Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Benarkan Pesawat F-16 C/D Block 25 Indonesia Setara dengan F-16 C/D Block 52

Posted: 08 Jul 2014 11:07 PM PDT

Benarkan pesawat F-16 C/D Block 25 yang dihibahkan AS kepada Indonesia setelah di-upgrade akan memiliki kemampuan setara F-16 C/D Block 52 ?

Pesawat tempur F-16 C/D yang saat ini sedang di-upgrade di Hill AFB memiliki nama resmi F-16 C/D k 52 ID, memang akan memiliki kemampuan dalam banyak hal setara F-16 Block 52,  khususnya kecanggihan avionik, kemampuan tempur, dan jenis persenjataannya. Seluruh pesawat hibah sebelumnya digunakan AU AS dan sudah disimpan dengan baik di Davis Monthan AFB/AMARG (Aerospace Maintenance & Regeneration Group) di gurun yang sangat kering sehingga sangat ideal sebagai tempat penyimpanan pesawat AU AS. Sementara seluruh mesin pesawat F-16 C/D 52ID yaitu F100-PW-220/E menjalani upgrade di pabrik Pratt & Whitney di Old Kelly AFB, sehingga memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin standar.


Benarkan Pesawat F-16 C/D Block 25 Indonesia Setara dengan F-16 C/D Block 52

Sebetulnya F-16 C/D 52ID F-16 berdasarkan F-16 C/D Block 25 yang memiliki bentuk fisik dan berat kotor maksimum serta tipe mesin yang sama dengan F-16 Block 15 A/B OCU yang kita miliki. F-16 C/D 52ID memiliki berat kotor maksimum 37.500 lbs dan mesin jet turbo fan yang sama yaitu Pratt & Whitney F100-PW-220/E dengan daya dorong 24.000 lbs sehingga  memiliki thrust to weight ratio 0,64. Beda dengan F-16 C/D Block 52 yang mempunyai berat kotor maksimum 52.000 lbs dan didorong mesin F100-PW-229 dengan daya dorong 29.000 lbs yang memiliki T/W ratio 0,56.  Dalam close combat atau pertempuran udara jarak pendek, F-16 TNI AU dengan T/W ratio lebih besar memiliki kelincahan lebih baik dari F-16 Block 52.


Selanjutnya pesawat menjalani upgrading dan refurbished rangka serta sistem avionik dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center di Hill AFB, Odgen, Utah. Rangka pesawat diperkuat, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, semua sistem lama direkondisi menjadi baru dan sistem baru ditambahkan agar pesawat lahir kembali, siap menjadi pesawat baru dengan kemampuan jauh lebih hebat dari saat kelahirannya.

Menyangkut peningkatan kemampuan memang F-16 C/D Block 52 dengan daya dorong lebih besar mampu mengangkut senjata lebih berat dan bisa dipasang Conformal Fuel Tank di punggung dan menggotong drop tank 600 gallon sehingga bisa terbang lebih jauh. Namun untuk urusan pertempuran udara, dengan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T  (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C, jelas F-16 C/D 52ID TNI AU tidak kalah dengan Block 50/52.

Bahkan dipastikan dalam duel jarak dekat, F-16 C/D 52ID TNI AU mampu mengungguli Block 50/52 soal kelincahan.Untuk serangan permukaan darat dan perairan, F-16 ID juga mampu menggotong persenjataan kanon 20mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb, rudal AGM-65 Maverick, AGM-84 Harpoon antikapal, AGM-88 HARM antiradar, ACMI Pod serta mampu menggunakan navigation dan targeting pod untuk operasi malam hari serta misi Suppression Of Enemy Air Defence (SEAD), yaitu menghancurkan pertahanan udara musuh.  Improved data modem memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain dan radar darat, radar laut atau radar terbang.

Upgrade F-16 C/D 52ID tidak main-main karena mengejar kemampuan setara dengan Block 52, di antaranya memasang Mission Computer MMC-7000A versi M-5 yang dipakai Block 52+ dan bahkan F-22, dilengkapi komputer sistem kemudi (FLCS) digital, sepasang Multifunction Displays Berwarna block-52, HUD lebar block-52 dengan kemampuan night vision,  digital terrain system & Digital Moving Map block 52, color cockpit camera block-52, throttle grip & side stick controller Block-52, countermeasures management switch to control ALE-47, voice message unit untuk collision avoidance system dan ground avoidance advisory function Block-52.

Pemindahan landing/taxi lights ke nose landing gear door untuk memberi tempat pada targeting pod, improved data modem link 16 Block-52, embedded GPS INS (EGI) block-52  yang menggabungkan fungsi GPS dan INS, common data entry electronics unit Block-52,  AN/ALQ-213 electronic warfare management system, ALR-69 Class IV radar warning receiver,  ALE-47 countermeasures dispenser set untuk melepaskan chaff/flare serta pemasangan instalasi drag chute Block-52 yang akan dipasang di Indonesia.

Sementara radar AN/APG-68 (V) di-upgrade software agar meningkat kemampuannya sesuai mission computer 7000A. Prinsipnya F-16 C/D 52ID TNI AU menjalani program The Common Configuration Implementation Program (CCIP) seperti yang dilakukan pada F-16 CD Blok 40/42 AU AS agar meningkat menjadi standar Blok-50/52.

Semua F-16 C/D 52ID TNI AU juga menjalani modifikasi struktur rangka pesawat dengan program Falcon STAR (Structural Augmentation Roadmap) sehingga umur rangka pesawat menjadi lebih dari 10.000 jam. Hal ini memungkinkan pesawat dipakai 10 tahun lagi sebelum menjalani Dervice Life Extension Program (SLEP) yang mampu menambah umur rangka pesawat sekitar 2.000 jam atau 10 tahun masa pakai.

Pada saat usia pakai F-16 C/D 52 ID berakhir maka diharapkan Indonesia sudah memiliki armada pesawat tempur modern  masa depan generasi 4,5 atau generasi 5. F-16 C/D 52ID ini merupakan jembatan yang sangat baik untuk membawa Indonesia selangkah lebih maju, tidak hanya menghasilkan penerbang dan teknisi yang mahir, namun juga membawa kita untuk bersama-sama menguasai teknologi, manajemen, dan taktik pertempuran udara modern, khususnya dalam operasi gabungan dengan alutsista lain di darat, laut dan udara. Sehingga tahu apa yang diperlukan Indonesia untuk membangun air power yang kuat. (Kol. Pnb. Agung "Sharky" Sasongkojati | Angkasa)

Apresiasi Eropa kepada Model Kerjasama Airbus-Indonesia

Posted: 08 Jul 2014 11:02 PM PDT

Pola kerjasama Airbus Defence and Space dan PT Dirgantara Indonesia kembali mendapat apresiasi internasional. Airbus Defence and Space, Head of Military Aircraft, Domingo Urena Raso, mengungkap pujian itu di hadapan puluhan wartawan kedirgantaraan dunia, sembari menjelaskan bahwa kerjasama kedua pihak merupakan model kerjasama bisnis dan industri yang mampu memelihara dan memenuhi kebutuhan pasar regional.

Apresiasi Eropa kepada Model Kerjasama Airbus-Indonesia
Pesawat C-295

Ketika angkatan udara di berbagai negara Eropa menghadapi masalah pemotongan anggaran, combined customer base yang dibangun di luar Eropa, seperti PT Dirgantara Indonesia, justru mampu memberi harapan yang lain. Potensi pasar juga tampak bersinar di Timur Tengah dan Amerika Latin. Dalam beberapa tahun terakhir, pemotongan anggaran membuat banyak pemerintahan selektif dalam menentukan pilihan alutsista, termasuk untuk pesawat militer. Kini, mereka cenderung memilih pesawat yang mampu melakukan aneka ragam misi.


Berikut laporan langsung wartawan Angkasa Adrianus Darmawan dan Dudi Sudibyo dari ajang Airbus Defence and Space Trade Media Briefing (TMB) 2014, 10-11 Juni lalu di Sevilla dan Madrid, Spanyol. Di bagian lain, dari ajang Airbus Innovation Days 2014 di Toulouse, Perancis, Dudi Sudibyo juga menyampaikan perkembangan terkini pertarungan dua raksasa besar produsen pesawat komersial badan besar, Airbus dan Boeing.

Pernyataan Domingo Urena Raso pada jamuan makan malam di sebuah daerah sejuk di pinggiran kota Sevilla itu jelas bikin puluhan wartawan penerbangan dunia terhenyak. Tak terkecuali Angkasa. Pasalnya, industri pesawat terbang terbesar di dunia ini bukanlah yang terhebat di antara 22 subsidiaries yang berdiri di berbagai negara. Kenapa justru PT Dirgantara Indonesia (DI) yang diunggulkan? Adakah keunikan khusus dari pabrik pesawat yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat ini?

Seperti biasa, pimpinan Airbus yang dikenal supel itu tak langsung menerangkan gamblang. Namun, dari paparan taktisnya terjelaskan berbagai hal. Menurutnya, DI bisa dijadikan model karena, pertama, didirikan atas dasar kesepahaman bilateral, dan, kedua, dalam perjalanannya, meski diwarnai berbagai rintangan,  telah ikut mengembangkan pasar yang cukup unik di kawasannya. DI begitu menarik perhatian negara-negara di sekitarnya karena memproduksi pesawat transpor militer badan kecil/menengah yang bisa digunakan untuk berbagai misi.

Kerjasama telah dimulai sejak 1976, ketika Airbus Defence and Space yang bermarkas di Spanyol masih bernama CASA (Construcciones Aeronauticas SA). Diawali pembuatan pesawat badan kecil berlisensi C-212 Aviocar, kini kerjasama dengan DI telah meningkat dengan produk yang masih tetap populer, yakni pesawat transpor badan menengah CN235 dan C295. Selain bisa digunakan untuk misi standar angkut pasukan, keduanya juga bisa didayagunakan untuk misi bantuan kemanusiaan, patroli maritim, pemantauan lingkungan dan lain-lain. Belakangan C295 sudah bisa dipesan dalam versi airborne early warning.

Sampai saat ini, CN235 yang pertama kali diperkenalkan pada 1988, masih tetap digemari berbagai operator di kawasan Asia. Seperti dikatakan Direktur Komersial dan Restrukturisasi DI, Budiman Saleh. "CN-235 masih tetap jadi favorit, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Pesawat ini dibeli Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Brunei, Uni Emirat Arab, Pakistan, Senegal dan lainnya." (Kompas (15/2/2014).

Hingga kini, lebih dari 270 unit CN235 telah terjual ke berbagai negara. Selain dibeli berbagai operator di wilayah Asia, Timur Tengah, dan Amerika Selatan,  pesawat ini juga dibeli sejumlah negara di Eropa dan Amerika Utara. Sementara C295, tercatat lebih dari 120 unit telah terjual. Berkat peraihan total market-share mencapai 58 persen antara 2005 sampai 2014, kedua pesawat selanjutnya tercatat sebagai market-leader di kelas transpor menengah.

Selain dengan Airbus DS, DI juga menjalin kerjsama yang cukup penting dengan unit bisnis strategis Airbus Group lainnya, yakni Airbus Helicopter, terkait penjualan dan perawatan helikopter EC225/775; juga dengan Bell-Textron AS terkait pembuatan helikopter Bell-412.

Meski dikatakan masih perlu kesepahaman dan pendekatan lebih lanjut, Domingo Raso tak memungkiri bahwa pemerintah Indonesia telah ikut mendukung upaya pemasaran pesawat-pesawat tersebut. Di antara yang terbaru adalah lawatan ke enam negara (Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Malaysia) pada Mei 2013 untuk memperkenalkan C295. Melalui beberapa pertemuan intens, empat negara yakni Filipina, Myanmar, Thailand, bahkan Timor Leste, mengajukan berbagai pesanan.

Ketangguhan-kemudahan

Dalam TMB 2014, secara detail, Airbus DS menyampaikan laporan tahunan performa bisnis, perkembangan uji terbang atas beberapa produk baru serta program layanan purna atas produk-produknya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya mereka bergerak dalam pembuatan, pemasaran, program pelatihan serta layanan purna jual untuk pesawat CN235, C295, A400M dan A330 MRTT, mulai Desember 2013 lalu kepadanya ikut "dititipkan" pesawat tempur Eurofighter Typhoon dan Sistem Pesawat Tanpa Awak (UAS).  (Angkasa)




Menhan : Siapa yang Ganggu Pemilu, Lumpuhkan di Tempat!

Posted: 08 Jul 2014 09:12 PM PDT

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro langsung bertolak ke Posko Pemantauan TNI, setelah mencoblos di TPS 01 Kelurahan Senayan, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro beserta istri, mencoblos di TPS 01 Kelurahan Senayan, Kompleks Widya Chandra, Jakarta

Ia menegaskan, pihak yang mengganggu pemilu harus segera ditindak. "Saya langsung ke Posko Pemantauan TNI di Kodam Jaya," ujar Purnomo setelah mencoblos.

Menhan akan memantau kondisi di seluruh Indonesia. Berdasarkan laporan yang ia terima Selasa (8/7/2014) malam, sejauh ini kondisi masih aman terkendali. "Hanya ada sedikit masalah di Los Angeles dan Hongkong. Ketersediaan surat suara cadangan plus dua persen, animonya membeludak," kata Purnomo.


Pemilih yang datang di Los Angeles, lebih banyak daripada ketersediaan surat suara cadangan 2 persen. Salah satu faktornya, karena wisatawan asal Indonesia di luar negeri bisa memilih dengan menggunakan paspor. Meski pemilih membeludak, Menhan menyebutkan, semuanya masih berjalan lancar. "Sejauh ini berjalan lancar. Antre semua. Di Belanda meski hujan lebat, pemilih tetap antre," sebut Purnomo.

Ia juga mengatakan animo masyarakat baik dalam menyambut Pemilu Presiden 2014 ini. Untuk menjaga keamanan suasana, Menhan mengerahkan pasukan yang siap siaga di seluruh Indonesia. "Pantau seluruh Indonesia dengan 31.000 pasukan. Siapa yang ganggu pemilu, lumpuhkan di tempat," tegasnya.

Purnomo mengaku, Kemenhan hanya bertugas untuk mem-back up kepolisian. Namun, jika suasana mendesak, Menhan bisa bertindak bersama Panglima TNI. Purnomo mencoblos ditemani istri yang datang pukul 09.15. Purnomo mengenakan batik berwarna cokelat, sedangkan istrinya mengenakan terusan motif bunga-bunga warna kuning. (Kompas)

Kapal Penangkal Pencuri Ikan Indonesia

Posted: 08 Jul 2014 08:12 PM PDT

Empat kapal Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia (SKIPI) dengan spesifikasi dan postur termutakhir akan beroperasi pada Oktober 2015. "Selesai pembuatannya pada 2015 dan siap beroperasi pada Oktober tahun itu juga," kata Direktur Kapal Pengawas Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Halomuan.

Kapal Penangkal Pencuri Ikan Indonesia

Empat kapal SKIPI ini mampu berlayar hingga 14 hari karena memiliki ukuran tangki bahan bakar yang lebih besar. Endurance kapal jauh lebih tinggi dari 27 kapal patroli pengawas yang kini dioperasikan Ditjen PSDKP, yang hanya mampu bertahan dua hari, sebelum harus mengisi ulang bahan bakar.

Kapal Skipi yang baru ini akan difungsikan untuk memberantas praktik pencurian ikan (illegal fishing) di perairan laut Indonesia.


Dengan daya tahan yang cukup lama, empat kapal SKIPI ini diharapkan dapat melakukan patroli semaksimal mungkin dan menjaga potensi perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) daerah Timur dan Barat Indonesia. Rencananya dua ditempatkan di wilayah Timur (Stasiun Tual) dan Barat (Stasiun Batam atau Pontianak).

Kapal dengan kecepatan 26 knot ini memiliki jarak pantauan radar mencapai 120 mil laut (1 mil : 1,8 kilometer), dibandingkan kapal patroli biasa yang hanya 36 mil laut.

Posturnya pun lebih gagah dengan panjang 60 meter, dibandingkan kapal patroli biasa yang berukuran 42 meter. Terdapat ruang laboratorium yang lebih luas dan juga ruang tahanan (untuk nelayan ilegal yang ditangkap). Kapal ini mayoritas dibuat dengan bahan baku baja asli yang kuat dan tahan lama. Teknologi yang digunakan pun cukup canggih, kapal dilengkapi sonar dan penginderaan jarak jauh serta mesin handal buatan MTU Jerman.

Kapal yang mulai dirakit pada 2013 ini diproduksi oleh PT. Daya Radar Utama yang menghabiskan anggaran Rp 140 miliar untuk satu kapal atau total Rp 560 miliar.

"Spesifikasinya hebat. Bahkan banyak orang menganggap mesin yang digunakan paling hebat, kita pakai MTU Jerman ini paling hebat. Kita panggil pakar ITS. Mesin MTU itu digeber 10 jam nonstop masih meringis-ringis," ujar Direktur Kapal Pengawas Dirjen PSDKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Halomuan.

Perairan Indonesia dengan tiga wilayah fokus utama yakni Perairan Natuna, Sulawesi, dan Arufuru kerap menjadi sasaran tindakan penangkapan ikan ilegal, penangkapan yang tidak dilaporkan dan penangkapan yang menyalahi aturan (IUU Perikanan).

Kegiatan perikanan ilegal tersebut mengganggu perolehan manfaat dari potensi perikanan tangkap Indonesia, yang berdasarkan data resmi di Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/2011 berjumlah 6,5 juta ton per tahun.

Dengan adanya empat kapal SKIPI tersebut, Ditjen PSDKP akan memiliki 31 kapal patroli pengawas. Saat ini, 10 kapal beroperasi di wilayah perikanan Indonesia Barat seperti Natuna, Anambas, Karimata, dan lainnya. Sebanyak 11 lainnya di Indonesia Timur, tepatnya di perairan Sulawesi dan Arufuru. Sedangkan enam lainnya merupakan kapal kecil yang operasionalnya dibagi seimbang antara dua wilayah itu.

Wilayah operasi kapal akan mencakup spot zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia yang rawan tindakan illegal fishing. Daerah-daerah itu mencakup Laut Arafura dan Utara Laut Sulawesi (Timur Indonesia) dan Barat Natura serta Laut China Selatan terutama segitiga emas antara Indonesia, Malaysia dan Thailand.

"Intinya kita harus lebih pintar. Kalau kita lebih rapi, kecil kemungkinan terjadi pelanggaran di laut," ujarnya.(detik.com).

Kemenristek susun Agenda Riset Nasional (ARN) periode 2015-2019

Posted: 08 Jul 2014 08:02 PM PDT

Dalam rangka menyusun Agenda Riset Nasional (ARN) periode 2015-2019. Pada tanggal 6 Mei 2014, Kedeputian Relevansi dan Produktivitas IPTEK khususnya Asdep Relevansi Program Riset IPTEK menyelenggarakan Konsinyering dengan mengundang Segenap Staf Ahli Komisi Teknologi Dewan Riset Nasion (DRN) dan pejabat terkait dilingkungan Kementerian Ristek dan BPPT.


Ahmad Dading Gunadi sebagai penanggung jawab kajian penyusunan draft ARN, dalam pembukaannya mengharapkan supaya konsinyering tersebut dapat mengintegrasikan masukan-masukan sebelumnya dan menuliskannya dalam bentuk narasi. Bahan yang digunakan berasal dari Rakornas IPTEK 2013, kajian akademis ARN 2010-2014 tahun 2013 maupun dari hasil-hasil rapat serial sebelumnya, baik yang dilakukan oleh masing-masing Komisi Teknologi DRN maupun beberapa FGD yang telah diinisiasi oleh Kementerian Ristek yang melibatkan sejumlah sektor terkait seperti BAPPENAS, Balitbang, dan Sektor terkait lainnya.





Agenda Riset ke depan akan mendukung peningkatan nilai tambah sumberdaya menjadi produk yang berdaya saing. Oleh karena itu, dalam diskusi disepakati bahwa penentuan agenda riset mengacu kepada kebijakan sektor yang telah disusun oleh masing-masing Kementerian/Lembaga. Riset-riset yang akan dilakukan harus dapat memberikan percepatan bagi sektor untuk mencapai target-target yang telah ditentukan.  Fokus ARN riset ke depan akan dibagi ke dalam dua prioritas yaitu Prioritas Riset Nasional dan Prioritas Riset Bidang Fokus.



Dalam Prioritas Riset Nasional akan difokuskan kepada 3 fokus yaitu Food, Energy dan Water (FEW). Dari diskusi sepakat mengusulkan minimal ada tiga topik riset untuk masing-masing fokus tersebut. Untuk fokus Food diusulkan 3 tema riset yaitu Lahan Sub Optimal, Bioindustri Sawit, dan Produk Maritim. Sementara itu, untuk fokus Energy terbagi ke dalam tema riset panas bumi, bahan bakar nabati, dan konservasi energi. Untuk fokus Water akan ditujukan untuk melakukan riset terkait pengelolaan air bersih, ketersediaan air dan pengendalian air.

Prioritas Riset Bidang Fokus akan menjadi bagian dari ARN 2015-2019 yang terdiri dari 7 bidang fokus yaitu Teknologi Pangan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi Energi, Teknologi Kesehatan dan Obat, Teknologi Transportasi, Teknologi Hankam, dan Material Maju. Dalam setiap bidang fokus akan dijelaskan mengenai kebijakan sektor,  tema riset, sub tema riset dan topik riset yang sebagai besar mengakomodasi hasil dari Rakornas Iptek tahun 2013. Beberapa tema riset diantaranya adalah untuk :
 

  1. Teknologi pangan adalah teknologi hortikultura, pertanian, budidaya perikanan, efisiensi produksi pangan dsb. 
  2. Teknologi energi adalah tenologi minyak dan gas bumi, batubara, EBT dsb.
  3. Teknologi kesehatan dan obat adalah vaksin, bahan baku obat; alat kesehatan, biosimilar, dsb.
  4. Teknologi transportasi adalah trasportasi multimoda, transportasi perkotaan, keselamatan dan keamanan transportasi, dsb.
  5. Teknologi hankam adalah riset mendukung prioritas KKIP.
  6. Teknologi material maju adalah teknologi gasifikasi batubara, bahan baku besi baja, baterai, dsb.
  7. dan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Dalam kalimat penutupnya, Ahmad Dading Gunadi mengharapkan, bahwa rekomendasi yang dihasilkan dari konsinyering tersebut selanjutkan akan diperdalam lagi dalam tim kecil sekaligus melakukan verifikasi dengan melibatkan para pakar masing-masing Komtek DRN dan segenap pejabat di Kementerian Ristek. Dengan demikian, akan dihasilkan satu konsensus terkait tema-tema riset FEW yang merupakan prioritas riset nasional. (ADRPR-DEP IV).




Teknologi pangan

Teknologi pangan adalah teknologi hortikultura, pertanian, budidaya perikanan, efisiensi produksi pangan dsb. Bekurangnya lahan pertanian yang subur secara progresif disertai perubahan iklim global mengancam pasokan pangan nasional. Sementara itu fakta menunjukkan bahwa kebutuhan pangan selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang pesat.

Kedua fakta tersebut menyebabkan emampuan penyediaan pangan semakin terbatas, sehingga jika tidak dicarikan solusinya dapat mengarah pada terjadinya krisis pangan. Oleh sebab itu diperlukan terobosan teknologi untuk dapat menggunakan lahan-lahan suboptimal yang saat ini masih belum dimanfaatkan dengan baik agar ketahanan pangan dapat dijaga.Lahan-lahan sub-optimal masih tersedia luas di Indonesia, terutama lahan kering masam, rawa pasang surut, rawa lebak, rawa gambut, dan lahan kering.

Pengelolaan lahan suboptimal perlu dilakukan secara berkelanjutan (dengan memperhatikan aspek lingkungan) dan bersifat inklusif agar petani dan masyarakat lokal dapat berpartisipasi aktif agar dapat meningkatkan kesejahteraannya. Selain upaya perbaikan karakteristik fisika, kimia, dan biologi tanah lahan-lahan suboptimal; perlu juga secara paralel dilakukan pengembangan varietas/kultivar unggul adaptif untuk masing masing karakteristik lahan suboptimal, baik melalui conventional breeding maupun aplikasi bioteknologi.

Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam yang dimiliki di Indonesia, maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada tanaman budidaya pangan dan hortikultura unggul dan tahan penyakit di lahan suboptimal dan di area Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan dan kehutanan bernilai tambah tinggi, peternakan dan veteriner, perikanan budidaya dan perikanan tangkap di lahan terbatas, riset bioteknologi dan sumber daya genetika pertanian, pengembangan model integrasi tanaman-ternak-energi (biogas), serta pengembangan Smart Village (konservasi, diversifikasi, integrasi, dan optimalisasi sumber daya lingkungan).


Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau Geothermal (ilustrasi)

Teknologi Energi

Teknologi energi adalah teknologi minyak dan gas bumi, batubara, EBT dsb. Energi sangat vital bagi perekonomian kita karena tidak ada kegiatan manusia yang tidak memerlukan energi. Sementara itu cadangan energi fosil kita semakin menipis. Penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan padaupaya untuk mewujudkan tercapainya elastisitas energi kurang dari satu pada tahun 2025.

Terobosan teknologi diperlukan untuk mendorong pemanfaatan sumber energi baru/terbarukan, intensifikasi pencarian dan pengembangan sumber energi (migas, panas bumi, angin, biomasa, energi laut, matahari, air), dan konservasi energi termasuk pengembangan Penerapan Jalur Umum (PJU) pintar dan smart grid. Untuk mendukung peningkatan elektrifikasi nasional maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada pengembangan energi panas bumi, energi angin, energi surya, fuel cell, energi nuklir, dan energi arus laut.

Untuk mendukung penyediaan bahan bakar dari energi baru/terbarukan maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada biofuel (penyiapan refinery, proses, engineering, manufaktur, dan tata niaga), biomass, biogas, batubara muda (teknologi batubara bersih), surya, thermal, hidrogen, dan Coal Bed Methane (CBM).




Bus Listrik buatan anak bangsa

Teknologi dan Manajemen Transportasi

Teknologi transportasi adalah trasportasi multimoda, transportasi perkotaan, keselamatan dan keamanan transportasi, dsb. Dengan meningkatnya kegiatan manusia maka meningkat pula kebutuhan transportasi nasional. Untuk itu diperlukan teknologi transportasi yang tepat guna, cepat, aman, nyaman, terjangkau, hemat energi, dan ramah lingkungan yang dapat menghubungkan kegiatan perekonomian nasional secara efektif dan efisien.

Untuk mendukung hal ini maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada sistem transportasi multimoda untuk konektivitas nasional; sistem transportasi perkotaan; sistem transportasi untuk sistem logistik; teknologi keselamatan dan keamanan transportasi; klaster industri transportasi; dan riset pendukung transportasi. Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang transportasi harus senantiasa diikuti dengan penerapan standar.




Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai peran yang vital bagi perekonomian kita. Masalah utama yang dihadapi adalah adanya kesenjangan digital yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi. Oleh karena itu, fokus penelitian, pengembangan, dan penerapan TIK adalah sebagai berikut: pengembangan infrastruktur untuk IT security, IT defence and IT safety; pengembangan sistem dan framework/platform perangkat lunak berbasis Open Source untuk mendukung e-Government, e-Business, e-Services; e-Health, peningkatan konten TIK; pengembangan teknologi dan konten untuk data dan informasi geospasial; dan penelitian pendukung yang meliputi riset sosial dan penyediaan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat.





Teknologi Kesehatan dan Obat

Teknologi kesehatan dan obat adalah vaksin, bahan baku obat; alat kesehatan, biosimilar, dsb. Beberapa kondisi nasional yang perlu dijadikan acuan dalam pengembangan iptek kesehatan dan obat adalah :

  1. Tiga beban (triple burden) kesehatan nasional adalah: (1) pergeseran demografi (meningkatnya jumlah lansia); (2) meningkatnya penyakit tidak menular (stroke, jantung, diabetes, kanker, dll); dan (3) masih tingginya penyakit infeksi (dengue, malaria, HIV/AIDS, dll). 
  2. Industri farmasi merupakan komponen utama dalam dalam pembangunan kesehatan, utamanya dalam penyediaan obat. Struktur industri farmasi nasional belum kuat, lebih dari 95% bahan baku obat tergantung impor.
  3. Kedepan pengobatan penyakit diarahkan pada terapi target dengan menggunakan produk obat berbasis protein dan turunannya yang dihasilkan melalui bioteknologi (biofarmasetika) dan sel punca. Di Indonesia produk obat biofarmasetika dan sel punca belum berkembang.
  4. Sumberdaya tanaman obat yang melimpah dan kekayaan budaya pengobatan tradisional merupakan keunggulan komparatif yang harus dikembangkan menjadi komoditi kompetitif dengan dukungan industri yang kuat. Daya saing industri obat herbal masih rendah. Kualitas bahan baku dan produk jadi masih harus ditingkatkan. Pengembangan ekstrak terstandar merupakan terobosan untuk peningkatan kualitas bahan baku dan pengembangan obat herbal terstandar merupakan upaya meningkatkan khasiat dan mutu produk obat herbal .
  5. Kebutuhan alat kesehatan lebih dari 95% tergantung impor. Industri alat kesehatan dalam negeri belum berkembang. Pengembangan prototip alat kesehatan prioritas dan SNI alat kesehatan sangat diperlukan untuk mendorong daya saing industri dalam negeri dan mengurangi masuknya produk luar.



Teknologi Material Maju

Teknologi material maju adalah teknologi gasifikasi batubara, bahan baku besi baja, baterai, dsb. Indonesia kaya bahan tambang yang mengandung logam tanah jarang (rare earth) yang sangat dibutuhkan dalam produksi berbagai produk teknologi tinggi. Saat ini logam tanah jarang terbuang begitu saja sebagai limbah dari pengolahan bahan tambang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian dan pengembangan untuk mengekstrak logam tanah jarang tersebut. Selain itu, penelitian dan pengembangan material maju difokuskan pada material katalis untuk gasifikasi batubara, bahan baku dan produk besi baja, pemisahan uranium, baterai (energy storage), dan functional and nano materials untuk bahan pendukung industri.





Teknologi Pertahanan dan Keamanan

Untuk mendukung ketersediaan alutsista yang mempunyai daya deterrence effect tinggi dan sejalan dengan program Komite Kebijakan Industri Pertahanan, maka penguasaan Iptek pertahanan dan keamanandimaksudkan untuk mendorong kemandirian dalam teknologi pendukung daya gerak, teknologi pendukung daya gempur, Komando, Kendal, Komunikasi, Komputer, Informasi, Pengamatan dan Pengintaian (K4IPP), teknologi pendukung dan alat perlengkapan khusus, kajian strategis hankam, dan sumber daya pertahanan. Untuk itu, pada kurun waktu 2015- 2019 penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek pertahanan dan keamanan difokuskan pada pesawat tempur, kapal perang/kapal selam, roket balistik dan kendali, kendaraan tempur, radar, elektronika pertahanan, pesawat Udara Nir Awak (UAV), dan munisi kaliber besar.
Sumber :(Ristek.go.id|JKGR)

No comments