Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia


Jet Tempur KFX dipastikan Menggunakan Twin Engine

Posted: 20 Jul 2014 03:13 PM PDT

Militer Korea Selatan memutuskan untuk menggunakan dua mesin (twin engine) pada jet tempur KFX masa depan, bukan satu mesin, meski masih adanya kekhawatiran atas nilai ekonomis dan teknis dari pengembangan pesawat bermesin ganda.

Desain KFX twin engine
 
Dewan Gabungan Kepala Staf (JCS) menggelar rapat untuk pengambilan keputusan Jumat kemarin (19/07/2014), untuk membuat pilihan tentang jumlah mesin untuk jet KF-X yang dikembangkan di dalam negeri dengan bantuan teknis dari mitra asing.

Korea Selatan berniat memproduksi 120 atau lebih pesawat KF-X setelah tahun 2025, untuk menggantikan F-4s dan F-5s Angkatan Udara yang sudah tua, yang sebagian besar akan dinonaktifkan sebelum pertengahan 2020-an. KF-X bisa jadi setara dengan jet tempur advanced F-16 (block 50, 52) yang dipersenjatai dengan sistem avionik tingkat tinggi.


"Dewan Gabungan Kepala Staf (JCS) membentuk satuan tugas untuk meninjau biaya, persyaratan dan jadwal pengembangan untuk KF-X selama delapan bulan," kata juru bicara JCS Eom Hyo-sik. "Sesuai dengan keputusan, pesawat bermesin ganda adalah pilihan yang tepat karena memenuhi kebutuhan operasional masa depan dan dapat membantu mengejar ketinggalan trend pengembangan pesawat negara-negara tetangga."

Mesin F414 GE atau Eurojet EJ200.
Jet bermesin ganda KFX dijadwalkan mulai operasional tahun 2025, tertunda dua tahun dari target awal.

DAPA / The Defense Acquisition Program Administration, akan memulai tawaran kontrak mesin KFX pada awal bulan depan. Menurut pejabat DAPA, calonnya akan mencakup mesin F414 GE dan Eurojet EJ200.



Keputusan JCS untuk menggunakan mesin ganda muncul di tengah perdebatan sengit atas kelayakan pengembangan jet KF-X. Lembaga yang dibiayai pemerintah, Korea Institute for Defense Analysis (KIDA) menentang keras desain twin-engine, karena akan berbiaya tinggi dan adanya tantangan teknis.

KIDA menilai pembangunan KF-X akan menelan biaya sekitar 9,6 triliun won (US $ 93 miliar), tetapi biaya akan menjadi dua kali lipat jika jet menggunakan desain mesin ganda.

Lembaga ini juga mengklaim jet tempur kelas F-16 dengan mesin ganda, tidak memiliki keunggulan kompetitif di pasar ekspor yang didominasi oleh AS dan pesawat tempur Eropa.

Kim Dae-young, anggota dari Korea Defense and Security Forum (think-tank swasta yang berbasis di Seoul), khawatir jika potensi pembengkakan biaya akhirnya akan menghambat pengembangan sistem avionik buatan dalam negeri.

"Berdasarkan rencana KF-X yang asli, radar dan avionik lainnya harus dikembangkan secara lokal, tetapi jika biaya pengembangan meningkat, sistem-sistem kemungkinan akan diadopsi dari perusahaan pertahanan asing," kata Kim.

Korea Aerospace Industries (KAI) juga menyukai tipe bermesin tunggal merujuk kepada jet latih supersonik, T-50 Golden Eagle, yang dikembangkan bersama Lockheed Martin. Dalam beberapa tahun terakhir, KAI berhasil membuat versi tempur ringan T-50 menjadi FA-50, yang diekspor ke Indonesia dan Filipina.

Namun, di sisi lain, Angkatan Udara Korea, didukung oleh lembaga negara, Agency for Defense Development (ADD) yang menepis kekhawatiran atas biaya maupun kesulitan teknis.

"Jet tempur KF-X adalah pesawat tempur generasi 4,5 yang dapat membawa senjata hingga 20.000 pounds atau lebih," kata seorang juru bicara Angkatan Udara. "Indonesia, mitra dari proyek KF-X, akan membeli sejumlah jet, dan ketika mulai produksi massal, biaya tentu akan turun".



Siasat Menutupi Kekurangan Teknologi

Juru bicara itu menambahkan, pesawat bermesin ganda, lebih besar dari KF-16 dan akan memberikan lebih banyak ruang untuk upgrade di masa depan dan membantu mengimbangi kekuatan udara di lingkungan yang terus tumbuh seperti China dan Jepang yang mempercepat modernisasi angkatan udara.

Lee Dae-yeol, kepala tim proyek KF-X ADD menyatakan pesawat tempur dengan konsep baru memiliki kelayakan ekonomi yang lebih baik dalam hal total biaya siklus hidup.

"ADD telah mendapatkan sekitar 90 persen dari teknologi independen yang dibutuhkan untuk KF-X," kata Lee. "Dari 432 teknologi yang dibutuhkan, lembaga ini hanya kekurangan 48 item, seperti mesin dan beberapa sistem avionik."

ADD berharap kekurangan teknologi itu bisa didapatkan dari offset yang harus disuplai Lockheed Martin, sebagai pemenang program pengembangan jet tempur F-X III Korea Selatan dan sebagian lagi dari perusahaan asing lainnya.

ADD memiliki visi ke depan bahwa KF-X Blok 2 akan memiliki tempat menyimpanan senjata internal, dan Blok 3 akan memiliki kemampuan stealth yang lebih meningkat, setara dengan tingkat siluman Bomber B-2 atau joint strike fighter F-35.

Indonesia adalah satu-satunya mitra KF-X pada saat ini. Indonesia menanggung 20 persen dari biaya pengembangan pesawat, sedangkan pemerintah Korea Selatan menanggung 60 persen. Dana untuk 20 persen sisanya masih belum jelas, dana KAI diharapkan untuk menanggung bagian dana 20 persen tersebut. (DefenseNews|JKGR)

Ini Penampakan KRI Usman Harun yang Segera Tiba di Indonesia

Posted: 20 Jul 2014 03:50 AM PDT

KRI Usman Harun di Inggris dijemput oleh 44 prajurit TNI AL. Kapal perang baru untuk menambah kekuatan maritim Indonesia itu telah berangkat menuju perairan Nusantara sejak Sabtu (19/7) kemarin.


KRI yang dikomandani oleh Kolonel Laut Didong (P) Rio Duta S.T, M.AP, itu tampak gagah dengan nomor lambung 359. Kapal perang jenis Multi Role Light Frigate ini memiliki sensor radar dan sonar avionik.

Kapal perang dengan warna abu-abu gelap yang berfungsi untuk kamuflase ini akan mengarungi lautan dnegan kecepatan 30 knot. Dari penampakannya, kapal ini juga memiliki helipad di bagian belakang untuk pendaratan helikopter.


Meriam utama di bagian depan siap untuk menghalau pesawat musuh dan dua meriam penangkis serangan udara di sisi kiri serta kanan kapal. Kapal ini juga memiliki kemampuan menembakan rudal ke udara.



Kemampuan radarnya juga sangat canggih, sehingga KRI Usman Harun dinilai sangat cocok menjaga kedaulatan NKRI.

Nama KRI Usman-Harun sempat diprotes Singapura, karena menganggap Usman dan Harun adalah teroris yang melakukan pemboman di Singapura pada tahun 1960-an. Namun, pemerintah tetap bersikukuh dengan nama itu, karena Usman dan Harun merupakan prajurit Marinir TNI AL yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.

KRI ini merupakan kapal perusak yang memiliki bobot 2.000 ton dan jangkauan tembakan yang jauh sejauh 40 nautical mile. Kapal ini adalah armada tercanggih TNI AL dibandingkan dengan yang lain. (Detik)

44 Prajurit TNI AL Berangkat ke Inggris, Jemput KRI Usman-Harun

Posted: 20 Jul 2014 03:34 AM PDT

KRI Usman-Harun, saat ini telah selesai proses pengerjaannya. 44 prajurit TNI AL diberangkatkan untuk menjemput dan langsung membawa pulang kapal tempur yang akan jadi kebanggaan Indonesia itu.

44 Prajurit TNI AL Berangkat ke Inggris, Jemput KRI Usman-Harun

"Sabtu, 19 Juli 2014 tim 44 KRI Usman Harun – 359 berangkat menuju ke Jakarta menggunakan kereta api dari stasiun Pasar Turi Surabaya yang selanjutnya akan berangkat menuju ke Inggris pada hari Senin 21 Juli 2014 dalam rangkaian kegiatan KPPK MRLF," kata Kadivkom KRI USH-359, Letda Laut (P) Asman Prasetyo dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (20/7/2014).

44 pasukan TNI AL itu terdiri dari 8 perwira dan 36 anggota. Sebelum diberangkatkan ke Inggris, ke 44 pasukan itu harus menjalani pengecekan akhir di Kolat Makoarmatim.


"Tim 44 yang terdiri dari 8 Perwira dan 36 Anggota terlebih dahulu berkumpul di Kolat Makoarmatim untuk pengecekan terakhir personel dan material yang akan dibawa," jelasnya.

Komandan KRI Usman -Harun adalah Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta S.T, M.AP. Sang komandan sudah berada di Inggris.

Nama KRI Usman-Harun sempat diprotes Singapura, karena negeri jiran itu menganggap Usman dan Harun adalah teroris yang merupakan pelaku pemboman di Singapura pada tahun 1960-an. Namun, pemerintah tetap bersikukuh dengan nama itu, karena Usman dan Harun merupakan prajurit Marinir TNI AL yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.

Kapal ini dilengkapi radar sensor dan avionik, serta beberapa pucuk meriam berkaliber sedang dan beberapa rudal. KRI ini merupakan kapal perusak, namun bertipe multi role light frigate (MRLF), yaitu sejenis kapal perusak ringan, yang memiliki bobot 2.000 ton dan jangkauan tembakan yang jauh sejauh 40 nautical mile. Kapal ini baru dan tercanggih dibandingkan dengan yang lain. (Detik)

No comments