perang tersebut tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Laut (Satgasla) dibawah kendali Operasi Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim. Tugas khusus yang diemban oleh unsur kapal perang tersebut antara lain, mengamankan wilayah perairan melalui penyekatan, mengamankan seluruh wilayah pantai dan sekitar perairan tempat konferensi tersebut berlangsung. Unsur kapal perang juga disiapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti evakuasi terhadap tamu penting Very Very Important Person (VVIP), melalui aspek laut.


Selain mengerahkan lima kapal perang Koarmatim juga menyiagakan pasukan dengan kekuatan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar. Pasukan tersebut tergabung dalam Subsatgas Pengamanan Pelabuhan dengan Posko berada di Dermaga Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali.
Kesiapan unsur KRI dan pangkalan tersebut, ditinjau langsung oleh Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim didampingi Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto, Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (S) Julius Widjojonobeserta.

Pada kesempatan tersebut, Pangarmatim mengatakan agar seluruh pelaksana tugas pengamanan berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu kelancaran penyelenggaraan dan rangkaian konferensi yang akan digelar. "Operasional KRI maupun pasukan dikendalikan secara terintegrasi sehingga dapat melakukan aksi penanggulangan terhadap segala bentuk ancaman secara cepat dan tepat", tegas Pangarmatim.

Sebelumnya Pangarmatim telah meninjau kondisi perumahan anggota Lanal Denpasar serta meninjau situasi gedung Mako Lanal Denpasar dan melanjutkan inspeksi ke Posko Subsatgas Pam Pelabuhan yang berada di area pelabuhan Benoa Bali.

Pelaksanaan konferensi UNAOC akan berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 29 dan 30 Agustus 2014. Konferensi ke-6 UNAOC keanggotaannya tidak tersekat oleh batas-batas negara atau politik.

Tema yang diambil dalam Global Forum UNAOC tahun 2014 yakni "Unity in Diversity" yang bermakna "Bhinneka Tunggal Ika" berarti yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Tema tersebut persis dengan semboyan negara Republik Indonesia..

Hal itu sangat cocok dijadikan sebagai sarana untuk berbagai pengalaman mengenai pluralisme dan berbagai negara. Pluralisme tidak menjadikan sebuah perbedaan, melainkan sebaliknya sebagai sarana mewujudkan perdamaian.

PenyelenggaranKonferensi UNAOC (United Nations Alliance of Civilizations) yang ke-6 akan dibuka secara resmi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan direncanakan dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Pengamanan KTT UNAOC melibat sekitar 5000 personel gabungan TNI/Polri dan Pengamanan Swakarsa dari masyarakat Bali yaitu para Pecalang, yang tergabung dalam SatuanTugas Pengamanan VVIP.

Bertindak selaku Panglima Komando Pengamanan VVIP Konferensi UNAOC 2014 Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu BawaTenaya. Seluruh kekuatan personel pengamanan telah melaksanakan Apel Gelar Pasukan Pengamanan VVIP di Lapangan Lagoon Nusa Dua Bali, Senin (25/08/2014). (PosKota)

Arsip Pembrontakan G30S/PKI Belum Boleh Dibuka untuk Umum

Posted: 26 Aug 2014 07:42 PM PDT

Arsip tentang gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965 belum boleh dipublikan kepada publik. Dengan berbagai pertimbangan, arsip gerakan menggulingkan Negara kesatuan RI tersebut masih tersimpan sebagai arsip statis.

Arsip Pembrontakan G30S/PKI Belum Boleh Dibuka untuk Umum

Usianya memang sudah lebih dari 25 tahun. Tetapi Negara memiliki pertimbangan khusus untuk tidak membuka arsip tentang pembrontakan PKI kepada public," jelas Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mustari Irawan usai menyerahkan penghargaan kepada Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) dan menerima arsip tentang nasehat dan pertimbangan Wantimpres, Senin (25/8).

Diakui sebuah arsip statis sebenarnya bisa dibuka untuk public jika usianya sudah 25 tahun. Arsip tersebut bisa diakses oleh public sesuai fakta yang sebenarnya.


Tetapi khusus untuk arsip pembrontakan G30S/PKI, dikatakan Mustari, Negara memiliki pertimbangan khusus. Diantaranya adalah adanya larangan organisasi PKI tumbuh dan hidup di Indonesia.

"Selain itu kita juga mempertimbangkan bahwa keluarga pelaku maupun korban gerakan G30 S PKI masih hidup. Jadi kita masih mempertimbangkan keberadaan mereka," lanjut Mustari.
Sesuai TAP MPR nomor 25 tahun l966, ajaran dan paham komunisme tidak boleh hidup di Indonesia. Larangan tersebut masih berlaku hingga kini.

Mustari mengatakan belum tahu persis kapan arsip tentang gerakan G30S/PKI akan dibuka untuk umum. Tetapi pihaknya sudah berulangkali melakukan uji public terkait kemungkinan dibukanya arsip gerakan PKI di Indonesia.

"Satu-satunya gerakan PKI yang sudah boleh dibuka arsipnya adalah pembrontakan di Madiun pada 1948. Itu sudah boleh dikonsumsi publik," tukas Mustari.

Terkait penyerahan arsip tentang nasehat dan pertimbangan Wantimpres, menurut Mustari ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan amanat UU No 43 tahun 2009 tenang kearsipan.

Arsip yang diserahkan kepada ANRI ini nantinya menjadi identitas dan jati diri bangsa serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Arsip statis tentang nasehat dan pertimbangan Watimpres merupakan rekaman kegiatan dan peristiwa yang akan menjadi bukti sejarah perjalanan bangda dan merupakan asset nasional yang menggambarkan identitas serta jati diri bangsa. (PosKOta)

'Samurai Jepang' Shigeru Ono bangga berjuang demi kemerdekaan RI

Posted: 26 Aug 2014 07:29 PM PDT

Veteran perang kemerdekaan RI, Rahmat Shigeru Ono meninggal dunia di Batu, Malang. Pria berusia 95 tahun ini adalah mantan tentara Jepang yang kemudian ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan Belanda.

'Samurai Jepang' Shigeru Ono bangga berjuang demi kemerdekaan RI

Komandan Kodim 0818 Kabupaten Malang dan Kota Batu, Letkol Inf Ahmad Solihin, punya kenangan khusus dengan Shigeru Ono.

Kalau yang saya tangkap dari cerita beliau. Beliau itu semangat sekali kalau cerita soal perjuangan Indonesia. Tapi kalau saya tanya waktu dia jadi tentara Jepang, nggak mau komentar. Kalau cerita bertempur dengan pejuang-pejuang diceritakan semangat sekali," kata Letkol Ahmad Solihin saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (26/8).


Menurut Ahmad, Ono sempat mengelilingi Indonesia untuk membantu perjuangan Indonesia. Kalimantan, Papua, dan pulau-pulau lain. Akhirnya Ono pergi ke Batu, Malang dan menikah.

Dia kemudian tinggal di sana hingga akhir hayatnya. Ono tak sendiri, ada beberapa rekannya mantan tentara Jepang yang ikut berjuang untuk Indonesia.

"Di Malang beliau jadi petani apel," kata Ahmad.

Rahmat Shigeru Ono adalah mantan tentara Jepang yang dikirim ke Indonesia saat perang dunia II. Dia tak tahan melihat kekejaman militer Jepang pada rakyat Indonesia. Shigeru pun menolak kembali ke negerinya saat Jepang dikalahkan sekutu tahun 1945. Dia berjuang bersama gerilyawan Indonesia.

Jepang pernah memberikan janji akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia. Bagi Ono seorang samurai harus menepati janjinya.

Ono lahir pada 26 September 1918 di Prefektur Hokkaido. Dia meninggal pada usia 95 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Batu, Malang. TNI memberikan penghormatan dengan upacara militer lengkap.

Pemerintah Indonesia menghargai jasa-jasa sang samurai dengan menganugerahinya dengan bintang gerilya. Tanda kehormatan untuk mereka yang berjuang demi mempertahankan kemerdekaan RI. (Merdeka)

Unknown Wednesday, August 27, 2014
Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Wujudkan Poros Maritim, Para Menteri Jokowi-JK Harus Punya Visi Maritim

Posted: 25 Aug 2014 10:53 PM PDT

Saat ini desas-desus calon pembantu Jokowi mulai beredar di berbagai media. Hal ini menjadi momentum tepat untuk melihat kriteria dan rekam jejak seseorang, apakah layak menjadi menteri atau tidak. Apabila visi Jokowi adalah mewujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia, sudah sepatutnya para menteri harus bervisi sama.


"Dalam aspek maritim, tentu kita melihat beberapa kementerian yang sangat erat kaitannya dengan bidang maritim, seperti Menteri Pertahanan, Kelautan, Perhubungan, Keuangan, dan Pekerjaan Umum," ujar Relawan Seknas Jokowi, Laksma (Purn) Arnold di kantor Seknas Jokowi beberapa waktu lalu.

Konsep Tol Laut yang menjadi program turunan doktrin Poros Maritim, dalam pengimplementasiannya sangat erat dengan kementerian-kementerian tersebut.


"Tol Laut itu kan berbeda dengan tol darat. Kalau tol darat harus bikin jalanannya dulu, baru dipikirkan mobil dan tempat transitnya. Sedangkan Tol Laut jalanannya sudah ada, tinggal dermaga dan kapalnya yang perlu dipikirkan," tuturnya.

Pembangunan dermaga di beberapa titik dan jumlah kapal merupakan syarat mewujudkan Tol Laut itu. Jadi, kementerian terkait harus bisa bekerja sama untuk mewujudkan itu.

Lebih lanjut, mantan pejabat Polhukam ini menambahkan, perwujudan Poros Maritim Dunia juga perlu dibentuk Menko Kemaritiman. Namun bagaimana format dan siapa orangnya yang layak mengisi pos tersebut, Arnold tidak menjelaskan.

"Entah nanti Pak Jokowi membentuk Menko Maritim atau tidak, yang pasti menurut saya, itu perlu ada, dan entah siapa calon menterinya, pastinya Pak Jokowi sudah memiliki kriteria sendiri. Harapan saya, orang tersebut memiliki visi maritim yang jelas dan bersih track record-nya," tambah Arnold.

Harus Berjiwa Pancasila

Sementara itu, di tempat terpisah, anggota tim pemenangan Jokowi-JK, Rully Soekarta, mengingatkan, pentingnya jiwa Pancasila dari para calon Menteri Jokowi.

"Kriteria dari para calon menteri Jokowi, selain dia memiliki kapasitas dalam bidangnya, dia juga harus berjiwa Pancasila dan paham sejarah bangsa ini," ujarnya.

Jiwa Pancasila merupakan komitmen dari seseorang yang bakal mengurusi masalah orang banyak. Rully menambahkan, tolak ukur dari seseorang yang memiliki jiwa seperti ini adalah dia yang memiliki riwayat jelas.

"Orang itu sebelumnya pernah membahas Pancasila dan UUD 45 dalam berbagai forum dan dia mengerti betul seluk beluk dari kedua pusaka itu. Dan secara objyktif, dia memahami bahwa NKRI ini unik dan berbeda dengan negara-negara lainnya," ucap Wasekjen PKPI itu.


Sumber : JMOL

Marinir, Garda Terdepan Pengamanan Situasi di Ambon

Posted: 25 Aug 2014 10:49 PM PDT

Sejak 1998, pasukan Marinir kerap dikenal dekat dengan rakyat. Di berbagai daerah, Marinir mendapat pujian dan sanjungan. Seperti di Ambon, batalyon Marinir tampak baru selesai mengamankan situasi daerah pada pengumuman sidang Mahkamah Konstitusi (MK), 21 Agustus 2014 lalu.

Marinir turut dalam Apel Pengamanan Putusan MK di Ambon. (Foto: Dispen Marinir)

Dilansir laman Korps Marinir, personel Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IX Ambon terlibat dalam apel gelar TNI-Polri di Lapangan Merdeka Ambon, Kamis (21/8).

Gelar yang dipimpin langsung Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Meris Wiryandi, selaku pengambil apel tersebut merupakan kesiapsiagaan secara optimal oleh TNI-Polri, khususnya Marinir dalam operasional pengamanan kota Ambon. Apel itu sewaktu-waktu dibutuhkan dan digerakkan mengingat hasil Pilpres beberapa waktu yang lalu masih terdapat gugatan dari salah satu kandidat.


Pangdam XVI Pattimura dalam sambutannya, mengajak seluruh masyarakat bersama-sama TNI/Polri dan Pemerintah Daerah untuk senantiasa menjaga dan menciptakan situasi serta kondisi wilayah yang semakin kondusif, sebab hanya dengan kondisi wilayah yang kondusiflah pembangunan di daerah akan berlangsung dengan lancar yang muaranya akan berhasil menyejahterakan rakyat.

Selain itu, Pangdam XVI Pattimura mengatakan bahwa TNI/Polri merupakan bagian terpadu satu sama lain. Hubungan harmonis yang selama ini telah terjalin dengan baik membuktikan bahwa prajurit TNI/Polri dapat mengatasi berbagai kendala yang dapat mengancam stabilitas keamanan di wilayah Maluku.

"Dengan dilaksanakannya apel ini akan semakin memperkuat kemampuan antisipatif aparat terkait terhadap berbagai potensi konflik baik vertikal maupun horizontal yang mungkin terjadi," harapnya kepada seluruh peserta apel.

Hal itu menandakan bahwa prajurit Marinir di mana pun berada selalu menjadi garda terdepan dalam pengamanan situasi daerah dalam kondisi apa pun. Di Ambon, itu bukan yang pertama kalinya dilakukan oleh prajurit Marinir.

Peristiwa Ambon Berdarah tahun 1999-2000, prajurit Marinir dengan proaktif mengamankan situasi tesebut dan mendamaikan pihak-pihak yang bertikai. Pascakejadian, Marinir selalu mendapat tempat di hati masyarakat Ambon.

Warga Ambon, Sani Pattikawa, saat dihubungi JMOL menuturkan, masyarakat Ambon merasa nyaman jika berada di dekat Marinir.

"Kehadiran tentara Marinir sangat diterima oleh masyarakat Ambon. Beta ingat saat beta masih kecil ketika terjadi konflik tahun 1999, rumah beta dijaga oleh beberapa pasukan Marinir. Di situ beta selalu diajak bermain tebak-tebakan oleh mereka," ujar Sani. (JMOL)

Indonesia Poros Maritim Dunia Menuju Ekonomi Berbasis Kelautan

Posted: 25 Aug 2014 10:46 PM PDT

Penulis : Bambang Usadi
Analis Kebijakan Utama Mabes Polri, Dan Satgas II Tim Korkamla Bakorkamla RI, Doktor Bidang Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM).



TANTANGAN perkembangan perekonomian dunia memasuki era baru. Semangat globalisasi perdagangan menjadi ruh kesadaran dalam pembuatan setiap kebijakan negara-negara di dunia, yang didorong dan difasilitasi organisasi-organisasi perdagangan dunia, utamanya WTO (World Trade Organization).


Indonesia Poros Maritim Dunia Menuju Ekonomi Berbasis Kelautan

Semangat ini dilandasi sebuah dasar pemikiran hasil kristalisasi berbagai pengalaman dan pandangan kritis mengenai perdagangan antarnegara dengan berbagai hambatan dan tantangannya. Rezim perdagangan yang dikembangkan menganut paham zero resistance yang menekankan bahwa volume perdagangan antarnegara dapat diperbesar meningkat berkali lipat apabila negara-negara yang terlibat dalam perdagangan berupaya sungguh-sungguh menghilangkan hambatan perdagangan. Salah satunya, menghapus bea masuk barang impor.


Situasi arus barang pun turut terpengaruh berubah, seiring perubahan tingkat produktivitas. Negara-negara kawasan Asia tumbuh sangat cepat (terutama Tiongkok), sementara perekonomian negara-negara Eropa dan Amerika Serikat sedang mengalami kejenuhan dan akhir-akhir ini justru mengalami penyusutan (kontraksi).

Situasi ini mampu semakin menggeser arus perdagangan dari dan menuju Asia (terutama Tiongkok). Setidaknya diperkuat dengan fakta yang telah ada, sejumlah 45 persen seluruh volume perdagangan laut melalui jalur laut Indonesia.

Seiring potensi peningkatan volume perdagangan yang pesat dengan diberlakukannya pasar bebas bagi negara-negara yang tergabung menjadi anggota WTO dan potensi semakin meningkatnya produktivitas perekonomian Tiongkok maka harus mampu diterjemahkan sebagai sebuah tantangan pengembangan wilayah laut Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Karena, arus perdagangan yang terjadi, menggunakan moda transportasi laut, dari dan menuju Tiongkok, akan banyak memanfaatkan alur laut di wilayah Indonesia.   

Posisi Strategis Laut Indonesia

Indonesia merupakan Negara Kelautan terbesar di dunia yang memiliki bentang laut luas dengan ribuan pulau besar dan kecil. Jumlah pulaunya lebih dari 13.500 buah dan mencakup wilayah sepanjang 3.000 mil laut dari Sabang sampai Merauke.

Indonesia merupakan negara dengan pantai terpanjang kedua di dunia. Indonesia terletak pada posisi geografis sangat strategis, terletak di antara persilangan dua benua dan dua samudera, serta memiliki wilayah laut yang menjadi urat nadi perdagangan dunia.

Luas wilayah laut Indonesia mencapai ¾ dari seluruh wilayah Indonesia. Selat Malaka dan jalur ALKI secara umum merupakan jalur perdagangan strategis yang dilalui kapal-kapal perdagangan dunia dengan volume perdangangan mencapai 45 persen dari total nilai perdagangan seluruh dunia. Sampai saat ini, Laut Indonesia berpotensi meningkat di masa-masa datang, mengingat prospek perkembangan perekonomian di wilayah Asia masih menjanjikan.

Posisi geografis Indonesia yang sangat strategis seharusnya mampu menempatkan prioritas kebijakan nasional diorientasikan pada kepentingan Indonesia di wilayah laut. Prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipertahankan sesuai cita-cita konstitusi, hendaknya dalam menetapkan kebijakan dan kepentingan nasional Indonesia mengutamakan integrasi wilayah nasional secara menyeluruh, menjamin politik luar negeri yang bebas dan aktif, dan kesejahteraan masyarakat.

Prioritas pembangunan Indonesia yang berorientasi di wilayah laut, di samping untuk kepentingan kesejahteraan rakyat, sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari kepentingan besar lainnya, menyangkut kepentingan menjaga keutuhan NKRI mengingat ¾ wilayah Indonesia merupakan wilayah laut.

Negara-negara dengan penduduk besar di dunia, seperti Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil, Indonesia, termasuk Eropa, secara keseluruhan menjanjikan prospek besaran volume perekonomian.

Namun demikian, tidak sebagaimana Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brasil, dan Eropa yang wilayahnya terbentang sebagai daratan, Indonesia memiliki tantangan lebih besar dalam distribusi perekonomian, karena wilayahnya sebagian besar lautan dan aktivitas perekonomian antarpulau menghadapi kendala berkaitan biaya distribusi yang sangat mahal.

Potensi Ekonomi Kelautan

Potensi Laut Indonesia memberikan peluang kesejahteraan dan kemakmuran. Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang terbentang seluas 2,4 juta kilometer persegi dengan berbagai potensi kekayaan alam yang siap dieksploitasi di dalamnya. Potensi ekonomi tersebut menjanjikan bagi prospek pencapaian kinerja perekonomian yang mampu menyejahterakan rakyat.

Namun demikian, sebagai negara berkembang yang masih kekurangan kemampuan teknologi untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan bawah laut, Indonesia harus membangun kerja sama lebih erat dengan negara-negara berteknologi maju untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber energi dasar laut.

Potensi perekonomian kelautan dapat dikembangkan dari berbagai sektor, terutama sektor perikanan tangkap, sektor perikanan budidaya, sektor pengolahan perikanan, sektor jasa pelabuhan, eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi lepas laut, terutama pada kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), kehutanan pesisir, perdagangan, pelayaran dan pariwisata.

Kesadaran tentang keunikan kebutuhan konsumen mancanegara terhadap produk perikanan dapat memberikan peluang bagi pemasaran ekspor produk perikanan Indonesia. Tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia saat ini masih jauh di bawah tingkat konsumsi negara-negara lain di dunia, sehingga eksploitasi dan pengembangan budidaya perikanan dan perikanan tangkap masih memiliki peluang sangat besar di pasar domestik, dengan asumsi daya beli masyakat semakin meningkat pada masa-masa mendatang, ditopang pertumbuhan ekonomi yang tinggi, semakin berkualitas dan inklusif.

Pengembangan Ekonomi Kelautan

Berbasis pada seluruh potensi dan tantangan yang dimiliki Indonesia sebagai konsekuensi dari reorientasi kebijakan pembangunan menuju pengembangan perekonomian maritim maka paradigma pembangunan pun harus digeser menjadi 'Prioritas pembangunan perekonomian harus berorientasi pada wilayah maritim yang terintegrasi dengan pembangunan wilayah darat'.

Paradigma ini menegaskan jaminan bahwa pembangunan maritim pada akhirnya akan membantu peningkatan efisiensi dan efektivitas pada aktivitas perekonomian yang berkembang di wilayah darat.

Namun demikian, persoalan yang mengemuka adalah pengembangan paradigma sangat minim dengan dukungan studi kelayakan kuantitatif memadai, sehingga mampu meyakinkan pengambil kebijakan agar benar-benar berpihak pada rezim pembangunan berorientasi maritim.

Selama ini, yang berkembang dominan dalam wacana adalah asumsi-asumsi yang dibangun di atas data kasar atau bahkan abstrak. Misalnya mengangkakan potensi kerugian illegal fishing dan illegal logging, kemudian dengan mudahnya seolah mengasumsikan 'seandainya tidak dicuri maka potensi pendapatan negara akan sebesar kerugian yang ditimbulkan illegal fishing dan illegal logging'. Sebuah asumsi menyesatkan, karena kita tidak memiliki akses ke pasarnya, sedangkan pelaku illegal fishing dan illegal logging pasti telah memiliki pembeli.

Maka ke depan, proyeksi pengembangan perekonomian maritim harus benar-benar dilengkapi kalkulasi meyakinkan tentang prospek kontribusinya terhadap perekonomian dan kesejahteraan rakyat, sehingga mampu mencuri perhatian pengambil kebijakan, khususnya Bappenas, sehingga dengan sungguh-sungguh memperhatikan potensi perekonomian maritim sebagai solusi atas upaya percepatan pengentasan kemiskinan dan pencapaian kesejahteraan rakyat.

Memang benar fakta yang mengungkapkan 45 persen dari nilai perdagangan dunia sebesar US$ 1.500 triliun ditransportasikan melalui wilayah laut Indonesia. Akan tetapi, membandingkan dengan nilai APBN Indonesia sebesar Rp1.840 triliun atau ekuivalen dengan US$160 miliar sebagaimana pandangan Prof Darmin Danuri sungguh perbandingan yang sangat tidak tepat.

Perbandingan yang lebih fair apabila dilakukan secara apple to apple (setara) dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp9.084 triliun, yang lebih mencerminkan besaran aktivitas perekonomian sepanjang 2013.

Pun demikian, 45 persen dari nilai perdagangan dunia sebesar US$1.500 triliun yang melalui wilayah laut Indonesia juga tidak mencerminkan aktivitas transaksi atau volume perekonomian yang terjadi di wilayah laut Indonesia (potensi PDB), akan tetapi sekadar menegaskan besarnya aset yang dibawa, ditransportasikan, dan melalui wilayah laut Indonesia.

Patut disadari juga apabila kita memperhatikan pelajaran dari filosofi alam yang sangat sederhana 'lebah akan datang dengan sendirinya ketika ada bunga', demikian juga perilaku manusia, termasuk pelaku ekonomi dan pihak pengambil kebijakan.

Pembangunan berorientasi darat sesungguhnya tidak dengan serta merta menjadi prioritas, karena paradigma berpikir yang tertanam dalam benak pengambil kebijakan sebelumnya. Akan tetapi, justru disebabkan faktor yang jauh lebih dominan, yakni adanya fakta tentang aktivitas perekonomian darat yang lebih besar, lebih pesat, dan jauh lebih atraktif dibanding dengan di laut dan fakta tentang kebutuhan kenyamanan masyarakat yang tentu saja tinggal di daratan.

Solusi yang paling mendekati peningkatan aktivitas di wilayah laut dan pesisir adalah dengan mengembangkan kota-kota pelabuhan dan obyek-obyek pariwisata atraktif, sebagaimana Hongkong dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada investor swasta dan pelaku industri properti untuk mengambil peran besar mengembangkan kota pelabuhan dan obyek pariwisata.

Urgensi Pembentukan Bakamla

Indonesia merupakan negara dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang cukup menjanjikan dengan volume perekonomian masuk dalam 16 besar negara di seluruh dunia. Patut disadari bahwa keberlangsungan pembangunan Indonesia di segala bidang sangat tergantung dari sarana prasarana transportasi (perhubungan) dan ketersediaan energi, terutama energi baru dan terbarukan, termasuk hasil eksplorasi sumberdaya energi bawah laut.

Kepentingan suatu negara di wilayah laut, terutama menyangkut masalah pertahanan dan keamanan nasional serta integrasi wilayah secara keseluruhan, yang menjadi modal dasar pelaksanaan tugas pembangunan perekonomian dan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, dapat dilakukan di bawah jaminan rasa aman dan damai.

Namun yang tidak kalah penting adalah tugas untuk memastikan terjaminnya keamanan dan keselamatan di wilayah laut. Fungsi tersebut pada saat ini dipegang oleh Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) yang harus segera diubah menjadi Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Dengan berbagai persoalan mengemuka yang dihadapi Bakorkamla hingga kini semakin menegaskan bahwa eksistensi Bakorkamla belum mampu menunjukkan kinerja optimal sebagai sebuah institusi keamanan laut yang powerfull, efektif dan efisien.

Bakorkamla tidak memiliki kewenangan memaksa sehingga masing-masing stakeholder masih cenderung berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi. Kondisi tersebut mendorong untuk segera dilakukan reaktualisasi Bakorkamla dalam menjawab persoalan kekinian, menyangkut tantangan kompleks yang dihadapi.

Selainitu, revitalisasi Bakorkamla menjadi Bakamla sebagai sebuah institusi keamanan laut yang memiliki kinerja coast guard, sehingga diharapkan pada masa mendatang, institusi keamanan laut mampu menjalankan kewenangan dan tupoksinya secara efektif dan efisien. Kehadirannya mampu menjadi solusi menyeluruh terhadap berbagai permasalahan di wilayah laut.

Konsekuensinya, sebagai negara hukum yang tunduk, terikat, dan patuh pada ketentuan produk hukum dan perundang-undangan berlaku maka menjadi penting untuk menegaskan pengaturan kelautan, termasuk di dalamnya pengaturan ketentuan penyelenggaraan penegakan hukum di wilayah laut, oleh Bakamla, secara jelas dan pengaturan sistem penegakan hukum di laut dimulai penyidikan, penuntutan, dan sistem peradilan yang berwawasan maritim dalam Rencana Undang-Undang Kelautan.

RUU Kelautan kini sedang dalam pembahasan untuk memastikan arah pembangunan wilayah kelautan agar memiliki dasar hukum jelas dan menjamin kepastian hukum, disertai eksistensi Bakamla yang jauh lebih powerfull, efektif, dan efisien, serta berkewenangan penegakan hukum.

Sistem peradilan yang dibangun dan diatur sesuai ketentuan yang berlaku dalam Undang-Undang Kelautan hendaknya mengedepankan asas penyelenggaraan peradilan murah, cepat, dan sederhana.

Asas biaya murah berarti biaya penyelenggaraan peradilan ditekan, sehingga dapat dijangkau oleh para pencari keadilan dan menghindari pemborosan yang tidak perlu.

Asas cepat menghendaki agar peradilan dilakukan secara cepat. Penyelenggaraan peradilan diharapkan dapat selesai sesegera mungkin dan dalam waktu yang singkat.

Asas sederhana memiliki maksud, dalam penyelenggaraan peradilan dilakukan dengan sederhana, singkat, dan tidak berbelit-belit.

Cita-cita menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia harus mampu memastikan bahwa faktor keamanan dan keselamatan di wilayah laut menjadi prioritas utama dalam pengelolaan potensi perekonomian dan potensi-potensi lain sebagai konsekuensi posisi strategis wilayah laut Indonesia di dunia.

Dalam konteks ini, kehadiran Bakamla yang berdaya (powerful) dengan segala kewenangan yang dijamin secara tegas dalam Undang-Undang Kelautan, termasuk memiliki kewenangan penegakan hukum yang didukung unsur criminal justice system lain berwawasan kemaritiman harus dapat menjamin kepastian hukum.

Selain itu, mampu memastikan Bakamla bekerja secara efektif dan efisien, menjamin keamanan dan keselamatan laut. Para pengguna jasa transportasi laut serta pelaku ekplorasi dan eksploitasi potensi kekayaan laut pun merasa cukup nyaman, terjamin keamanan dan keselamatannya, serta terbebas dari perompakan dan pungutan liar para preman dan oknum aparat yang mengampu di bidang kelautan. Akhirnya, biaya distribusi di laut yang dirasakan sangat mahal akan dapat ditekan. (JMOL)

Sjafrie Sjamsoeddin dan Kevin Rudd bicara seni perang Sun Tzu

Posted: 25 Aug 2014 09:24 PM PDT

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menjadi penyaji dalam seminar internasional ke-9 seni perang filsuf dan ahli militer Tiongkok Sun Tzu di Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok 24-26 Agustus 2014.

Sjafrie Sjamsoeddin dan Kevin Rudd bicara seni perang Sun Tzu

Simposium yang diselenggarakan Akademi Ilmu Militer Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok itu, bertemakan "Seni Perang Sun Tzu, Pembangunan, Kerja Sama dan Perdamaian".

Presiden Akademi Ilmu Militer Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok Liu Chengjun mengatakan simposium ini bertujuan untuk saling berbagi pandang dan pengalaman tentang seni perang Sin Tzu dalam konteks kekinian di berbagai bidang.

"Seni perang Sun Tzu sudah sangat lama dikenal dan didalami, dan telah diaplikasi tidak saja untuk militer dan hanya di Tiongkok, tetapi juga di berbagai bidang dan di berbagai negara hingga kini, melalui pemikiran dan filosofi yang tertuang di dalamnya," katanya.


Sun Tzu melalui nilai-nilai seni perang yang terkandung didalamnya, kini juga digunakan dalam menghadapi perkembangan dunia modern di bidang ekonomi sosial budaya, termasuk dalam menghadapi ancaman tradisional dan non tradisional, kejahatan trans nasional dan lainnya.

"Pembangunan memerlukan stabilitas keamanan, karenanya seni perang Sun Tzu tidak saja bicara militer tetapi juga semua aspek termasuk untuk menjaln kerja sama untuk menciptakan perdamaian," tutur Liu Chengjun.

Sekitar abad ke-6, Sun Tzu, seorang filsuf dan ahli militer di Tiongkok telah mengerti pentingnya taktik dan strategi perang untuk mencapai kemenangan.

Sejarah mencatat keberhasilan Sun Tzu di masa lalu sukses mengantarkan kerajaan Wu yang dulu kecil menjadi kerajaan yang paling disegani di antara kerajaan Shu, dan Wei yang saling berebut kekuasaan pascaruntuhnya Dinasti Han.

Karena kecemerlangan taktik yang dipakainya itulah strategi Sun Tzu banyak dipakai dalam penyusunan strategi dan taktik perang modern belakangan ini. Strategi itu dituangkannya dalam sebuah karya bernama Art of War (Seni Perang Sunzi).

Karya Sun Tzu yang luar biasa itu, saat ini tidak hanya dipakai para prajurit dalam perperangan, namun juga dalam persaingan di ranah politik, ekonomi, sosial.

Selain Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kevin Rudd, simposium itu juga dihadiri ahli, pengamat dar berbagai bidang dan militer dari sekitar 24 negara.  (Antara)

Puluhan Teroris di Indonesia Gabung ISIS

Posted: 25 Aug 2014 09:22 PM PDT

Kemunculan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ternyata mendapatkan dukungan dari tersangka dan pelaku kasus terorisme di Indonesia.

Puluhan Teroris di Indonesia Gabung ISIS

Setidaknya hal itu tergambar dari bergabungnya 34 mantan tahanan kasus terorisme ke dalam organisasi tersebut.

"BNPT mengklasifikasikan terdapat 34 mantan teroris yang pernah ditangkap dan ditahan di Indonesia berbaiat pun sudah tergabung dengan ISIS di sana," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyad Mbaai dalam diskusi bertema Indonesia Merespons Ancaman ISIS di Hotel Borobudur Jakarta, Senin 25 Agustus 2014.

Dia mengatakan gerakan ISIS memang disambut baik oleh para tokoh Jaringan Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), dan Negara Islam Indonesia (NII) menyatakan dukungannya.


"Di Nusakambangan ada 50-an terpidana terorisme dan 34 itu sudah berbaiat," ujarnya.

Ansyad mengatakan ISIS yang merupakan kelanjutan dari jaringan Al-Qaeda memang mudah diterima di kalangan jaringan terorisme Indonesia. Pasalnya, teroris di Indonesia memang berafiliasi dengan jaringan Al-Qaeda.

 "Tujuan gerakan ini adalah syariat Islam dan pembentukkan khalifah di Indonesia. Ini mereka sejalan," katanya.

Dari belasan teroris yang ditangkap, kata dia, dua di antaranya telah memiliki paspor dan sejumlah uang bersiap berangkat ke Irak ataupun Suriah.

Dia pun mensinyalir wilayah-wilayah yang merupakan kantung-kantung terorisme juga menjadi tempat penyebaran ISIS. Misalnya saja Ciputat, Bekasi, Solo, Bima, Poso, Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan lain-lain.

Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut bergabung dengan ISIS biasanya berangkat dari Turki baru masuk Suriah. Bahkan dua minggu lalu terdapat WNI yang ditangkap karena melintasi perbatasan Arab Saudi untuk  ke Suriah.

"Masih ada beberapa tempat lainnya lagi yang dijadikan tempat untuk masuk ke Irak maupun Suriah," katanya.

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Dino Patti Djalal mengaku  berdasarkan informasi dikumpulkan staf kedutaan di kedua negara itu, saat ini WNI di Suriah mencapai 10.000 orang dan di Irak 1.000 orang.

Terkait jumlah WNI yang bergabung dengan ISIS, Dino mengatakan butuh usaha lebih lanjut untuk memastikan. "Dari data BNPT sebelumnya 56 WNI. sekarang sudah naik menjadi ratusan. Kita butuh usaha lebih lanjut untuk angka yang persisnya," paparnya.

Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Sirad menegaskan paham ISIS bertentangan dengan Islam dan Indonesia. Pasalnya ISIS erat kaitannya dengan paham kekerasan."NU dengan tegas menolak adanya ISIS di Indonesia," katanya. (Sindo)

Wamenhan : Indonesia Butuh 60 Rudal Jarak Sedang

Posted: 25 Aug 2014 09:20 PM PDT

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 60 unit peluru kendali (rudal) jarak sedang untuk Kapal Cepat Rudal (KCR) TNI Angkatan Laut.

Wamenhan : Indonesia Butuh 60 Rudal Jarak Sedang

"Kita memerlukan sekitar 60 unit untuk dipasang di kapal-kapal cepat rudal TNI Angkatan Laut," katanya kepada Antara di Beijing, Selasa.

Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk mengembangkan kerja sama industri pertahanan, salah satunya dalam produksi bersama rudal C-705 yang disertai alih teknologi.

"Sehingga nantinya kita sudah dapat memproduksinya sendiri, tanpa harus menunggu seluruh rudal dapat kita beli," kata Sjafrie.


Saat ini TNI Angkatan Laut tengah mengembangkan dua ship set sistem rudal C-705 dan akan dipasangkan di beberapa KCR, yang kini dalam proses di beberapa dockyard.

Rudal C-705 kali pertama diperkenalkan ke publik dalam ajang Zhuhai Airshow ke-7 pada 2008. Rudal itu merupakan pengembangan dari C-704 dan bentuknya menyerupai miniatur rudal C-602.

Dibandingkan generasi sebelumnya C-705 hadir dengan beberapa peningkatan seperti pada elemen hulu ledak, dan sistem pemandu. Dengan desain modular dari mesin baru membuat jangkauan rudal yang sebelumnya hanya 80 kilometer menjadi mampu hingga 170 kilometer.


Sumber : Antara

Sukhoi Su-27/30MKI Dukung Pengamanan UNAOC di Nusa Dua Bali

Posted: 25 Aug 2014 08:43 PM PDT

Pengamanan sangat maksimal dikerahkan TNI untuk menjamin keamanan sidang United Nations Alliance of Civilization (UNAOC), 29-30 Agustus 2014, di Nusa Dua, Bali. Tidak tanggung-tanggung, tameng udara diwujudkan dengan pengerahan armada Sukhoi Su-27/30MKI Flanker dari Skuadron Udara 11 TNI AU.

 Sukhoi Su-27/30MKI Dukung Pengamanan UNAOC di Nusa Dua Bali

"Kami siapkan Sukhoi yang bersiaga di Pangkalan Udara Utama TNI AU Hassanudin di Makassar," kata Komandan Satuan Tugas Penerangan Komando Operasi Pengamanan VVIP, Kolonel Infantri Bernardus Robert, ditemui usai gelar pasukan pengamanan UNAOC di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Senin.

Menurut dia, selain pesawat canggih buatan Rusia itu, pihaknya juga menyiagakan satu unit helikopter serbu Mil Mi-35P Hind E dari Pusat Penerbangan TNI AD, empat F-16 Fighting Falcon Skuadron Udara 3 TNI AU, dan satu satuan peluru kendali panggul QW dari Komando Pasukan Khas TNI AU.


Kecuali Sukhoi Su-27/30MKI Flanker, semua kekuatan gabungan TNI itu disiagakan di Pangkalan Udara Ngurah Rai, Bali. Flankers merupakan pesawat tempur papan atas dunia dengan jarak tempuh hingga 3.500 kilometer dan kecepatan 2,35 Mach atau kecepatan suara, dan manuverabilitas dipujikan dunia penerbangan militer.

Markas Besar TNI, kata Robert, juga telah membentuk satuan tugas Komando Operasi Pengamanan VVIP untuk menjamin kelancaran pertemuan ke-6 itu.

Sejumlah tamu negara sangat penting hadir, di antaranya Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Presiden negara Timor Timur, Taur Matan Ruak, serta sejumlah menteri luar negeri dan dibuka Presiden Susilo Yudhoyono.

Tema pertemuan itu mengangkat "Persatuan dalam Keberagaman" sesuai dengan semboyan Indonesia yakni "Bhinneka Tunggal Ika". (Antara)

Unknown Tuesday, August 26, 2014