Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Utamakan Visi Maritim, Jokowi Harus Majukan TNI AL

Posted: 05 Oct 2014 12:29 AM PDT

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan ulang tahun ke-69, Minggu 5 Oktober 2014. Nantinya, TNI akan mengadakan gelar alat utama sistem pertahanan.

Menurut Pengamat Militer Susaningtyas NH Kertopati hal itu menujukkan komitmen Indonesia untuk membangun sistem pertahananan yang mumpuni.

Pasukan katak berusaha melumpuhkan perompak yang telah menguasai kapal MV Shimamura berbendera jepang saat melintas di Perairan Selat Malaka, Batam, Selasa (30/9) dalam simulasi pembebasan sandera. Dalam simulasi ini, TNI AL mengerahkan 3 Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk membebaskan sandera diantaranya KRI Sutedi Senaputra 378, KRI Barakuda 633, KRI Beladau 643 dan 1 tim VBSS (Visit Boarding Search and Seizure) Satuan Komando Pasukan Katak (satkopaska) Koarmabar sebagai pemukul serta 1 tim VBSS KRI Beladau 643 sebagai kamuflase. TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO

"Harapan ke depannya agar renstra pertahanan memiliki konsistensi untuk terus meningkatkan kemampuan SDM dan kelengkapan Alut Sista siapapun yang akan membangun negara ini," kata Nuning melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Sabtu (4/10/2014).

Mengingat Jokowi saat ini tengah menggalakan visi maritim, kata Nuning, maka harus diingat untuk memajukan TNI AL. Pasalnya, dari 17.499 pulau yang dimiliki Indonesia, terdapat 92 pulau terluar dan 12 pulau diantaranya merupakan pulau-pulau strategis yang tersebar di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga, serta digunakan sebagai titik-titik batas terluar (base point) pengukuran batas wilayah NKRI dengan negara tetangga.


"Terkait dengan fungsi pertahanan dan keamanan negara, kedudukan pulau terluar merupakan beranda nusantara yang harus terus dipantau dan diawasi," katanya.

TNI AL sendiri, ujar Politisi Hanura itu, selain menjalankan tugas-tugas militer matra laut, juga berupaya melakukan langkah-langkah proaktif lainnya demi meningkatkan ketahanan nasional di wilayah atau kawasan perbatasan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Kebijakan itu mengenai upaya menjadikan kawasan perbatasan negara sebagai beranda, dimana pendekatan pertahanan lebih mengedepankan aspek prosperity dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup, serta dengan tetap memperhatikan aspek sekuriti.

"Justru itu pemenuhan alutsista harus teranggarkan dengan baik dan dengan tata cara yg dapat diterima pihak manapun. Ini semua agar TNI AL mampu menghadapi tantangan perkembangan ancaman keamanan laut/maritim dalam bentuk apapun," ujarnya.

Nuning juga melihat alutsista yang ada belum memadai untuk mengawal Zona Ekonomi Ekslusif dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Terutama dalam mengatasi illegal fishing dan logging serta perompakan. "Kita tentu setuju dengan yg disampaikan oleh Kasal Laksamana Marsetio bahwa TNI AL selain melaksanakan tugas TNI matra laut juga mengakan hukum dan menjaga keamanan di wilayah yuridiksi nasional sesuai dengan hukum nasional dan international yang telah diratifikasi," katanya.

Nuning juga meminta TNI harus meningkatkan disiplin prajurit. Namun juga harus linier denga kesejahteraannya. "Disahkannya HDM sebagai UU baru lalu semoga menjadi panduan bagi pelaksanaan disiplin kedepan yang komprehensif dan dipatuhi," tuturnya.

Nuning menuturkan HUT TNI 5 Oktober nanti semoga dapat menjadi moment baik untuk merefleksi dan mengintrospeksi diri, sekaligus sebagai pembangkit semangat prajurit TNI.

Prajurit TNI, imbuhnya, meski tak boleh lagi berpolitik praktis harus juga dibekali pendidikan serta pengetahuan politik negara. Agar TNI paham apa dan bagaimana netralitas itu, terlebih dirasakan adanya pergeseran ancaman terhadap negara, kini tak lagi sebatas ancaman perang tradisional.

"Adanya ancaman cyber war,perang asimetrik dan saat ini yang sedang hot dibicarakan Proxy war tentu saja tak merupakan perebutan teritorial langsung tapi lebih kepada otoritas penguasaan kedaulatan melalui tekhnologi dan psywar, hal ini berdampak lebih luas bisa masuk ke relung-relung ipoleksosbud bangsa," katanya.

"Bila kita tak waspada maka bukan tak mungkin kita dapat dilumpuhkan dengan cara itu sebagai bangsa. Justru itu prajurit TNI juga harus pintar dan memiliki profesionalitas teruji," tambahnya. (Tribun)

Cara TNI AD Merawat Persenjataan Modern

Posted: 04 Oct 2014 11:58 PM PDT

Banyak persenjataan baru TNI AD hadir, di antaranya tank berat 2A6 Leopard, dari Jerman yang dihadirkan dalam peringatan hari jadi ke-69 TNI di dermaga Ujung, Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, pada 7 Oktober nanti.

 Cara TNI AD Merawat Persenjataan Modern

Ratusan tank berat itu akan memperkuat jajaran persenjataan TNI AD nanti. Bagaimana mempersiapkan personel pengawak dan yang merawat mereka nanti?

"Yang jelas, tidak boleh ada praktik kanibal suku cadang," kata Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, di dermaga Ujung, Sabtu. Dia menyaksikan gladi resik upacara itu, yang akan dihadiri Presiden Susilo Yudhoyono dan Presiden terpilih, Joko Widodo.


"Jauh sebelum tank-tank itu datang, kami sudah mengalkulasi berbagai hal yang harus kami lakukan untuk memenuhi keperluan perawatan dan pemeliharaan itu. Membeli dan mendatangkan mereka adalah satu hal, merawat dan memelihara adalah hal lain yang tidak kalah serius," kata dia.

Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus, secara terpisah, merinci keterangan atasannya itu.

"Pada beberapa kasus, kami harus mengirim personel yang merawat persenjataan kami ke pabrik pembuat atau negara pembuat. Untuk Leopard, kami mengirim mereka ke Singapura, yang juga mengoperasikan Leopard ini," kata dia.

Hal ini, kata dia, sudah masuk ke dalam "budaya" pemakaian dan pemeliharaan pada fase yang jauh lebih modern.

Sejalan dengan perencanaan pembelian Leopard itu, kata dia, sudah dihitung jam operasional terkait pergantian suku cadangnya, mulai dari mesin, laras kanon 120 milimeternya, turret, sistem kendali dan komputer, dan lain sebagainya.

"Jadi semuanya disiapkan, bukan cuma membeli unit tank-nya saja," kata dia. Dia mencontohkan perawatan dan pemeliharaan itu dengan kendaraan bermotor modern masa kini yang sudah terkomputerisasi.

"Istilahnya, tidak bisa lagi pakai jasa "bengkel pinggir jalan". Harus terprogram dan terencana baik, sematang mungkin. Kami sangat serius tentang ini," kata dia.  (Antara)

SBY dan Ibu Ani Ikuti Sailing Pass diatas KRI Dewaruci

Posted: 04 Oct 2014 11:34 PM PDT

Presiden Susilo Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono dijadualkan akan berada di dalam lambung kapal layar tiang tinggi TNI AL, KRI Dewaruci, untuk layar lintas (sailing pass) sebagai rangkaian upacara peringatan hari jadi ke-69 TNI, di Surabaya, pada Selasa depan (7/10).

KRI Dewaruchi
KRI Dewaruchi (foto : eastjava.com)

"Rencananya demikian, beliau akan berlayar lintas di perairan dermaga ini," kata Kepala Subdinas Penerangan Umum Dinas Penerangan TNI AL, Kolonel Pelaut Suradi Slamet, di dermaga Ujung, Komando Armada Kawasan Timur Indonesia TNI AL, Surabaya, Sabtu.

Data diperoleh, pelayaran lintas itu hanya sejauh sekitar 3,5 mil laut ke arah timur dari dermaga itu menuju Jembatan Suramadu, lalu kembali ke dermaga Ujung. Pelayaran itu direncanakan menjelang matahari tenggelam.


Sejalan rencana itu, awak KRI Dewaruci, satu-satunya kapal layar tiang tinggi Indonesia yang telah berkeliling dunia dua kali, menyiapkan diri dan kapal. Geladak dibersihkan dan ruang-ruang disiapkan sedemikian rupa.

KRI Dewaruci, kapal kelas Barkentin buatan galangan kapal Stulchen und Sohns, Hamburg, Jerman, pada 1952-1953, merupakan satu-satunya kapal di kelas itu yang masih operasional. Dua kapal kembarnya telah tiada.

TNI melaksanakan upacara peringatan ulang tahunnya kali ini secara besar-besaran. 245 pesawat terbang gabungan tiga matra TNI, 45 kapal perang dari berbagai kelas TNI AL --di antaranya kapal selam KRI Nanggala/402-- dihadirkan kepada publik.

Tidak kurang 18.000 personel gabungan TNI menjadi unsur upacara pada berbagai posisi dan peran dengan persiapan sejak berbulan-bulan lalu. (Antara)

256 Pesawat Terbang dan Drone Meriahkan HUT TNI ke 69

Posted: 04 Oct 2014 09:02 PM PDT

Tercatat 256 pesawat terbang militer dari TNI AL, TNI AU, dan TNI AD turut serta dalam peragaan dinamis di udara berupa terbang lintas saat HUT TNI 7 Oktober mendatang. Masih ada pula puluhan kapal perang berbagai kelas, tipe, dan kegunaan ditambat di dermaga dan juga berlayar lintas.



256 Pesawat Terbang dan Drone Meriahkan HUT TNI ke 69
Puluhan Helikopter dalam Gladi HUT TNI ke-69 (Foto : ARC)
Masih ditambah parade belasan ribu personel gabungan TNI di muka dermaga, lengkap dengan arsenal dan kesenjataan masing-masing, baik kendaraan unit ataupun perorangan.

"Berbagai latihan parsial dilakukan unsur-unsur pasukan sejak beberapa waktu lalu. Hari ini, sebagai misal, penerbangan pesawat tempur TNI AU telah dilaksanakan. Demikian juga pasukan di perairan dan darat," kata Komandan Pangkalan Utama TNI AL V/Surabaya, Brigadir Jenderal Marinir TNI Rudy Andi Hamzah, saat gladi bersih di Dermaga Ujung Surabaya, Sabtu (4/10/2014).


Sebagaimana dilaporkan langsung dari Surabaya oleh Luska Mujidayanti dari Jaringnews.com, TNI AU akan menampilkan personil dari Paskhas termasuk pasukan elit Den Bravo (anti teroris). Juga akan menampilkan perlengkapan tempur Paskhas dan peralatan sistem udara," ujar Kasau Marsekal Ida Bagus Putu.

Kasau menjelaskan pihaknya juga membawa Pesawat UAV tanpa awak, pesawat tempur, pesawat angkut, pesawat latih, dan helikopter. Pesawat-pesawat ini dibawa dari 4 Pangkalan Udara yakni Lanud Halim PK, Lanud Iswahyudi Madiun, Lanud Juanda Surabaya, dan Lanud Abdul Rahman Saleh Malang.

"Sekitar 150 pesawat. Pesawat tanpa awak akan bisa mengirimkan gambar lokasi upacara, akan terbang pada ketinggian 12 ribu kaki," jelas Ida Bagus Putu. (JN)

Demo Kekuatan Laut TNI AL Kerahkan 42 Kapal Perang

Posted: 04 Oct 2014 08:48 PM PDT

Dalam memeriahkan HUT TNI di Surabaya, TNI AL akan menurunkan 42 kapal perang jajaran TNI AL untuk lakukan demo alutsista.

Hal tersebut dijelaskan oleh  Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio kepada wartawan di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, Sabtu (4/10).


Jajaran kapal perang TNI AL

Sebagaimana dilaporkan langsung dari Surabaya oleh Luska Mujidayanti dari Jaringnews.com, Marsetio menegaskan bahwa kapal perang yang akan dikeluarkan adalah dari jenis multi role light frigate (MRLF) yang dibeli dari Inggris, yaitu KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359.


"Semua akan lakukan demo kekuatan Alutsista. Baik yang upacara maupun yang demonstrasi," kata Marsetio.

Sedangkan untuk kegiatan yang melibatkan kapal perang, yaitu melaksanakan Sailing Pass yang dilakukan sejumlah kapal perang TNI AL serta penghormatan para prajurit awak kapal perang diiringi dengan tembakan meriam.

Tidak ketinggalan demonstrasi kekuatan alutsista TNI AL dari dua unit Tank Amfibi LVT-7 dengan aksi manuver cepat dari dermaga ke laut. Kemudian atraksi manuver cepat dan jumping di depan tenda kehormatan oleh dua unit Tank Amfibi BMP-3F Marinir. (JN)

TNI Pesan Sukhoi SU35 Sebagai Pengganti F-5 Tiger

Posted: 04 Oct 2014 08:35 PM PDT

Panglima TNI Jenderal Moeldoko sempat mengatakan kepada publik, bahwa kandidat pengganti F-5 Tiger yang paling kuat adalah Sukhoi SU 35. Pernyataan ini terlontar dari Jenderal Moeldoko di beberapa kesempatan saat ditanya wartawan.

TNI Pesan Sukhoi SU35 Sebagai Pengganti F-5 Tiger

TNI AU sebagai user, juga konon menginginkan SU35 sebagai pengganti F-5 Tiger.

Dan kini pembelian SU-35 oleh TNI akan semakin mendekati kenyataan. Dalam infografik Harian Kompas, Jumat 03/10/2014, dituliskan Indonesia dalam proses pengadaan 16 Jet Tempur SU-35. Wow….pilihan yang sangat brilian dan membuat Indonesia semakin disegani. Alutsista dengan kemampuan yang sangat mematikan.

Dengan adanya SU-35 ini, bisa dikatakan Indonesia sedang menuju "Macan Asia", jargon yang sempat diutaarakan oleh Presiden SBY.


Tidak hanya itu, Indonesia juga sedang memesan 6 kapal selam kilo. Tidak disebutkan jenisnya tapi patut diduga jenis yang modern dan memiliki persenjataan yang maut. Persenjataan kapal selam Indonesia yang bisa menembak rudal jarak jauh, sudah beberapa kali disampaikan oleh Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro.

Presiden SBY, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro dan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, anda orang-orang hebat.

Ya…Anda orang-orang hebat, karena menjadi faktor pembeda. Jayalah negeriku Indonesia. Nama anda akan selalu kami kenang. (JKGR)

Pesawat CN-235 Buatan PT DI Mampu Lacak Keberadaan Kapal Selam

Posted: 04 Oct 2014 08:17 PM PDT

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) meningkatkan kemampuan salah satu produk unggulannya yakni pesawat baling-baling CN235 dengan teknologi Anti-Submarine Warfare (ASW). Pesawat CN235 ini bisa dilengkapi oleh sonar dan radar khusus yang mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.

Pesawat CN235 Buatan PT DI Mampu Lacak Keberadaan Kapal Selam

"Kita coba anti submarine di pesawat CN235. Kita upgrade menjadi anti submarine. Dia bisa deteksi kapal selam," kata Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI Budiman Saleh kepada detikFinance, Jumat (3/10/2014).

Selain dilengkapi teknologi anti kapal selam, CN235 bisa dipasang torpedo. Teknologi anti kapal selam ini baru terpasang pada pesawat CN235 yang dibeli dan dimiliki oleh militer Turki.


"Kita ujicobakan pada CN235 di Turki," sebutnya.

Budiman menjelaskan insinyur PTDI memiliki kemampuan di bidang rekayasa atau pengembangan pesawat. Dengan kemampuan itu, para insinyur mampu meningkatkan kemampuan CN235 yang awalnya merupakan produk kerjasama PTDI dan Cassa Spanyol (sekarang Airbus Military) tersebut.

"Kita banyak buat rekayasa, itu justru bikin nilai lebih tinggi. Itu dilakukan dari Bandung semua," sebutnya.

Dengan nilai tambah ini, harga pesawat pun bisa melonjak. Varian termahal seperti CN235 MPA. Pesawat yang biasa digunakan untuk patroli laut atau marine patrol ini telah dipakai militer Indonesia dan penjaga pantai Korea Selatan.

"CN235 sangat variatif harganya. Minimal US$ 28 juta. Itu sangat basic sedangkan untuk yang kompleks bisa US$ 55 juta," jelasnya.

PTDI berencana mengembangkan varian CN235 next generation (nextG). Nantinya kapasitas penumpang akan dinaikkan. Pesawat, CN235 nextG ini, menggunakan sistem navigasi dan komunikasi digital dan glass cockpit technology.

No comments