Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


SBY Resmikan Markas F-16 Terbaru dan Yonif 10 Marinir

Posted: 19 Oct 2014 12:33 AM PDT

Penguatan pertahanan di wilayah perbatasan kembali ditingkatkan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan pembentukan dua markas tempur terbaru, yakni Batalion Infanteri (Yonif) 10 Marinir/Satia Bhumi Yudha di Pulau Setokok, Batam, Kepulauan Riau dan Skuadron Udara 16/ Vijayakantaka Abhyasti Virayate di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekan Baru, Riau.


Peresmian Batalion Infanteri dan Skuadron Udara tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti di Akademi Militer, Magelang, Jumat (17/10/2014). Pembentukan dua kekuatan baru ini sebagai respon atas perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan multidimensional, khususnya dalam mengamankan wilayah perbatasan.

Presiden mengaku menyambut baik hadirnya kekuatan baru TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara tersebut. Menurut dia, di era modern, kekuatan angkatan udara harus semakin tanggung dan modern untuk bisa menjaga wilayah udara nasional.


Sedangkan, keberadaan Batalion Infanteri Marinir ini akan memperkuat pengamanan wilayah perbatasan, terutama di Kepulauan Riau. Skuadron Udara 16 di Pekanbaru, saat ini juga sudah siap untuk menjadi markas pesawat tempur F-16 C/D 52ID asal Amerika Serikat.

Beberapa persiapan terus dilakukan sehingga skuadron ini sempurna sebagai home base pesawat tersebut. Adapun untuk pesawatnya sendiri, sekarang ini sudah ada lima unit dari 24 unit yang dipesan.

Sementara itu, menurut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio, Batalion Infanteri 10 Marinir ini dibangun TNI AL sebagai salah satu upaya meningkatkan keamanan d kawasan terdepan Indonesia yang berbatasan dengan negara-negara kawasan ASEAN.

Pembangunan ini merupakan program prioritas TNI AL sebagai tindak lanjut atas perintah Presiden SBY untuk membangun dan membentuk Satuan Marinir baru di Kepulauan Riau.

Peletakan batu pertama pembangunan markas batalion tersebut telah dilakukan 5 Juni 2013 silam. Batalion Infanteri 10 Marinir yang menempati lokasi seluas 37 hektare ini merupakan salah satu lokasi strategis untuk pertahanan keamanan di wilayah perbatasan.

"Karakteristik wilayah Kepulauan Riau pada umumnya terdiri dari banyak pulau dan berbatasan dengan beberapa negara tetangga, sehingga sangat strategis untuk dibangun satuan markas pengamanan untuk pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya dalam siaran pers kepada Sindonews, Jumat (17/10/2014).

Fasilitas yang dibangun pada markas meliputi pembangunan gedung batalyon, gedung kompi markas, gedung kompi senapan, gudang senjata, rumah dinas, mess perwira, garasi angkutan, dermaga, lapangan tembak, dan helipad. Batalion Infanteri 10 Marinir di Pulau Setokok ini diperkuat dengan satuan-satuan kecil dengan keahlian khusus atau pasukan khusus. (SindoNews)

Ribuan Polisi dan Tentara Mulai Berjaga di Kompleks Parlemen

Posted: 18 Oct 2014 11:34 PM PDT

Ribuan personel pengamanan pelantikan Jokowi-JK mulai dikerahkan ke Gedung MPR/DPR/DPD, Minggu (19/10/2014). Setidaknya, 9.000 personel gabungan dari TNI dan Polri sudah mulai menempatkan diri di kompleks ini.


Para petugas tersebut berasal dari kesatuan Brimob, Sabhara dari Pasukan Anti Huru-Hara (PHH), Pengendalian Massa (Dalmas), dan pasukan satwa seperti K9 dan pasukan berkuda.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, pada Minggu pagi dilakukan Geladi Lapang 2, atau Geladi Pengerahan Pasukan. Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono mengecek langsung pelaksanaan geladi.


"Kapolda hari ini mengecek anggota yang sudah di-ploting di titiknya masing-masing," ujar Rikwanto, Minggu.

Titik-titik pengamanan di Kompleks Parlemen untuk hajatan nasional ini adalah pintu masuk depan dan belakang, area masuk gedung, dan sebagian di ruangan pelantikan.

Mulai H-1 pelantikan presiden dan wakil presiden, semua anggota bersiaga dan dilarang meninggalkan titik penjagaan. Lalu, tujuh jam sebelum pelantikan, Kompleks Parlemen harus dipastikan steril. (Kompas)

TNI AL: Menara Suar di Tanjung Datuk Telah Dibongkar

Posted: 18 Oct 2014 10:47 PM PDT

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Manahan Simorangkir, mengatakan menara suar yang sempat dibangun oleh Malaysia di Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, sudah dibongkar mulai hari ini.

Menurut laporan yang diterima oleh Manahan, Malaysia sendiri yang membongkar bangunan setinggi 13 meter tersebut. 


TNI AL: Menara Suar di Tanjung Datuk Telah Dibongkar
Tiang pancang mercusuar dicat merah putih di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat
Demikian ungkap Manahan yang dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Jumat 17 Oktober 2014. Atas tindakan Negeri Jiran itu, Pemerintah Indonesia menyatakan apreasiasi yang tinggi.

"Karena itu berarti, mereka memegang komitmen dan niat baik untuk tetap menjalin hubungan baik dan menjaga keamanan regional. Kami berikan apreasiasi yang tinggi kepada Malaysia," kata Manahan.


Sementara itu, terkait wilayah lautnya, tambah Manahan, masih tetap menjadi status quo. Artinya, tidak boleh ada kegiatan apa pun di sana yang dapat memprovokasi. "Masing-masing pihak, tetap saling menjaga stabilitas wilayah," ujar dia. 

Sementara itu, Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim, hanya menyebut bahwa kasus sengketa di Tanjung Datuk telah selesai.

"Kasus pembangunan menara mercusuar di Tanjung Datuk sudah selesai. Penyelesaiannya sudah ada dan diterima kedua pihak," kata Zahrain yang ditemui VIVAnews dalam pertemuan media terbatas di Gedung Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta Selatan.

Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut, penyelesaian macam apa yang diterima oleh kedua pihak. Zahrain menjelaskan, selain Tanjung Datuk, masih terdapat tiga area lainnya yang disengketakan. Ketiga area tersebut yakni, wilayah di Sulawesi yang disebut Indonesia sebagai Ambalat, area di Selat Malaka, dan sebelah timur Singapura.

Isu sengketa di Tanjung Datuk ini dimulai dari keresahan warga di sana yang melihat adanya aktivitas pembangunan mercusuar oleh Malaysia. Kepala Dusun Mauluddin, Desa Temajuk, Zamri, mengaku melihat sendiri aktivitas pemasangan tiang pancang mercusuar oleh Malaysia. Namun, dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena takut.

TNI AL akhirnya turun tangan berpatroli, karena bangunan mercusuar itu berdiri di perairan Indonesia. (VivaNews)

No comments