Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Terbanglah KFX / IFX

Posted: 06 Oct 2014 11:52 PM PDT

Lembaga pengadaan senjata Korea Selatan mengatakan pada hari Senin (6/10/2014) bahwa Indonesia telah setuju untuk membayar 20 persen dari biaya pengembangan program jet tempur tingkat menengah (mid-level fighter jet), yang menurut beberapa analis bisa menghabiskan biaya hingga $ 8 Milyar.


Lembaga program akusisi pertahanan Korea (DAPA) mengatakan mereka telah menandatangani perjanjian dasar untuk mengembangkan "KF-X" atau jet tempur "Boramae" dengan Menteri Pertahanan Indonesia. Jet tempur tersebut akan dikirimkan mulai tahun 2025, yang diharapkan dapat dikembangkan dengan bantuan Lockheed Martin sebagai bagian dari kesepakatan offset.

Indonesia saat ini merupakan mitra asing satu satunya dalam program KF-X. Program jet tempur ini mendapatkan momentum di Korea Selatan pada tahun ini setelah studi kelayakan ulang dan perdebatan mengenai apakah Korea harus membeli atau mengembangkan jet tingkat menengah sendiri, untuk menggantikan pesawat F-4s dan F- 5s yang menua. Indonesia menyetujui untuk berpartisipasi dalam studi kelayakan awal program ini, pada tahun 2010.


Pesawat tempur dengan twin engine ini diperkirakan menelan biaya hingga 8,5 triliun Won untuk mengembangkannya, menurut tim ahli pesawat tempur Korea Selatan, sementara biaya produksi diperkirakan sekitar 10 triliun Won, ujar sumber yang terkait langsung dengan proyek ini kepada Reuters.

Sumber tersebut menolak untuk diidentifikasi dan tidak berwenang untuk mengungkapkan rincian biaya kepada media. DAPA berencana memilih pengembang yang menjadi leader pada bulan Desember ini, dengan kandidat, Korea Aerospace Industries dan Korean Air Lines yang akan bersaing.

Pemerintah Indonesia akan memilih lembaga lokal untuk bekerja dengan pimpinan pengembang dari Korea Selatan dalam bekerja sama mengembangkan jet tempur Ini, ujar juru bicara DAPA. (Janes | JKGR)

Halangi Jalur Tank Leopard di HUT ke-69 TNI, Mobil Suzuki Swift Diangkut Forklift

Posted: 06 Oct 2014 11:48 PM PDT

Menjelang upacara dan parade persenjataan (alutsista) TNI, kawasan Markas Komando Koarmatim dijaga ketat petugas. Semua jalan di lingkungan ini juga harus steril dari kendaraan pribadi. Sebab, ratusan kendaraan tempur dan tank-tank TNI akan melewati untuk melakukan parade siang nanti usai upacara.


Namun, pagi ini ada pemandangan unik di Koarmatim, lokasi parade alutsista tersebut. Sebuah mobil Suzuki Swift bernomor polisi L 1557 VJ diangkut paksa menggunakan kendaraan berat Forklift, karena menghalangi jalan. Dalam mobil itu tampak bergantungan logo Polri, yang menunjukan kendaraan itu merupakan milik salah satu anggota Polri.


Salah satu petugas dari Polisi Militer yang mengawal pengangkutan mobil itu mengatakan, mobil tersebut diangkut karena melanggar aturan. Sebab, kendaraan ini parkir di sembarang tempat, sehingga mengganggu jalur yang akan dilalui kendaraan tempur taktis dan tank-tank TNI. Mobil itu kemudian diangkut ke pinggir Dermaga.

"Mobil ini dipindahkan, karena parkir liar," kata petugas PM yang enggan disebutkan namanya, Selasa 7 Oktober 2014.

Semantara itu, Upacara HUT TNI yang dilanjutkan dengan parade dan defile akan berlangsung pukul 09.00 Wib yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono, serta beberapa pejabat negara lainnya. (VivaNews)

Detail Jenis Alutsista dalam HUT TNI ke-69

Posted: 06 Oct 2014 10:14 PM PDT

TNI merayakan HUT ke-69 di Komando Armada Wilayah Timur TNI AL, Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur. Dalam perayaan HUT terbesar dalam sejarah TNI yang dihadiri Presiden SBY dan Presiden terpilih Jokowi ini, TNI pamer kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) canggihnya dari tiga matra. Apa saja?

Detail Jenis Alutsista dalam HUT TNI ke-69

Alutsista ini dipamerkan dalam parade dan defile di Koarmatim, Dermaga Ujung, Surabaya

Alutsista matra udara:
Buatan Luar Negeri

-Pesawat T-50i
-Pesawat Sukhoi SU-30 MK2
-Pesawat F-16
-Pesawat Super Tucano
-Pesawat Hercules C-130H
-Helikopter Full Combat SAR Mission
-Pesawat G-120TP GROB
-PSU Oerlikon GDF-009


Buatan Dalam Negeri

-Pesawat CN-235 MPA
-Pesawat CN-295
-Pesawat NAS-332 Tactical Transport
-Pesawat C-212-200
-Helikopter NAS-332
-Pesawat Tanpa Awak (UAV) "Wulung"
-Tank AMX-13/Retrofit.


Alutsista matra laut:

Buatan Luar Negeri

-Multi Role Light Frigates (MRLF)
-Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)
-Degaussing Korvet Sigma Class
-MLM KRI Kelas Korvet
-Kapal Bantu Hydro Oceanografi
-Kapal Landing Platform Dock (LPD)
-Kapal Layar Latih
-Heli AKS (Panther)
-Tank Amfibi BMP-3F
-Panser Amfibi BTR 4
-MLRS kal 122 mm.

Buatan Dalam Negeri

-Pesawat CN-235 MPA
-Kapal KCR Type 40
-Kapal KCR Type 60
-Kapal Angkut Tank
-Kapal Landing Craft Ultility (LCU)
-Kapal Landing Craft Vehicles Personnel (LCVP)
-Truck 2 ½ Ton
-Kapal Patroli 28 M
-Combat Boat
-Sea Raider
-Kapal Bantu Minyak Cair (BCM).

Alutsista matra darat:


Buatan Luar Negeri
-Main Battle Tank (MBT) Leopard
-Tank Marder
-Multi Launch Rocket System (MLRS) Astros II
-Meriam Caesar 155/52-Calibre
-Rudal Arhanud (Vshorad) Mistral
-Rudal Arhanud (Shorad) Starstreak
-Heli Serang Fennec
-Heli Serang Apache
-Helikopter Mi-17
-Helikopter Mi-35.

Buatan Dalam Negeri

-Panser (6x6)/Anoa
-Heli Serbu Bell 412EP
-Rantis ¾ Ton.

Siaran pers Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan menyebutkan, alutsista TNI tersebut diadakan selama Rencana Strategis (Renstra) I 2010-2014 dengan menggunakan anggaran sebesar Rp 122 triliun dan Rp 19 triliun di antaranya diserap oleh industri pertahanan dalam negeri. Prinsip-prinsip akuntabilitas menjadi perhatian utama selama proses perencanaan dan pelaksanaan pengadaan yang dilakukan secara berjenjang dari satuan pengguna sampai dengan Kementerian Pertahanan.

"Pengadaan alutsista TNI, dilakukan secara transparan dan akuntabel melalui proses yang berjenjang dengan mekanisme bottom up. Proses dimaksud dimulai dari kajian teknis dan taktis oleh satuan pengguna, dalam hal ini ketiga angkatan dengan mempertimbangkan faktor kondisi geografis, postur prajurit yang mengawaki dan kesesuaian doktrin," ungkap Kemenhan.  (Detik)
 

SBY Klaim Sepuluh Tahun Konsisten Membangun TNI

Posted: 06 Oct 2014 09:54 PM PDT

Untuk kali terakhir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan amanat upacara dalam peringan HUT TNI. Ya, sejak sepuluh tahun lalu, SBY selalu berpidato di peringatan HUT TNI. Dia pun memberingan beberapa wejangan kepada para prajurit di masa-masa terakhirnya menjadi panglima tertinggi TNI.

SBY Klaim Sepuluh Tahun Konsisten Membangun TNI

"Sejak sepuluh tahun lalu, pemerintah konsisten melakukan pembangunan kekuatan personel TNI dan memodernisasi alutsista," kata SBY saat memberikan amanah upacara dalam peringatan HUT TNI ke 69 di Dermaga Ujung Mako Armatin, Surabaya, Selasa (7/10).


Dia lantas menjabarkan, bahwa di lima tahun pertama pemerintah fokus untuk menutup celah dengan pengadaan alutsista yang lebih baik. Sedangkan lima tahun berikutnya, dirinya berupaya memadukan doktrin kekuatan personel TNI dengan modernisasi alutsista. Kini di masa menjelang kepemimpinannya, pemerintah terus fokus untuk mempercanggih alutsistanya.

"Dalam bulan Oktober ini, masih banyak lagi alutsista canggih yang akan didatangkan. Ini adalah bentuk pertanggung jawaban pemerintah pada rakyat," imbuh SBY. (JPNN)

SBY Minta Jokowi Lanjutkan Memodernisasi Alutsista TNI

Posted: 06 Oct 2014 09:49 PM PDT

Menjelang lengser, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada presiden terpilih Joko Widodo. SBY meminta pria yang dikenal dengan panggilan Jokowi itu konsisten melakukan pembangunan kekuatan militer dan modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan).

SBY Minta Jokowi Lanjutkan Memodernisasi Alutsista TNI

"Saya berharap apa yang telah dicapai ini dapat dilanjutkan oleh pemerintahan mendatang. Saya sudah sampaikan kepada Pak Jokowi selaku presiden baru bahwa kekuatan dan modernisasi alutista ini penting untuk dituntaskan," tegas SBY saat memberikan pengarahan kepada sejumlah penerbang dan kru pesawat tempur di Lanud Iswahjudi Magetan, Minggu (5/10).

Menurut dia, jika pemerintahan yang baru kelak konsisten dalam menjaga dan melanjutkan program itu, martabat Indonesia bisa terjaga dengan baik. "Jadi, tak perlu khawatir dilecehkan oleh negara lain, baik pelanggaran wilayah maupun membantu gerakan anti-negara di Indoensia dan semua ancaman yang mengancam kedaulatan dan kekuatan wilayah di negeri ini," tuturnya.


SBY menyebut, selama dua periode kepemimpinannya telah berlangsung revolusi besar dalam pembangunan kekuatan militer dan modernisasi alutsista. Pun, dia memprediksi kekuatan militer Indonesia kelak bakal semakin diperhitungkan. "Terhitung empat tahun dari sekarang, bisa dikata akan cukup tangguh untuk menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia," imbuhnya.

Lebih khusus SBY menekankan pentingnya kekuatan militer sektor udara. Penguatan matra udara oleh TNI AU, kata dia, bisa menjadi cikal bakal dalam melaksanakan pembangunan kekuatan militer dan modernisasi alutsista ke depannya. "Sejalan dengan perang modern dan revolusi di dunia militer, kita sadar bahwa perang sekarang sangat ditentukan oleh kekuatan udara yang dimiliki oleh sebuah negara."

Dia menyebut kebangkitan kekuatan militer udara mulai muncul pada Perang Teluk I di era 1990-an. Kala itu cukup gencar dilakukan serangan udara yang dikombinasikan dengan serangan dari laut. "(Serangan) itu berhasil menghancurkan jembatan dan pusat militer.

Bahkan, pesawat terbang negara lawan tak sempat mengudara karena dihancurkan di tempat. Setelah itu barulah dilakukan operasi darat dan bisa berlangsung cepat karena sumber kekuatan perang termasuk logistik sudah dihancurkan. Di sini kekuatan udara menjadi kunci sangat penting," bebernya.

SBY menilai tangguhnya kekuatan matra udara juga efektif untuk meredam berbagai gejolak terorisme yang pecah di sejumlah negara. Dia mencontohkan upaya melumpuhkan gerakan ISIS di Timur Tengah yang menggunakan pola serangan pesawat tempur gabungan dengan negara barat.

"Negara barat dan AS sangat hati-hati untuk mengerahkan kekuatan darat. Sebab, cost tinggi, baik finansial maupun nyawa. Ribuan orang bisa gugur. Belum dampak akibat operasi darat yang dilakukan itu belum tentu mendapat persetujuan dari parlemen dan rakyat," ujarnya.

SBY berharap, ke depan kekuatan militer udara Indonesia lebih tangguh dan dapat diandalkan. Apalagi, wilayah teritorial yang perlu dijaga di negeri ini cukup luas. "Kita harus siap segalanya. Negara kita luas, daratan apalagi lautan. Banyak yang harus kita amankan. Paling tidak saya dulu pernah protes keras, ada insiden angkatan udara di bagian timur Indonesia. Tetapi karena kurang pesawat, apa daya, kita hanya bisa protes, tak bisa mengejar dan menghalau," kenangnya.

Terkait dengan momen HUT TNI ke-69, SBY berpesan kepada seluruh jajaran tentara di tanah air agar tetap menjadi pribadi yang tangguh. "Ingat, TNI harus ditakuti lawan, disegani kawan, dan dicintai rakyat. Kalau kita bisa mewujudkan semua itu, maka kita boleh bersyukur dan berbangga sambil tetap memelihara semangat untuk mempertahankan setiap jengkal NKRI," tuturnya.

Sementara, Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Ida Bagus berharap program minimum essential force (MEF) yang telah berjalan selama ini tetap berlanjut di masa mendatang. "Program itu berupa penambahan kekuatan alutsista, perbaikan sarana pra sarana dan SDM, serta peningkatan kesejahteraan," katanya.

Di sisi lain, Ida Bagus menjanjikan atraksi megah dan kolosal dalam gelaran peringatan HUT TNI ke -69 besok (7/10). TNI AU, kata dia, bakal mengerahkan 153 pesawat. "Nantinya akan ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Bandara Abdul Rahman Saleh Malang, Juanda Surabaya, dan sebagian untuk pendukung di Halim Perdanakusuma," ungkapnya.

SBY kemarin tiba di Lanud Iswahjudi sekitar pukul 14.15. Dia didampingi ibu negara Ani Yudhoyono, Menkopolhukam Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Kepala Staf TNI AU Marsekal IB Putu Dunia, dan sejumlah pejabat tinggi lainnya. Usai beramah-tamah dan memberikan pengarahan kepada sejumlah penerbang dan kru pesawat tempur, sekitar pukul 15.30 presiden dan rombongan bertolak menuju Surabaya. (JPNN)

TNI “Patriot Sejati, Profesional, dan Dicintai Rakyat”

Posted: 06 Oct 2014 09:43 PM PDT

KEMARIN, 5 Oktober, TNI berulang tahun ke-69. Dengan tema "Patriot Sejati, Profesional, dan Dicintai Rakyat", TNI diharapkan benar-benar menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai kekuatan yang tidak saja mampu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


TNI yang berasal dari rakyat harus pula mampu dekat dan manunggal dengan masyarakat. HUT TNI kali ini memiliki makna khusus. Karena tahun ini merupakan 10 tahun TNI di bawah komando Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan panglima tertinggi.

Dalam 10 tahun ini, banyak perkembangan yang terjadi, terutama menyangkut modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Dalam arti, harus diakui bahwa persenjataan TNI saat ini sudah semakin modern dan canggih, jauh dari keadaan 10 tahun yang lalu.

Tak mengherankan bila peringatan HUT TNI hari ini akan dilakukan secara besar-besaran. Bahkan, KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut perayaan HUT TNI kali ini termegah yang pernah dilakukan TNI. TNI akan menunjukkan seluruh persenjataan modern yang dimiliki TNI.


Perayaan yang dilakukan secara masif ini bukan tanpa arti. Hal ini dilakukan utamanya untuk memberikan pesan kepada dunia bahwa kekuatan TNI saat ini makin solid dengan dukungan alutsista modern. Namun kekuatan TNI yang makin solid ini bukan hadir untuk memberikan ancaman terhadap negara lain.

TNI ingin hadir bersama-sama negara lain untuk menjaga keamanan di kawasan regional maupun internasional. Capaian dalam meningkatkan kapabilitas kekuatan militernya ini patut diapresiasi. Karena kita memang ingin memiliki TNI yang kuat.

Kita ingin mempunyai TNI yang andal dan profesional. Dengan begitu, kita akan disegani negara lain dan tidak akan direndahkan bangsa lain. Kekuatan militer yang kuat juga bisa menjadi salah satu kekuatan tawar (bargaining power ) berdiplomasi untuk memperjuangkan kepentingan nasional kita.

Karena itu, TNI yang kuat merupakan sebuah keharusan dan tak bisa ditawar lagi di tengah situasi dunia yang tidak menentu seperti saat ini. Terlepas dari TNI yang terus membenahi dan memodernisasi kekuatannya, kita patut merenungkan kembali makna tema HUT TNI, yakni"Patriot Sejati, Profesional, dan Dicintai Rakyat".

Tema ini sangat ideal bagi pembangunan TNI kita ke depan sesuai dengan tujuan awal pembentukannya sebagai tentara rakyat, yakni TNI yang tidak saja disegani, tetapi juga harus mampu dekat dengan rakyat.

Karena itu, tema yang sudah dicanangkan oleh Panglima TNI Jenderal (TNI) Moeldoko ini harus benar-benar dimaknai oleh seluruh personel TNI sebagai arahan yang harus dilaksanakan tanpa ditunda-tunda lagi. Pasca-Reformasi, sudah banyak perbaikan yang dilakukan TNI.

Untuk menjadi tentara yang profesional, TNI sudah menunjukkan netralitas yang baik dalam Pemilu 2014 ini. Prestasi ini harus dipertahankan dengan terus berbenah. Karena masih banyak hal yang perlu dibenahi untuk menjadikan TNI benar-benar menjadi kebanggaan bersama bangsa.

Meski dilakukan oknum, kita masih banyak mendengar berita-berita miring yang diduga melibatkan personel TNI. Belum lama, kita mendengar bentrok antara TNI-Polri di Batam. Sebelumnya, kita juga mendengar kasus Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) luluh lantak karena diduga diserang puluhan anggota TNI.

Kasus-kasus kekerasan tersebut harus benar-benar menjadi prioritas untuk melakukan pembenahan TNI ke depan. TNI harus memastikan agar kasus-kasus serupa tidak terulang di masa mendatang. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa komitmen TNI untuk terus berbenah menjadi tentara profesional.

Memang bukan hal mudah untuk mewujudkan hal tersebut. Butuh kemauan baik dari pemerintah maupun TNI untuk menjadikan TNI yang diinginkan rakyat. Salah satunya adalah perbaikan kesejahteraan seluruh anggota TNI yang kini masih jauh dari cukup.

Bagaimanapun kesejahteraan prajurit mutlak diperlukan agar anggota TNI bisa fokus bertugas dan tidak mudah tergoda untuk melakukan hal-hal yang justru kontraproduktif bagi kemajuan TNI. Seiring dengan kemajuan ekonomi Indonesia, bukan hal yang mustahil bila pemerintah terus meningkatkan anggaran pertahanan kita. Semoga ke depan TNI makin jaya dan menjadi kebanggaan kita bersama. (Sindo)

Modernisasi Alutsista EMF I Lampaui Target

Posted: 06 Oct 2014 09:39 PM PDT

Tentara Nasional Indonesia, TNI akan memperingati ulang tahunnya ke-69 di Surabaya, Selasa (06/10), yang akan ditandai pameran besar-besaran sistem peralatan senjata terbaru hasil modernisasi yang diklaim telah berjalan lebih cepat dari target.
Parede Alutsista TNI Jelang HUT TNI ke 69
Parede Alutsista TNI Jelang HUT TNI ke 69

Namun seorang pengamat mengatakan, modernisasi sistem persenjataan Indonesia saat ini belum optimal dan masih membutuhkan setidaknya satu dekade lagi untuk dapat berperan maksimal.

Berbeda dengan acara ulang tahun TNI sebelumnya yang digelar sederhana, perayaan yang akan digelar hari ini di Surabaya akan memamerkan secara besar-besaran hasil modernisasi sistem persenjataan utama TNI.

Unjuk kekuatan sistem persenjataan terbaru ini, seperti kehadiran pesawat F-16, Sukhoi, tank Leopard serta kapal frigate terbaru, juga diniatkan untuk memberitahu bahwa militer Indonesia serius mengadopsi teknologi militer terbaru.


Modernisasi alat utama sistem senjata alias alusista TNI sesuai rencana jangka panjang untuk menjangkau kebutuhan mininum TNI, demikian keterangan Kementerian Pertahanan, yang saat ini melampaui target.

"Sekarang kita sudah mencapai 40% dari target 100% sampai tahun 2024, sehingga dalam dua rencana strategis yang akan datang selama 10 tahun, pemerintah diharapkan dapat mencapai 60% sisanya," kata Kadispen Kementerian Pertahanan Brigjen Sisriadi Iskandar kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Senin (06/10) sore.

Belum maksimal

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya telah mengumumkan akan menghabiskan anggaran pertahanan hingga Rp 150 triliun Rupiah antara 2010-2014 dan menargetkan tercapainya kemandirian senjata untuk kebutuhan TNI.

Ini dilakukan setelah sistem persenjataan Indonesia tertinggal semenjak 15 tahun terakhir sehingga kalah bersaing dengan sistem persenjataan negara-negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia.
Anggaran pertahanan Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan

Peneliti masalah pertahanan dari CSIS, Iis Gindarsah mengatakan, saat ini keberadaan alutsista belum maksimal untuk mengamankan seluruh wilayah Indonesia.

"Dengan kekuatan modernisasi alutsista sedikitnya 40% yang sudah dijangkau, dari 100% target yang akan dicapai, tentu belum maksimal," kata Iis Gindarsah kepada BBC Indonesia.

"Contoh, jumlah kapal yang dimiliki TNI belum mencukupi untuk mengcover seluruh wilayah kepulauan Indonesia," katanya.

Pemerintahan SBY menargetkan kemandirian senjata untuk kebutuhan TNI pada 2029 nanti

Sebuah penelitian lembaga strategi keamanan di London menyebutkan, anggaran belanja persenjataan di Asia selama tahun lalu meningkat 14 persen, termasuk Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya.

Ketidakpastian konflik perbatasan di perairan Laut Cina Selatan dianggap salah-satu pencetusnya, demikian analisa pengamat.

Dalam perkembangan terakhir, Indonesia telah menjalin kerjasama dengan Korea Selatan untuk pengadaan sistem persenjataan utama senilai 8 miliar Dolar Amerika Serikat. (BBC)

No comments